BAG 21 : THE PROPOSAL

1.3K 252 31
                                    

Ada yang nunggu kagak? 😆

Semoga aja ada. 😂ngarep 😅😂

Nih buat kalian yang sudah setia menunggu dan berkenan mampir. Aku update panjaaaaang. 🤗😚

Semoga suka, ya.

Eiiits! Jangan lupa vote-nya. 😆🤗

🌹🌹🌹

"Ac-nya terlalu dingin, ya, Sha?" Dengan pembawaan tenang, Aryan mencairkan suasana agar tak terlalu tegang.

Sore ini, berada se-mobil dengan wanita yang telah lama ia puja, sukses membuat jantungnya bergetar bagai irama senar.

"Dikit si, Mas!" Aisha meringis ceria tanpa ragu. Buatnya, sudah biasa bersikap welcome dengan pria segudang pengalaman di dunia penyiaran itu.

"Oh. Key. Kita kecilin aja deh kalau gitu." Ketika tangan Aryan menekan sesuatu di dasbor mobil, matanya melirik Aisha sekilas. "Kamu hari ini nggak bawa jaket?" tanyanya dengan alis mengernyit.

"He he. Bawa kok, Mas. Nih di tas," jawab Aisha seraya menepuk-nepuk tas jinjing di pangkuan.

"Kirain memang nggak bawa. Nggak biasanya," kata Aryan bersahaja.

"Males aja tadi mau ngeluarin sebelum pulang. Sorenya cerah. Lagian tadi harinya lumayan gerah!"

"Heleh. Bilang aja, berada dekat Mas Aryan mendadak adem gitu?" Aryan terkekeh dengan nada gurauan seraya matanya terus awas menatap ke jalan.

"Idih! Pede Mas Aryan emang nggak diragukan! Ha ha ha!"

Aryan tersenyum senang melihat Aisha yang bisa tertawa lepas seperti ini tanpa canggung. Sejujurnya, hal itu yang selama ini ia takuti akan hilang ketika Aisha tahu tentang keseriusan dirinya. Aisha berubah kaku atau malah menjauh tanpa ragu.

Bagi Aryan, jatuh cinta pada Aisha bukanlah yang pertama. Pria itu selalu berhasil jatuh cinta lagi dan lagi dengan gadis yang sama dalam waktu berbeda. Hal itu membuat sensasinya tak sama dengan jatuh cinta sebelum-sebelumnya pada wanita lain. Tiga tahun terakhir cukup membuatnya puas menikmati rasa cinta terpendamnya buat Aisha.
Namun, sikap terbuka gadis itu yang membuat Aryan selalu tak berhasil mendapatkannya.

Sudah beberapa kali ia mengatakan pada Aisha kalau ia bersedia menjadi suami gadis itu. Namun, semua perkataan Aryan hanya ditanggapi gelakan Aisha yang menganggap itu hanya gurauan belaka.

Di usia Aryan yang beranjak genap 33 tak urung membuat rasa cinta yang bersemayam di dadanya berdesir biasa saja. Mungkin harusnya cinta itu bisa mendewasa, tapi Aryan malah mendadak merasa heran sendiri kali ini. Bukan pertama kali, tapi di dekat Aisha, ada sesuatu yang membuat semangatnya menyala-nyala.

"Sha, sabuk pengamannya, please ...," ucap Aryan menunjuk ke samping Aisha di perempatan lampu merah dalam kondisi dijaga banyak polisi.

"Oh, iya, Mas! Widih! Banyak polisi, ya?"

Segera Aisha meraih sabuk pengaman yang lupa ia kenakan tapi gagal karena sabuk itu tersangkut. "Nyangkut deh kayaknya, Mas!" lenguh Aisha diikuti kekehan. Ia tak ragu untuk menunjukkan sikap persahabatan.

Bagi Aisha, Aryan adalah kakak senior di DuMed yang bisa diajak kompromi, berbagi solusi maupun sharing program televisi. Seperti dengan Niel, ia bersikap sama pada Aryan.

"Bisa?" tanya Aryan yang menjaga laju mobil di bawah 10 km/jam karena kemacetan sambil memalingkan wajah ke Aisha berulang. Sesekali mobil itu menyendat karena antrian yang padat merayap.

SECRET ADMIRER (PUAN TANPA RAHIM) Where stories live. Discover now