Chapter 8 [Memaafkan]

80 54 60
                                    

Jika kalian menyukai cerita ini, jangan sampai lupa untuk MENEKAN TOMBOL VOTE YA ⭐
.

Happy reading✨

******

Dan berhentilah motor Arland tepat di depan sebuah pagar rumah ber-cat biru.

Sadar bahwa dirinya telah sampai, Nara yang berada di belakang punggung Arland beranjak turun. Ia melepaskan kaitan helm pada lehernya, lalu menghadap ke arah Arland.

"Makasih buat hari ini. Jujur aku seneng.. banget bisa main ke tempat favorit kamu," ucap Nara tulus dari hati, seraya memberikan helm ditangannya pada Arland.

"Ga usah makasih. Toh juga, lo gue izinin ikut karna lo udah bikin perjanjian sama gue." Arland menerima helm itu, lalu menyangkutkan-nya pada stang motor.

Nara hanya bisa tersenyum masam, kala mengingat perjanjiannya dengan Arland.

"Oh iya, aku baru inget. Aku kan janji mau neraktir kamu, tapi ga keburu karna kamu mendadak mau pulang. Sebagai gantinya, kamu ga mau masuk ke dalam dulu? sekedar makan malam gitu?" tanya Nara menawarkan.

"Ga usah, gue ga laper. Dan juga, lo ga perlu merasa hutang budi sama gue. Gue tulus nolongin lo." Jawab Arland seraya menatap ke-dua manik mata milik Nara dalam.

Entah mengapa, jawaban Arland seakan membuat pasokan udara di sekeliling Nara menipis.

"Jadi.. ini pertemuan kita yang terakhir?" tanya Nara lirih.

"Mungkin." Jawab Arland, memandang ke arah depan.

"Kalo gitu, aku masuk dulu. Kamu hati-hati pulangnya,"

Nara pun berbalik, hendak meninggalkan Arland.

Tapi tiba-tiba saja, Arland mengeluarkan suara, membuat langkah Nara sontak terhenti.

"Selamat malam, Nara."

Setelah mengatakan itu, Arland langsung menancapkan gas motornya, meninggalkan Nara yang berdiri diam termenung.

Hembusan angin yang datang menerpa wajah, membuat Nara tersadar. Ia berbalik, melihat motor Arland yang sudah menjauh pergi, seraya berkata pada dirinya sendiri.

"Aku ga salah denger kan?"

Nara menepuk-nepuk pipinya, ingin memastikan apakah ini nyata.

Sejurus kemudian, pipinya terasa panas. Menandakan bahwa Arland sungguh mengatakan kalimat itu padanya.

Nara mengangkat ke-dua sudut bibirnya ke atas, lalu pergi meninggalkan pekarangan, untuk masuk ke dalam rumah.

******

Rumah Nara, pukul 20.00 p.m.

Cklek,

"Nara pulang!" seru Nara, membuka pintu.

"Nara.. kamu dari mana saja nak?"

Mendengar bahwa cucunya telah kembali pulang, sang nenek langsung memeluk tubuh mungil Nara dengan erat, sampai membuat Nara kesulitan untuk bernafas.

"Ne-Nek, lep-pasin. Nara ga bisa nafas," Nara menepuk pelan bahu neneknya, berharap sang nenek melepaskan pelukan.

Mendengar hal itu, sang nenek reflek melepas pelukan. Ia beralih memegang ke-dua bahu Nara, seraya menatap mata Nara dengan sendu.

"Maafkan nenek sayang, nenek benar-benar minta maaf. Nenek tau nenek salah. Karna nenek, kamu kembali bertemu sama masa lalu kamu nak. Nenek cuman mau-"

MANY MINDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang