25. TAKDIR (I)

945 154 11
                                    

Dalam hidup ini ada dikenal yang namanya takdir. Definisi takdir juga tidak melulu terikat berdasarkan satu sudut pandang. Dalam artian, ada banyak pendapat tentang takdir itu sendiri. Salah satu yang paling umum didengar adalah di mana segala sesuatu sudah ditetapkan. Semisal planet-planet yang beredar sesuai garis orbit, jumlah ikan yang berenang di laut lepas, banyaknya ton air hujan kala tumpah ruah, hingga ke mana arah daun jatuh menapaki tanah pun sudah diatur.

Oleh karenanya, takdir tidak muluk-muluk perkara hidup dan mati, soal mujur atau jentaka, apalagi segala yang berkaitan dengan materi. Bahkan hal kecil yang kita lakukan sekarang ini, duduk atau berbaring sembari bergumam dalam hati juga bisa dikatakan takdir.

Kemudian di antara takdir itu ada yang namanya ‘pertemuan’. Lucunya, kebanyakan pertemuan terasa seperti sebuah kebetulan. Datang tanpa disangka, padahal sudah terencana. Seperti sekarang.

"Yo, Megumi! Perkenalkan dia adalah Miura [Name]. Dan, [Name], ini Fushiguro Megumi. Orang yang sempat kuceritakan padamu sebelumnya," ucap Gojo memperkenalkan. Sebenarnya mereka sudah datang seminggu yang lalu, tapi baru sekarang bisa bertemu Fushiguro.

"H-ha'i, hajimemashite! Douzo y-yoroshiku!" sapa [Name] membungkuk kaku. Ini pertama kalinya dia berkenalan dengan orang asing di luar klan-nya setelah Gojo.

"Mulai sekarang [Name] akan jadi salah satu murid SMK Jujutsu di masa mendatang. Selain itu dia masih baru di sini. Tempat tinggalnya juga agak terisolasi, makanya [Name] sedikit pemalu. Tapi, aku harap kalian bisa berteman akrab karena seumuran. Dan satu lagi, aku akan jadi walinya selama di sini." Terang Gojo tersenyum semringah.

[Name] mengerjap, lalu menatap dua orang di sisinya bergantian. "Sekali lagi mohon bantuannya."

Kala itu, Fushiguro hanya membisu. Indra penglihatannya lebih sibuk menilai [Name] dari ujung kaki hingga rambut. Penampilan gadis itu cukup sederhana. Hingga tak lama sejumlah lipatan keriput muncul di keningnya.

"Kau tidak cukup puas memungut satu orang lagi untuk bergabung dengan aliansimu, Orang Aneh?" tanya Fushiguro lebih tepatnya kepada Gojo.

"Huaaa ... omonganmu nyelekit sekali, Megumi!" lagak Gojo pura-pura sakit hati. "Panggil aku ‘Sensei!"

"Kau bukan guruku."

"Kalau begitu panggil yang sopan, seperti ‘Ayah’ misalnya."

"Kau juga bukan ayahku."

"Aku juga tidak mau punya anak sepertimu," ejeknya balik. Padahal barusan dia menyuruh untuk memanggil ‘Ayah’. Dasar aneh.

Fushiguro memalingkan muka. Apatis. Dia sangat tidak berminat dengan pertemuan ini dan memilih berdiri dari kursi ayunan. Berbalik meninggalkan dua orang yang sedari tadi mengganggu ketenangannya.

"Ano ... mau ke mana?" tanya [Name] memberanikan diri tuk bicara.

"Bukan urusanmu." Jawabnya tanpa menoleh sedikitpun. Bodoh amat soal first impression, dia tidak peduli.

Setelah itu, Fushiguro menghilang dari pandangan mereka. Tanpa pamit sama sekali.

"Ah, [Name]. Tolong maklumi sifat Megumi, ya. Dia memang seperti itu." Kata Gojo merasa tidak enak atas perlakuan anak didiknya barusan. Memang dasar minta di-rukiah, sambungnya dalam hati.

"Tidak apa."

"Jaa! Bagaimana kalau kita pergi makan malam? Besok kau harus sekolah juga, kan? Kamu mau makan apa nanti? Untuk sementara tinggal di tempatku dulu, ya? Kalau butuh bantuan katakan saja padaku." ujar Gojo selang-seling. Alhasil [Name] malah tertawa mendengarnya.

REPEAT || 呪術廻戦 - Jujutsu Kaisen FanFictionWhere stories live. Discover now