Menulis Sebagai Hobi Ataupun Profesi.

18 6 0
                                    

Menulis Sebagai Hobi Ataupun Profesi
Oleh : Nanda Rahmatul Fitri

Assalamualaikum Wr. Wb. Seperti biasanya, hari ini jadwalmya sharing.
Langsung saja judul sharing hari ini adalah:

Menulis Sebagai Hobi Ataupun Profesi.

Menulis, satu kata yang tentunya sudah tidak asing di telinga kita. Seperti kita ketahui bahwa banyak sekarang para penulis yang suka berkata, "Aduh, kalau menulis, aku itu suka nggak bisa bagi waktu. Jadi, jarang up. Apalagi kadang writer block. So, nggak pa-pa juga, sih. Lagi pula, aku nulis juga kubawa enjoy, kok."

Ada juga yang berkata, " Hm, kalau urusan menulis itu penting banget buat aku. Apapun itu, aku harus dan wajib buat nulis sehari minimal satu chapter-lah. Yah, soalnya juga udah narget sampai segini dan bakal ngerevisi jadi terbaik dengan kurun waktu segini. Soalnya, aku pingin banget karyaku terbit dan wujudin impianku kayak penulis hebat lainnya."

Nah, kira-kira mana yang versi hobi dan mana yang versi profesi?

Udah pasti nomor satu hobilah, ya.

Mengapa?
Jadi, begini bila menulis hendak dijadikan sebagai hobi saja maka seperti kebanyakan hobi yang lain, mengerjakannya dengan enjoy, nikmati setiap prosesnya, dan tidak terlalu stres/memikirkan dengan proses tersebut. Memangnya, adakah hobi yang membuat orang menjadi stres? No!

Yang namanya hobi itu dilakukan dengan pembawaan yang enjoy, happy, and be normal. So, mau writer block, nggak up, atau yang lain, menurutnya akan biasa saja. Toh, dia emang nulis buat hobi dan pengisi waktu ulang. Satu lagi, kalau menulis sebagai hobi itu juga tidak terlalu mempernasalahkan viewers, vote, dan popularity, karena tujuannya kembali seperti di atas. Just a hobby!

Nah, yang kedua sudah jelas menulis dijadikan sebagai profesi.

Mengapa?
Menulis untuk sebuah profesi tentu luar biasa berbeda dengan sebuah hobi. Seperti yang saya katakan tadi bahwa menulis sebagi hobinitu tidak terlalu mempermasalahkan popularitas, lain halnya dengan menulis untuk sebuah profesi. Mau tidak mau, dia menulis itu bertekad untuk dimuat. Hukumnya wajib! ... dan perjuangannya untuk memuat tulisan di sebuah media itu benar-benar sebuah tekad yang luar biasa. Apapun pasti dia lakukan mulai dari membuat narasi yang keren, feel-nya kerasa saat dibaca, dan alurnya bukan main. Prinsip pun juga dibuat bulat! Prinsip untuk membuat karyanya itu dikenal banyak kalayak, mendapat royalti dari hasil terbit, dan pastinya dengan karya yang betul-betul pantas. Jadi, nggak main-main juga. Caranya pun juga pasti menggunakan outline. Yah, rata-rata membuat outline baik itu tercatat di otak maupun di kertas. Tujuannya agar tidak terjadi writer block! Satu lagi, dia pasti punya target pencapaian karena baginya kesuksesan tidak boleh ditunda berlama-lama.

Jadi, kalian versi yang mana, nih?

Semoga sharing hari ini bisa memberikan kalian pelajaran. Sekian apa yang saya sampaikan. Apabila ada kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kumpulan Materi Gen 1Where stories live. Discover now