11. JIWA

1.6K 230 45
                                    

[Name] kembali memakai jubah sebab hari ini tidak ada pertemuan dengan Sukuna. Usai latihan pagi tadi ia langsung memilih jalan-jalan sambil mengisi kegabutan. Sebenarnya Kugisaki sempat menawarkannya untuk berbelanja, tapi urung karena Maki menyuruh gadis berambut orange dyed itu mengerjakan hal lain. Jadi, kapan-kapan saja mereka akan melakukan agenda girl time.

Di lorong, [Name] tak sengaja berpapasan dengan Itadori yang tampak terburu-buru. Gadis itu sempat menyapanya, tetapi malah diabaikan begitu saja. Tidak seperti biasa.

"Sumimasen, Ijichi-san. Mau ke mana?" tanya [Name] saat melihat Ijichi tampak mengejar pemuda itu.

"Oh, [Name-kun]. Ada masalah besar, aku harus segera menyusul Itadori-kun."

"Masalah apa? Boleh aku membantu?"

"Maaf, itu berbahaya. Sebaiknya kau kembali."

"Tapi ceritakan dulu apa yang sebenarnya terjadi."

Ijichi menolak dengan keras. Namun, lantaran [Name] terus membuntuti dan meneror akhirnya terpaksa dia menceritakan kejadiannya.

Sekarang ini kemungkinan besar Itadori akan pergi ke SMA Satozakura tempat di mana Yoshino Junpei berada. Sebelumnya, Ijichi menjelaskan bahwa Junpei adalah saksi mata sekaligus diperkirakan memiliki hubungan atas pembunuhan terhadap tiga siswa di suatu bioskop. Tak lupa ia menunjukkan tablet berisi berkas-berkas terkait kasus yang diambil dari dashboard mobil.

[Name] juga jadi tahu kalau Junpei termasuk korban perundungan sehingga sering kali tidak masuk sekolah. Mirisnya, sekarang pemuda itu justru kehilangan Ibunya akibat diserang oleh kutukan yang terpancing jari Sukuna. Makanya Junpei gelap mata dan melampiaskan kepada orang yang diduga menaruh Pusaka Terkutuk di rumahnya. Diam-diam [Name] merasa iba atas nasib pria malang itu. Ia mungkin tidak akan sanggup jikalau berada di posisinya.

Sesampainya di tempat tujuan, [Name] langsung bergegas turun dari mobil. Tak lupa menunduk terima kasih.

"Tunggu, kenapa [Name-kun] ikut?" tanya Ijichi keheranan. Padahal ia tidak merasa mengajak gadis itu.

"Bukannya Ijichi-san yang membawaku kemari?" kilah [Name] terdengar polos.

"Tidak. Aku hanya mengajakmu bicara karena kau memaksa," jawab Ijichi tambah kebingungan. Ia tidak sadar kalau [Name] bisa memanipulasi dan justru mengantarnya ke sini. Masa bodoh bagaimana dia melakukan hal itu, Ijichi harus segera bertindak.

"Kumohon jangan terlalu ikut campur, kau tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana."

"Aku memang suka ikut campur."

Sedangkan Ijichi memegang kepala seraya menghela napas. "Kalau kau kenapa-napa Gojo-san pasti akan menampar atau mungkin membunuhku."

[Name] tertawa. "Gojo-sensei tidak akan berbuat seperti itu."

"Tapi sudah jadi tanggung jawabku melarangmu. [Name-kun] tidak ada kaitannya dalam kasus ini jadi ku harap kembali lah."

"Maaf, tapi aku ingin membantu Itadori. Aku tidak mau kejadiannya sama seperti hari itu lagi." tolak [Name] mengingat peristiwa di mana Itadori justru hilang kendali.

Selain itu, dia harus tetap bertarung dan menyesuaikan energi kutukan agar wujud manusianya dapat bertahan. Sejauh ini [Name] masih baik-baik saja lantaran senantiasa mengakumulasi serta mengeluarkan kekuatannya. Sementara perubahan rambut [Name] adalah dampak dari dirinya yang selama dua bulan tidak ada bertarung. Begitu lah yang dikatakan oleh Sukuna.

Tak lama setelah itu muncul panggilan telepon dari Nanami. Ijichi buru-buru mengangkatnya sehingga lupa kalau [Name] sudah masuk ke dalam penghalang di lingkungan sekolah. Sesaat ia dapat merasakan aura kutukan dan penyihir di dalam salah satu gedung. Alhasil, [Name] buru-buru ke sana. Menaiki tangga dan mendapati Itadori tengah berhadapan dengan orang yang ia tebak bernama Junpei.

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionWhere stories live. Discover now