Chapter 14 [Mulai berubah]

49 38 44
                                    

Thx you so much for you all yang masih setia membaca MANY MINDS hingga saat ini.
I LOVE YOU GUYS❤️💙🧡💜

.

Akhirnya, MANY MINDS dapat kembali lagi tuk menemani hari-hari kalian.

So, gimana kabar nya?
.

Semoga selalu dalam keadaan baik yaa🤗
.

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak  dengan cara VOTE & COMMENT . AKU TUNGGU!😘
.

ENJOY YOUR DAY AND..

Happy Reading

******

Kamar Nara, pukul 22.00 p.m,

"Mulai sekarang, ayo kita sama-sama saling mengobati."

Perkataan Arland padanya di pantai tadi, masih terngiang jelas dikepala Nara saat ini.

Nara terus menatap langit-langit, dan tersenyum tanpa henti.

Tangannya ter-ulur mengambil bantal disamping kepala, tuk menutup semburat merah diwajah. Ia berusaha mengusir bayang-bayang Arland dari pikirannya.

"Mulai seterusnya tempat ini ga hanya jadi milik gue, tapi juga sepenuhnya jadi milik lo."

Bukannya malah pergi, bayangan Arland semakin menjadi-jadi merasuki kepalanya.

"Duh, kenapa gerah banget sih, AC nya rusak apa ya?" ucap Nara pada diri sendiri.

Ia bangun dari tempat tidur, dan berjalan menuju dinding tak jauh darinya, tuk mengambil remote AC yang terpajang disana.

"Lah, udah 16°C ko masih panas sih?"

Sebenarnya, Nara merasa gerah bukan karna suhu. Tapi karna rasa gugupnya ketika Arland tak mau pergi dari isi kepalanya.

"Hufftt.." Nara menghela nafas, dan berjalan menuju jendela kamar. Ia membukanya, untuk menikmati pemandangan serta angin malam yang sejuk.

Hembusan angin malam itu, mampu menyibak anak-anak rambut dan membuat pikiran Nara tenang.

"Malam ini, bener-bener indah." Ujar Nara saat menatap langit yang penuh oleh taburan bintang diatas sana.

Entah mengapa, ketika Nara melihat bintang.. pikirannya langsung tertuju akan pertemuannya dengan Arland di taman kota.

Nara tersenyum kala mengingat kejadian dimana Arland yang notabennya dingin tak tersentuh, ternyata mau menolongnya. Dan bahkan, memberikan jaket agar tubuhnya tidak kedingingan.

"Sadar Nara.. sadar! kamu lama-lama bisa gila kalo mikirin Arland terus," tepuk Nara pada ke-dua pipinya.

"Mending aku tidur sekarang. Dari pada besok telat, bisa-bisa digorok sama pak Ibram."

MANY MINDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang