Kata Dasar, Kata Berimbuhan, Bentuk Ulang, Gabungan Kata dan Pemenggalan Kata

33 3 0
                                    

Kata Dasar, Kata Berimbuhan, Bentuk Ulang, Gabungan Kata, dan Pemenggalan Kata.

Oleh : SekarKnsh12

***

🌼 Penulisan Kata 🌼

A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contohnya:
Ayah pergi ke Manokwari.

B. Kata Berimbuhan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: berjalan, melukis, menyontek, dsb..

Catatan: imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wa, atau -wi ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contohnya: atheisme, seniman, dsb..

2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata mengikutinya.
Contoh: prasejarah, infrastruktur, tritunggal, dsb..

Catatan:
a. Bentuk terikat yang diikuti kata yang berawalan huruf kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkai dengan tanda hubung (-). Contoh: anti-virus, non-fiksi, dsb..
b. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Contoh: marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, dsb..
c. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan ditulis serangkai, kecuali esa.
Contoh: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita, dsb..

C. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Contoh: anak-anak, bolak-balik, dsb..

Catatan: bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertamanya. Contoh: surat-surat saham, rumah-rumah tradisional, dsb..

D. Gabungan Kata

1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Contoh: duta besar, orang tua, cendera mata, dsb..

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
✨ Ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami) >< ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami).

✨Buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru) >< buku sejarah-baru (buku tentang sejarah baru).

3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Contoh: menganak sungai, sebar luaskan, dsb..

4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh: dilipatgandakan, menyebarluaskan, dsb.

5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Contoh: acapkali, adakalanya, apalagi, dsb..

E. Pemenggalan Kata

1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh: bu-ah, ma-in, dsb..

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Contoh: pan-dai, au-la, sur-vei, dsb..

c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Contoh: ba-pak, la-wan, mu-sya-wa-rah, dsb..

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Contoh: Ap-ril, makh-luk, swas-ta, dsb..

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing- masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Contoh: ul-tra, ben-trok, in-stru-men, dsb.

Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal. Contoh: bang-krut, ba-nyak, masy-hur, sang-gup, dsb..

2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Contoh: ber-jalan, mem-pertanggungjawabkan, mem-bantu
di-ambil, per-buat, dsb..

Catatan:
a. Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar. Contoh: me-nu-tup, me-nge-cat, pe-no-long, dsb..
b. Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar. Contoh: ge-lem-bung, ge-mu-ruh, si-nam-bung, dsb.
c. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan. Contoh: Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Contoh:
Biografi —> bio-grafi —> bi-o-gra-fi.
Introspeksi —> intro-speksi —> in-tro-spek-si.
Pascapanen —> pasca-panen —> pas-ca-pa-nen.

4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Contoh: lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf
Supratman dan buku _Layar Terkembang_ dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.

5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Contoh: Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.

Catatan: Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLL-
AJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.

Kumpulan Materi Gen 1Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt