Bingung Bikin Ide Pas Nyesuain Outline? Caranya gimana sih?

30 6 0
                                    

Bingung Bikin Ide Pas Nyesuain Outline? Caranya gimana sih?
Oleh : Shifa Mafka H.

Menyesuaikan itu sebenarnya mudah, seperti saat aku menyesuaikan diri tanpa hadirnya suara dia, tapi tentu saja bohong, karena aku bucin.

Outline itu hadir dan ada untuk membantu jalannya suatu hubungan, eh, suatu cerita. Waktu itu aku kasih dua contoh outline yang berbeda kan?

Aku lebih suka pakai outline yang

Prolog: Kadang saya memang tidak menyadari suatu hal penting, malah menyadari hal-hal kecil yang sebenarnya tidak penting. Kadang hal penting bisa menjadi hal kecil bagi saya. Sama seperti kabar mu.

Saya pernah berpikir bahwa hilangnya kabar mu hanya untuk sementara. Tetapi kini kata sementara sudah terlalu muak saya dengar. Rasanya ingin muntah, mengeluarkan seluruh isi lambung.

Bicara soal lambung, saya jadi ingat ucapan mu waktu itu.

“Makan yang benar, lambung mu kasihan, Maf,” ujar mu kala senja mulai menyapa.

Iya, saya masih ingat betul perkataan mu. Bahkan saya masih ingat pakaian yang kau pakai kala itu. Baju hitam polos, celana jeans hitam dan sepatu senada. Ah, rasanya otak saya seperti merekam semua kenangan bersamamu.

Eh, kok jadi panjang. Niatnya mau dikit, keterusan.

Nah yang begitu, jadi nanti aku tinggal lanjutin dari outline ku gitu loh. Kalau aku lebih suka pakai yang begini. Masing-masing aja sih gimana enaknya.

Ada yang suka nya outline yang inti dari bab nya aja. Intinya, suka-suka, main di pinggir jalan, jeng ... jeng ... jeng ....

Tapi ada kalanya juga udah pakai outline yang aku suka, tapi bingung.

“Wah sama dong.”

Hooh, sama.

Aku kalau lagi bingung ya peluk, peluk guling, canda guling

Baca atuh, eh, kok baca?

Ya baca, cari ide, aku tau kamu punya banyak novel, tapi aku juga tau kamu malas. Seperti aku yang juga sudah malas lagi menunggu kabar dia, canda dia.

Penulis kok ya males baca, gimana kalau kamu manusia (emang manusia) tapi males napas, cakep kan.

Aku menyarankan untuk membaca novel yang sejenis dulu sama cerita yang kamu buat. Karena aku tau menahan rasa ingin menaruh tema baru itu susah, jadi dari pada kelepasan dan berantakan. Ya baca aja dulu yang satu ras, satu kelompok sama cerita yang sedang kamu tulis.

T–tapi terserah sih, siapa tau iman kamu kuat. Sekuat cinta ku pada dia.

Oghey, jangan kalian kira cara ku cuma satu. Ada lagi, yang kedua itu. Jadi pemain.

Jadi pemain? Iya sayang iya, bukan pemain sepak bola. Pemain seakan-akan kamu jadi para tokoh. Jadi kamu harus ngerasain apa yang akan tokoh itu rasain (buat nambah feel juga)

Mau jadi nangis kek, ketawa kek, biarin. Siapa tau nanti bukan jadi penulis doang, jadi artis sekalian kan lumayan, duit nya banyak.

Bunda ku kalau denger aku ngomong sendiri udah biasa, berasa agak-agak juga, enggak deng. Demi mendapatkan ide cemerlang tralala trilili tring-!

Udah, itu aja, aku juga cape, cape menunggu dia.

Sekian, abis ini mau ngapain juga terserah asal jangan makan batu. Oghey.

Akhir kata, aku adalah Mafka cangtip.

Kumpulan Materi Gen 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang