7. TERTUNDA

2.2K 357 75
                                    

"[Name], kau sudah siap?"

[Name] mengangguk. Saat ini Itadori tengah berada di hadapannya, bersiap untuk bertukar tubuh dengan Sukuna. Sebelum itu, [Name] telah diberikan sebuah perekam suara dari Gojo agar jika terjadi sesuatu ia cukup mengirim rekaman itu dan memberitahu lokasinya.

Beberapa detik kemudian, Itadori memejamkan mata. Belum ada tanda-tanda perubahan. Tak lama setelah itu perlahan muncul sejumlah tanda hitam di wajahnya.

[Name] mundur beberapa langkah. "Itadori?"

'Itadori' menyeringai. "Ah, akhirnya aku kembali ke tubuh i—"

BUGH!

Tanpa disangka-sangka, [Name] malah memberikan tinjuan pada Sukuna sampai terdengar bunyi retakan. Ia bahkan terhuyung ke samping, memegang wajahnya yang terasa lebam.

"Apa maksudmu meninjuku seperti itu!" amuk Sukuna, mengerling tajam ke arah pelaku yang kini tengah berkacak pinggang.

"Itu bayaran karena kau sudah merobek jubahku, lalu membuatku terbaring di rumah sakit!" ketus [Name].

"Cih, padahal cuma kain." Ucap Sukuna mengusap sudut bibir.

[Name] memelotot tak terima. "Cuma kain kau bilang? Itu lebih berharga dari apapun!"

"Memangnya aku peduli?"

[Name] menggeram, lalu melempar batu yang berada di dekat kakinya. Namun, Sukuna jelas bisa menghindar dari lemparan tersebut. Masih tidak puas, [Name] berinisiatif memberikan serangan jarak dekat. Ia bertubi-tubi melancarkan pukulan, tapi sayang satupun tak ada yang kena.

"Gerakan amatir seperti itu tidak akan cukup mengenaiku." ejek Sukuna, tersenyum remeh jelasnya.

"Jangan merendahkanku, dasar kutukan!"

[Name] meninju perut Sukuna sekuat tenaga. Membuat pria itu tertunduk memegangi perutnya. Seketika [Name] tertawa penuh kemenangan. Tentunya ia tahu Sukuna tidak akan membunuh siapapun, termasuk dirinya. Makanya [Name] tidak segan-segan menghajar Sukuna. Mumpung ada kesempatan.

Ya, meski sebenarnya dia pengin melakukan lebih dari yang barusan. Kalau [Name] tidak ingat itu tubuh Itadori mungkin sudah dicincang-cincangnya.

"Rasakan itu," kata [Name]. Menepuk-menepuk tangan seolah masalah telah beres.

Sedangkan Sukuna justru menarik sudut bibir, lalu memandangi [Name] yang saat ini khawatir makhluk itu jadi setengah gila akibat dipukul. Ia merapikan pakaiannya.

"Sudah kubilang serangan seperti itu tidak akan mempan," ujar Sukuna terlihat baik-baik saja. "Biar kutunjukkan kekuatan sebenarnya."

Belum sempat mencerna situasi, [Name] dikejutkan oleh Sukuna yang tiba-tiba menghilang. Dan, wush! Angin kencang seakan membelah lapangan. Sebuah kepalan tangan berada lima sentimeter tepat di depan wajah [Name]. Pupil matanya langsung membesar sebagai responsif kaget.

"Kau berniat membunuhku, ya!" murka [Name].

Sukuna menurunkan tangan. "Takut, heh?"

[Name] berdecak. Ia merasa cuma buang-buang waktu saja dengan Sukuna. Padahal gadis itu masih banyak pekerjaan.

"Jelaskan tujuanmu menemuiku." Lontar [Name] memasukkan tangan ke saku rok. Dia sengaja tidak memakai celana seperti biasa karena malas. Jadi bisa dibilang kadang penampilan [Name] tergantung mood. Hanya saja hari ini dia tidak memakai jubah barunya karena takut dirobek Sukuna lagi.

Bukannya menjawab, Sukuna malah melewati [Name] begitu saja. Ia berjalan menuju gerbang sekolah dan menuruni tangga. [Name] yang bengong bergegas menyusul.

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionWhere stories live. Discover now