BAG 13 : GUESS

1.2K 271 35
                                    

Ketemu lagi Aisha-Tara di Jum'at yang berkah ini. 🌹

Alhamdulillah akhirnya bisa update😍

Jangan lupa vote dulu sebelum baca, ya. ❤

[Vote ⭐adalah penghargaan banget buat Author biar terus semangat update] 😁😁

Hayo, siapa yang udah baca sampai part ini tapi belum Vote atau Follow akun ini? 😭 wkwkwk

°°°

Dua hari setelahnya, Tara masih terus sibuk di dermaga.

Sementara Aisha tak lagi datang ke sana karena melanjutkan tugas meliput Mr. Tanu yang sempat tertunda karena insiden kemarin.

Alamat yang ditulis Niel ternyata adalah alamat yang salah. Keesokan hari, mereka berusaha lebih jeli dan memastikan pertemuan mereka dengan Mr. Tanu berjalan lancar.

Aisha dan Tara sibuk dengan tanggung jawab mereka masing-masing. Meski ingin, tapi tuntutan tugas berhasil menyita fokus mereka untuk saling menyapa.

Hari ini, pulang dari dermaga, Tara diminta Letkol Arya ke bandara untuk menjemput kedatangan Hendru dan Rendra yang mendapat tugas khusus dari Letkol Arya ke ibukota.

Tara sedang berdiri di depan pintu keluar penerbangan domestik bandara Soekarno-Hatta sambil menatap ke dalam pintu keluar itu.

Di dalam sana, ada Citra dan Heni yang baru saja tiba dari Yogyakarta.

"Cit, gue ke toilet dulu. Tunggu di sini, ya!" kata Heni langsung berlari setelah mereka mendapatkan koper mereka.

"Ya udah. Cepetan! Gue tunggu di sana!" Citra menunjuk keluar pintu domestik rute dalam negeri.

Langkah Citra yang keluar tak sengaja menangkap wajah Tara yang sedang sibuk menelepon tapi menatap ke dalam pintu keluar domestik itu.

"Kapten artis dadakan? Apa dia sedang menunggu seseorang?" gumam Citra.

Sambil mendorong trolley bandara berisi koper, Citra melangkah gegas dan berhenti tak jauh dari Tara. Wanita dengan bingkai wajah oval itu ingin menyapa tapi malu. Otak Citra segera mencari cara, bagaimana agar bisa berinteraksi dengan sang Kapten Tentara yang juga dokter itu?

Perhatian matanya jatuh pada bungkus roti O yang tadi mereka beli di ruang tunggu. Original milik Citra, dan toping kacang milik Heni. Ide gila membuatnya meraih roti toping kacang dan segera melahapnya dengan hari berdebar tapi tak gentar.

Beberapa menit kemudian, ia merasakan gelisah, dan mulai sesak. Citra lunglai, mendorong troli hingga mengenai kaki Tara. Lelaki itu terkesiap dan mengalihkan pandang ke arah Citra. Melihat gadis itu rubuh ke lantai, Tara melangkah mendekat.

"To-to-tolong!" ringkih Citra mengangkat tangan kanannya sedang tangan kiri memegang dada.

Tara membaca kondisi lebih dulu sebelum yakin akan menolong wanita itu. Otaknya memutar memori. Seingat Tara, wanita ini adalah wanita yang pernah tak sengaja ia lihat saat bersama Aisha di Marine café.

Tara segera berjongkok.

Dengan cekatan ia mengecek gejala yang ada untuk membuat diagnosa.

Dari pengamatannya, ada sedikit bengkak di bagian mulut, ruam di wajah, leher, dan tangan-mungkin juga merambat ke seluruh tubuhnya.

"Kamu ada penyakit asma atau jantung misalnya?"

Pertanyaan Tara dijawab gelengan lemah Citra. Tak apa menahan sesak begini, yang penting dokter ini yang ngobati! Lirih Citra dalam hati.

SECRET ADMIRER (PUAN TANPA RAHIM) Where stories live. Discover now