5. KONTRAK

2.7K 386 38
                                    

"Kalau sampai dia muncul, pilihannya lari atau mati. Saya sudah memeringatkan mereka untuk jangan sekali-kali melawannya."

Saat ini Ijichi tengah menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa anak kelas satu pada Gojo Satoru. Sementara itu Gojo berpendapat kalau mengirim mereka hanya demi menyelamatkan lima orang yang belum tentu masih hidup itu harusnya tidak terjadi. Para petinggi yang tidak menyukai Itadori sudah pasti memanfaatkan ketidakhadiran Gojo untuk melenyapkannya sampai harus mengorbankan Fushiguro, Kugisaki dan [Name].

"Jika tiga murid yang lain tewas juga, itu akan mempermalukanku. Ibarat sekali dayung tiga pulau terlewati, kan?" ujar Gojo.

Ya, tapi tidak ada yang menyangka saat sampai di TKP akan menjadi Kutukan Tingkat Tinggi. Untuk mencari dalangnya juga akan merepotkan. Mungkin semua petinggi Gojo bunuh saja.

Sementara di lain sisi, Fushiguro dan Kugisaki sedang menjenguk [Name]. Meski sudah sadar, gadis itu masih harus dirawat. Berbeda dengan Fushiguro yang sembuh setelah diobati Ieiri, [Name] justru terpaksa berbaring di rumah sakit lebih lama. Hal ini dikarenakan kemampuan Ieiri tidak berefek pada gadis itu. Jangan tanya mengapa bisa demikian, belum ada yang tahu jawabannya.

"Jadi, Itadori benar-benar sudah tiada, ya." ungkap [Name] bermuram durja. Menatap hampa lengan kanannya yang diperban.

"Bahkan dia mengatakan 'Hiduplah yang lama'. Kalau dia sendiri mati, itu tidak ada gunanya." imbuh Kugisaki yang duduk di sebelah [Name]. "Apa ini pertama kalinya rekan kalian mati?"

"Kalau yang seumuran denganku ... iya." Jawab Fushiguro tengah menyuapi [Name] dengan buah pir yang sempat ia beli sebelum kemari. Mengingat bahwa tangan gadis itu belum sepenuhnya pulih. Ya, sebenarnya hanya tangan kanan, sedangkan tangan kirinya sudah mulai baikan.

"Kau terlihat biasa-biasa saja, ya. Berbeda dengan [Name]." kata Kugisaki bertopang dagu.

[Name] masih menunduk. Meski baru dua minggu saling mengenal dia merasa sangat kehilangan. Jujur, [Name] sangat benci yang namanya kehilangan. Dia tidak semudah itu merelakan sesuatu jika yang dinilainya termasuk berharga. Termasuk Itadori. Bagi [Name], pemuda itu adalah orang yang supel dan bisa mengusir kebosanannya.

"Kalau kau ingin menangis, menangis saja Kugisaki." ujar [Name] kala mendapati wanita itu sedikit tersedu.

Kugisaki memalingkan muka. Malu lantaran ketahuan. Untungnya salah satu perawat datang dan mengatakan bahwa waktu berkunjung sudah habis.

"[Name] cepat sembuh, ya!" Harap Kugisaki seraya tersenyum, lalu keluar lebih dulu.

[Name] mengangguk pelan. Sedangkan Fushiguro masih diam di tempat.

"Langsung istirahat," pesannya setelah menaruh piring di atas nakas.

"Tentu saja, aku bukan anak kecil lagi dinasehati begitu." jawab [Name]. "Tapi, terima kasih."

Pria itu tertegun sesaat. Kemudian mengelus puncak kepala [Name]. Ia masih khawatir atas kejadian tempo hari lalu dan tak tega meninggalkan gadis itu seorang diri.

Sepeninggal kedua orang tersebut, [Name] merenung sebentar sambil menikmati pemandangan langit cerah dari balik jendela. Entah kenapa dia jadi teringat perkataan Sukuna waktu itu. Mengenai perjanjian, tuan, dan mark yang menggerayangi isi kepalanya. Lelah memikirkan banyak hal tak karuan, [Name] berinisiatif tidur. Berharap tubuh serta pikirannya normal seperti semula.

***

Sementara itu, di lain tempat....

"Jangan melihat ke dalam diriku tanpa izin. Itu memuakkan, bocah."

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionWhere stories live. Discover now