10. TERSEMBUNYI

1.6K 262 63
                                    

Gawat.

"SUKUNA!"

[Name] langsung tertarik ke belakang. Kaki dan pinggulnya terperangkap di salah satu kutukan yang entah berasal dari mana. Tubuh makhluk itu terbilang sangat besar, jauh berbeda dengan yang dia lawan tadi. Nahasnya [Name] tidak dapat mengambil senjata karena tangannya terlilit.

"Kenapa cuma menonton?!" jerit [Name] kala melihat Sukuna hanya berjalan santai sembari menaruh tangan di pinggang.

"Tadi bilang tidak butuh bantuan. Aku yakin kau bisa menyelamatkan diri," ungkap Sukuna enteng.

"Itu tadi. Cepat selamatkan aku!" teriak [Name] yang semakin tenggelam. Tak peduli pada siapa ia meminta bantuan.

"Tidak akan."

"Sia—"

Seketika [Name] tersedot ke dalam. Namun, anehnya dia tak merasakan apa-apa. Tanpa diduga Sukuna sudah menggendongnya ala bridal. Sebelum itu ia sudah menghancurkan si kutukan dengan sekali hempasan tangan. Menyisakan abu yang perlahan semakin menghilang.

"Kenapa bisa ada kutukan itu?"

"Sepertinya karena ini."

Sukuna memperlihatkan salah satu Pusaka Terkutuk berupa jari yang ia ambil dari kantung rok [Name].

"Kok?"

"Kemungkinan saat kau melawan kutukan pertama jari ini tersangkut di senjatamu. Makanya kutukan lain terpancing." dustanya. Padahal dia sengaja menaruh jari itu di sana. Yang artinya dua kutukan tadi terpancing oleh Sukuna. Lalu jika kamu bertanya bagaimana bisa dia mendapat benda terkutuk barusan, tentu jawabannya karena Sukuna sudah berduel dengan kutukan lain sebelum mengajak [Name] kemari.

Sementara [Name] mengangguk paham. Melirik Sukuna yang ternyata saat ini tengah menatap balik. Sesaat dia tersadar kalau pria itu masih menggendongnya.

"Turunkan aku!"

Memutar bola mata, Sukuna langsung menjatuhkan gadis itu. Tetapi [Name] sudah siaga jadi dia hanya sedikit oleng.

"Mana jarinya? Biar aku bawa ke sekolah untuk disimpan."

"Tidak mau."

"Heh!"

Tanpa membiarkannya bertindak duluan, Sukuna langsung menelan jari tersebut. Otomatis [Name] terbelalak.

"Ya, ampun."

Sukuna meregangkan badan. "Cukup sampai sini. Kita lanjutkan latihannya lain kali."

"Latihan apanya kau cuma menonton." cibir [Name] pelan. "Ngomong-ngomong bagaimana rasanya jari sendiri?"

Jujur, sebenarnya [Name] sudah lama ingin menanyakan hal tidak masuk akal ini. Akan tetapi, dirinya terlalu gengsi. Yang ia tahu jari Sukuna itu dilapisi oleh lilin kuburan.

"Seperti sabun."

"Masa?"

"Kau tidak boleh memakannya."

[Name] bergidik geli. "Ogah! Siapa juga yang mau. Aku kan cuma bertanya."

"Ya, siapa yang tau."

Sukuna hendak meninggalkan gadis itu, tapi ia segera menggenggamnya—mencengkeram—tanpa sebab. [Name] yang sempat komplain berangsur diam sebab teringat makhluk tersebut sudah menolongnya. Bukan berarti mengakui bahwa kutukan punya sisi baik, tapi [Name] cukup tahu berterima kasih meski dalam hati.

Tanpa ia ketahui dari kejauhan Roh Terkutuk berwujud manusia dengan sederet tambal sulam di wajahnya memperhatikan kejadian barusan, menyeringai sembari memegang dagu.

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionWhere stories live. Discover now