Bag 32 : I TAKE MY WAY

1.3K 290 45
                                    

تقبل الله منا ومنكم
من العائدين والفائزين والمقبولين
كل عام وأنتم بخير

Happy eid mubarok.
Mohon maaf lahir dan bathin 🙏
Sehat walafiat dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga yang lengkap. Dalam kondisi
negeri yang membaik. Dan juga berharap Palestina yang aman dan merdeka. 💪😢

Aamiin ya rabbal 'alamin
Zain Isika dan keluarga 🙏💙💙💙

Alhamdulillah. Bisa update lagi. Selamat membaca, jangan lupa vote dulu, ya. 😉

🚢🚢🚢

Dua hari Aisha tidak masuk kerja. Dua hari juga Tara selalu datang ke rumah mereka. Namun kehadiran Tara di sana hanya sebentar-sebentar saja karena Halimah masih bersikap ketus pada Tara.

Fauzi meminta Tara tetap bersabar dan terus berjuang. Dua lelaki berbeda zaman itu entah bagaimana selalu bisa kompak dan sejalan.

Hari-hari kemudian, Aisha memaksakan diri kembali bekerja. Begitu pun Tara yang meski belum ditempatkan di Mintoeharjo sesuai rencana, juga sibuk bersama Letkol Arya.

Sementara mereka sibuk dengan pekerjaan, hanya berkirim pesan dan bicara lewat udara cara mereka untuk tetap saling berhubungan.

Hari ini, ketika jam pulang tiba. Tara yang tadi menemui Letkol Arya sudah menunggu Aisha di parkiran DuMed. Ia juga menyempatkan diri pulang ke rumah sebelum ke sini.

Aisha berkata ingin bertemu Combat Doctor itu. Pria itu langsung menyediakan waktu agar bisa bertemu segera. Lagipula ia juga merindukan gadis itu. Ya, baginya Aisha kini bagian dari semestanya. Baik dulu dan sekarang yang terus ia perjuangkan dan akan terus ia pertahankan sampai titik penghabisan.

Bagi Tara, mereka harus segera melakukan aksi lagi agar mendapatkan restu nenek Aisha. Mengenai Yona, buat Tara masih bisa diminimalisir karena Tara masih merahasiakan tentang keadaan Aisha.
Jadi, rintangan terberatnya adalah komandan tertua. Nenek! Pikirnya.

Nanti. Ada waktunya ia akan cerita pada Yona. Namun tidak sekarang. Pria itu tidak tahu saja kalau Yona sudah tahu lebih dulu.

Langkah kaki yang membawa tubuh Aisha mendekat langsung mengundang senyum bahagia di wajah Tara.

Pria itu, menyambutnya dengan tatap hangat seraya membukakan pintu mobil agar Aisha bisa langsung masuk.

"Miss you so much. Nice to meet you, Hun," bisik Tara menggoda ketika Aisha hendak masuk ke mobilnya. Gadis itu hanya tersenyum kecil menanggapi perkataan pria absurd itu.

Begitu Aisha hendak masuk.

"Bundaaaa ...." Suara gadis kecil menyambutnya juga. Aisha sedikit berjengit tapi juga tersenyum dengan spontan.

"Bella? Hallo, Sayang."

"Bunda, duduuuk." Mulut polos gadis itu membujuk. Sungguh, itu membuat rasa sayang Aisha semakin bertunasan.

"Iya. Iya. Ini Aunty duduk. Bella mau duduk sama Aunty?" tawar Aisha yang sudah duduk di samping kemudi dengan ceria seraya membuka tangan.

"Bunda apa Onty? Papa biwang Bunda." Mata kecil Bella bergerak bingung menatap Aisha dan Tara yang sudah masuk di kursi kemudi bergantian.

Aisha tercekat. Entah mengapa kalimat itu terasa kembali membebat.

"Bella mau panggil Aunty boleh. Bunda juga boleh, Sayang," jawab Aisha gamang dan sedikit sungkan.

SECRET ADMIRER (PUAN TANPA RAHIM) Where stories live. Discover now