4. Himpunan

1.8K 360 106
                                    

Aku lupa kasih warning di awal cerita, mumpung masih awal dan belum terlalu menuju tengah konflik.

Segala kejadian dalam cerita ini akan mengandung unsur dewasa, baik dalam kata ataupun penggambaran karakter dan lingkungan.

Diharapkan kebijaksanaan pembaca dalam menyikapi cerita ini.

Terimakasih.






































"Kenalin, gue Grizelle Fidelya Iva. salah satu perwakilan Himpunan Mahasiswa Indonesia di Singapura. lo bisa panggil gue Iva, Gisel atau Elya. terserah lo." perempuan bersurai sebahu itu begitu saja memperkenalkan diri.

Ya, akhirnya wanita yang selalu mengejar ini dengan berani memperkenalkan dirinya pada lelaki ter keras seperti batu di kampus ini.

"Gue dateng karena lo udah beberapa minggu ini nggak ikut kumpulan mahasiswa. ditambah lo selalu kabur kalo gue kejar." tambahnya lagi.

Tindakkannya ini jelas menarik atensi sang lelaki. membuat pria itu tersenyum sinis. tak mengangkan bahwa sosok didepannya benar-benar memperkenalkan diri setelah berbulan-bulan ia tak mengatahui namanya.

Pria itu berdecak, "gue nggak tertarik." Ujarnya singkat, kembali memfokuskan diri pada buku bacaanya itu.

Lawan bicaranya menghela napas, "meski lo nggak tertarik tapi lo harus absen untuk bukti bahwa lo mahasiswa aktif, dikedubes."

Manik kecokelatan itu berputar jengah, "dengan seringnya gue perpanjang visa, itu udah bukti kalo gue masih disini. Gue nggak perlu untuk ikut kumpulan, yang ada tugas gue terhambat."

Perempuan itu seketika merasa tersentak. Tak disangka baginya dapat terus bertemu dengan orang yang terkenal dingin satu kampusnya ini.

"Oke, fine." Ujar wanita itu ikut duduk di hadapan si lelaki.

Aksinya jelas membuat cowok itu menatap bingung, apa yang dilakukannya sebenarnya adalah tindakan yang berani bagi siapapun yang mengenal lelaki itu. Tapi ia tak peduli, asalkan satu tugasnya selesai ia rela melakukan apapun.

"Kalo gitu gue akan nunggu disini sampe lo mau."

Gila, itu batin sang lelaki. Ia menatap tak percaya pada perempuan dengan surai sebahu itu, wajahnya yang terpampang tanpa poni jelas menunjukkan bahwa perempuan ini adalah perempuan tegas, tapi itu bukan berarti lelaki ini akan mengalah.

"Oke," gumam sang pria bermaksud memancing emosi kembali cewek di hadapannya. Namun saat matanya kembali turun pada halaman buku, Hyunjin yang sedari tadi hanya menyimak perdebatan antar dua manusia ini hanya bisa menghela napas.

"Lo yakin mau nunggu Jeno?" tanyanya pada Iva. Perempuan itu mengangguk. sorot matanya terlihat sangat sungguh-sungguh, sekali lagi membuat Hyunjin membuang napasnya begitu saja.

"Yaudah, kalo gitu gue duluan aja ya. masih ada remedial yang harus gue kejar," pamit lelaki itu sesungguhnya hanya ingin menjauhi situasi yang terasa mencengkam.

Hyunjin tau Grizelle bukanlah perempuan lemah begitu saja. bahkan lelaki itu sedikit yakin bahwa Iva adalah Lee Jeno versi wanita. maka dari itu ia sudah menebak bahwa kedua orang itu sama seperti api dan api, akan saling membakar terus dan terus merambat.

setelah kepergian Hyunjin, Jeno hanya tersenyum sinis menyunggingkan sebelah garis bibirnya. tak abis pikir baginya wanita itu akan benar-benar menyusulnya dan memperkenalkan namanya setelah ia minta. "Siapa nama lo tadi?" tanya Jeno membuat Iva menanggah.

So Far Away Where stories live. Discover now