12. IRONI

1.4K 231 18
                                    

Apakah ini kekuatan yang diwariskan Sukuna?

[Name] menggeleng cepat. Yang harus dia lakukan sekarang adalah membantu Itadori. [Name] tidak tahu apa yang pemuda itu hadapi di depan sana. Namun, dari kejauhan dia bisa mendengar suara berdebum cukup keras. Saat bermaksud memastikan kondisi sekitar, [Name] shock oleh salah satu kutukan yang menggigitnya barusan.

Dia ... menjadi manusia.

"Bagaimana mungkin?"

[Name] buru-buru menghampiri tubuh tertelungkup itu lalu membaliknya. Mendapati warna kulit persis seperti manusia. Malangnya, si pemilik tubuh sudah tak bernapas. Perlahan [Name] menutup matanya sebagai bentuk penghormatan. Gadis itu masih terguncang atas apa yang ia lihat.

Sekali lagi, [Name] bertanya-tanya mengapa semua ini dapat terjadi. Tetiba ada yang mengganjal pikirannya. [Name] segera berlari ke suatu tempat sesudah melihat dua kutukan yang tertimpa pohon tadi tampak tak berdaya. Begitu sampai, [Name] semakin terkejut melihat sesuatu di hadapannya. Dua kutukan yang menggigitnya pada awal pertarungan ikut menjadi manusia. Sedangkan salah satu yang masih berwujud kutukan berusaha kabur dari reruntuhan tersebut. Namun, dua makhluk barusan juga bernasib sama seperti manusia sebelumnya. Meninggal.

[Name] mulai berasumsi dan mengaitkan peristiwa tadi menjadi satu. Dia merasa yakin sebab tiga 'kutukan' tersebut sempat menggigitnya hingga tanpa sengaja pasti menghisap darah [Name]. Apakah mereka mengalami restorasi? Ia tidak tahu.

"Ah, Itadori!"

[Name] harus mengabaikan dulu perihal itu. Dia masih belum tahu apa-apa dan sebaiknya menunggu orang yang lebih mafhum saja. Sebelum itu, [Name] kembali untuk memeriksa orang-orang yang berada di gimnasium.

"Ano ... Apa kau salah satu dari pemuda berambut pink tadi? Seragam kalian terlihat sama." tanya seorang pria tambun. Berdasarkan berkas yang ia baca kalau tidak salah namanya Sotomura, salah satu pengajar di sini.

"Iya."

"Kau pasti tahu sesuatu, kan? Bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Dari tadi aku menelpon polisi, tapi tak ada satupun yang mengangkat? Ngomong-ngomong di mana Junpei?" tanyanya beruntun.

"Buat apa peduli pada kotoran itu? Seharusnya dia pergi ke neraka saja." Sindir seorang laki-laki jangkung. Mukanya tampak babak belur dengan tubuh bagian kiri terdapat banyak borok.

"Tutup mulutmu, Ito!"

[Name] mengalihkan pandangan. "Maaf, saya tidak bisa memberitahu tapi tetaplah di sini. Di luar sana sangat berbahaya. Saya harus mencari bantuan terlebih dahulu."

"Nona, kau bilang di luar berbahaya, tapi kenapa justru ke sana?" selidik Sotomura. "Sebenarnya terjadi sesuatu, kan?"

"Saya akan menjelaskannya nanti. Permisi." Kelit [Name]. Niatnya cuma ingin memastikan kondisi orang-orang. Dia harus bergegas membantu Itadori, biar ada Nanami sekalipun.

"Tolong selamatkan Junpei."

[Name] tetap mengangguk, meskipun ragu apakah bisa. Di samping itu, Nanami dan Itadori tengah melawan Mahito yang saat ini tengah berubah wujud menjadi shota atau seorang anak laki-laki. Tak lama setelah itu dia mengeluarkan semacam makhluk keroco dari mulut dan menyuruhnya untuk membunuh Itadori. Meski tujuan aslinya adalah mengalihkan pemuda itu agar Mahito bisa menghabisi Nanami.

Itadori yang tidak bisa membunuh kutukan—yang ia lihat sebagai manusia—itu cuma bisa menghindar dan terus menghindar. Wajahnya jelas memancarkan ketakutan dan keraguan sekaligus. Dia tidak akan sanggup bila harus mengotori tangan hanya untuk membunuh orang-orang tak bersalah.

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang