BAG 23 : SHORT TIME-B

1.2K 257 78
                                    

Alhamdulillah. Update! 😍💪

Vote dulu untuk tanda cinta ❤

Part ini Looong!
Sampai aku potong takut kepanjangan 😬😁

Aku udah baca semua komentar kalian. Makasi banyaaaak mau jejak. 🤗😘
Bikin aku makin semangat ngetik lanjutan mereka.

Terkejut, ya, Tara itu duda? 😆

Siapa? Siapa? Cung! ☝😁😂😂😋

Lalu, Bella itu siapa pula? 😁Nah kalau misteri ini bakal terjawab di part-part selanjutnya, ya.

Happy reading. 😘

🌹🌹🌹

Menggunakan waktu semaksimal mungkin dengan fast and on time bisa dibilang menjadi tuntutan keahlian seorang prajurit khusus. Mungkin karena itu, dalam waktu singkat Tara sudah sampai di Marine Kafe dan menyerahkan kunci mobilnya ke resepsionis yang cukup ia kenal. Beruntung, rute tercepat yang ia tahu malam ini tidak padat. Apalagi pria itu mengambil kecepatan tinggi, dengan luwes memotong tiap mobil di lajur kiri bagai sedang beraksi di film laga.

Bukan tanpa alasan Tara memilih Kafe ini. Kafe yang pemiliknya adalah Purnawirawan Marinir Angkatan Laut yang juga dikenal Tara, punya semua ceklis untuk mendukung plan B-nya.

Selain tempatnya yang eksklusif, Marine Kafe juga memiliki lapangan khusus yang terletak di belakang Kafe yang sering digunakan untuk pendaratan helikopter karena yang datang ke sini termasuk para petinggi negeri ketika ada acara dan pertemuan khusus.

Kapal dengan jangkar bernaung topi putih khas Angkatan Laut menjadi iconic di atas gapura memasuki pintu utama. Di dinding dan beberapa sudut ruangan dihiasi dengan bermacam icon dari Marinir Angkatan Laut menambah kesan khas basic pemiliknya.

Tegas, langkah Tara menuju meja outdoor yang sudah ia booking dan dengan cepat langsung diatur pihak Kafe khusus seperti yang Tara pinta.

Jam di pintu menuju area outdoor menunjukkan pukul 19.30. Pria yang sudah siap sedia itu, duduk dan berbincang bersama manager Kafe di teras belakang dekat dengan area outdoor.

Sementara itu, di luar halaman Kafe.

"Cepetan, Sha!" seru Niel dengan suara manja karena melihat Aisha begitu santai memarkir motor dan belum juga beranjak.

"Ck! Ish! Sabar ngapa, Niel. Emang lagi dikejar-kejar Satpol PP?" gerutu Aisha bergurau seraya mencangklongkan tas setelah menutup bagian jok.

Niel yang mendengar kalimat itu mencebik. "Nanti ramai! Cepetan! Udangnya abis!"

"Yaelah nih anak! Nggak sabar amat mau nyantap seafood kesukaan. Nggak bakal abis! Stok mereka pasti banyak, Niel! Kafe segede ini gitu?"

"Ck! Udah deh. Usah banyak omel. Ayok! Mau ditraktir aja blagu!" tandas Niel mengangkat dagu.

"Ha ha ha. Iya, iya," jawab Aisha yang tak mencium gelagat berbeda. Mengapa tiba-tiba Niel mendadak mengajaknya makan masakan udang kesukaan mereka dan memilih Marine Kafe tempatnya.

Usai salat magrib di masjid tak jauh dari tempat mereka meliput, Niel langsung memberi ide ini. Aisha yang memang sudah lapar tak menolak karena Niel yang mengajak.

SECRET ADMIRER (PUAN TANPA RAHIM) Where stories live. Discover now