Kesalahan Yang Biasa Terjadi Pada Penulis Pemula Genre Fantasi

45 8 1
                                    

Kesalahan Yang Biasa Terjadi Pada Penulis Pemula Genre Fantasi
Oleh : Fianditala [ fianditala ]

Dalam Narasi :

⚗️Prolog
Mungkin, bagi penulis yang terbiasa menulis genre roman atau humor, mereka beranggapan bahwa tak semua cerita butuh prolog. Dan memang kenyataannya seperti itu. Hanya saja bagi beberapa genre, seperti fantasi, sci-fi, ataupun misteri, akan lebih sedap apabila diberikan prolog yang mengacu pada rasa penasaran sang pembaca.

⚗️Membuka dengan perkenalan yang berlebihan
Siapa sih yang tidak jenuh dengan deskripsi setting dan tokoh di awal cerita? Kebanyakan penulis pemula sering mempraktekkan hal tersebut yang tentunya sangat membosankan. Khususnya pada genre Fantasi maupun sci-fi, please jangan gambarkan sang tokoh yang sedang bercermin lalu mendeskripsikan dirinya dalam pikiran. Kemudian keluar, menceritakan detail bangunan seperti kastil, puri, istana, labolatorium, dsb. Ada banyak cara untuk mengenalkan aspek-aspek tersebut.

Dalam Karakter :

⚗️Self-insert
Tokoh dalam cerita itu butuh yang namanya tumbuh dan berkembang. Jangan terlalu memanjakan tokoh! Membuat seluruh semesta dipaksa mendukung apapun keinginan dan tujuan tokoh tersebut. Please, alur cerita kamu ketebak dah …

Intinya, buat tokohmu memiliki kekurangan. Bukan sempurna seperti dewa.

⚗️Membuat tokoh tanpa celah
Tokoh yang terlalu sempurna (cantik, baik, kaya, ditaksir banyak cowo, over power, populer, pintar, selalu benar, dsb) malah terlihat "terlalu indah untuk jadi nyata" dan juga "menipu". Pasalnya, manusia sendiri adalah sosok yang tak lepas dari kekurangan. Justru, dengan memberikan sisi gelap pada tokoh, akan membuatnya lebih memiliki sisi kemanusiaan. Nah, ini:v

⚗️Tidak bertujuan
Penulis kadang lupa. Si tokoh disuruh mengejar si wanita, atau berpetualang ke dunia seberang tanpa maksud yang jelas. Membuat pembaca malah balas bertanya “mau ngapain?!” dengan kesal.

⚗️Hanya biar keren saja
Di genre fantasi: rambut hijau, mata belang, kulit bertato, tubuh mungil seperti anak kecil, tapi usianya lima ratus tahun. Di genre distopia: bercodet (atau ada luka atau tanda lahir apalah), ahli bersenjata, rupawan, pintar, tapi senang bekerja sendiri dan jatuh dalam perangkap. Tapi semua itu untuk alasan apa? Saat ditanya, mengapa karakternya dibuat begitu, sang penulis menjawab “soalnya memang begitu/aku suka sih”, ketahuan deh karakter itu tidak diberikan latar belakang yang rapi oleh si penulis.

Dalam Plot :

⚗️Terlalu fokus ingin menciptakan plot twist
Katanya, cerita yang ada plot twitsnya itu keren. Maka dari itu, kebanyakan penulis pemula sampai : membangunkan karakter mati, menyingkap rahasia dunia, mengklarifikasi hubungan darah tokoh, dan sebagainya demi membuat adanya plot twist itu. Mereka lupa kalau hal semacam Plothole selalu bersembunyi dibalik plot twist yang tidak tersusun rapi atau tidak direncanakan dengan matang.

⚗️Zero to Hero (.)
Inti dari cerita itu adalah ingin membuat tokoh yang cupu menjadi tokoh paling pahlawan, mengalahkan milyaran umat manusia yang masih hidup. Tapi kadang penulisnya lupa membuat proses-proses ini penting dalam perkembangan karakter itu, dan plot cerita sendiri. Seorang anak terbully atau anak petani mendapat kekuatan atau mencabut pedang sakti, tiba-tiba ia langsung jago berpedang mengalahkan raja setan. // Hah? Aku aja perlu belajar caranya ngupas bawang sebelum bisa masak nasi goreng.

⚗️Harus ada yang mati
Iya, semua orang akan mati pada waktunya. Tapi penempatan timing kematian ini penting. Jangan di tiap bab ada yang mati hanya karena kamu ingin. Kematian tokoh yang tidak memiliki impact pada tokoh utama maupun cerita, sama saja tidak ada gunanya. Kamu telah membuat dia mati sia-sia!

Kumpulan Materi Gen 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang