Chapter 12 [Masa Kecil] part-1

78 48 43
                                    

Kalau kalian suka dengan cerita ini, jangan sungkan untuk memberikan dukungan dengan cara vote & comment ya☺️
.

Happy reading✨

******

Bahkan, tidak ada jeda bagiku Tuk sekedar bernafas di tengah sejuknya angin malam. Bayangan itu selalu memelukku erat. Membelaiku, dan terkadang membisikkan mantra yang dapat membuat mataku selalu terjaga.

Bagai rantai, ia membelenggu. Dan ironisnya, aku tak dapat menemukan kunci tuk membuatku terlepas.

Terlepas dari semua belenggu 'keramaian' yang datang tanpa pernah kupersilahkan - Nara.

******

15 tahun lalu, di sebuah taman bermain kanak-kanak.

"Nara.. pelan-pelan sayang. Nanti kamu bisa jatuh," ucap seorang wanita 27 THN yang sedang duduk dipinggir lapangan, seraya terus mengawasi anaknya yang tengah asik bermain kejar-kejaran.. mengelilingi ayunan gantung.

Nara kecil terus saja berlari. Ia tidak memperdulikan perkataan sang mama sedikitpun hingga,

Auch, ringis Nara ketika ia terjatuh di atas semen yang keras.

"Huaaaaa.. lutut Nala beldalah. MAMA! hiks.. hiks," tangis Nara seraya berteriak kencang ke arah mamanya berada.

Mera yang mendengar teriakan Nara pun langsung berlari dengan panik dan tergesa.

"Kan tadi sudah mama bilang sayang, jangan lari-lari. Lihat sekarang akibatnya, lutut kamu jadi luka. Ayo kita pulang, mama obatin luka kamu." Ucap Mera berjongkok, lalu menggendong Nara menuju ke sebuah mobil di parkiran taman bermain untuk pulang ke rumah.

Di ruang tengah rumah Nara,

Sesampainya di rumah, Mera langsung mendudukkan anaknya di kursi ruang tengah dan berlalu pergi.. mengambil kotak P3K yang tergeletak di atas meja, tak jauh dari sana.

Dengan telaten, Mera membersihkan luka pada lutut Nara dan membalutnya dengan perban.

"Lain kali, kalo Nara lagi main.. harus tetap hati-hati ya sayang." Kecup Mera pada dahi Nara dengan sayang.

Mera mengulurkan tangan, hendak memeluk putri kecil dihadapannya.

Tetapi entah mengapa, Nara merasa tangan ibunya seakan menjauh.. tak bisa menggapainya.

"MAMA! MAMA!" teriak Nara dengan nafas tersengal-sengal, berusaha meraih tangan Mera.

Tapi semakin Nara ingin meraih, semakin jauh uluran tangan itu pergi. Hingga tak lama kemudian,

"Kringggggg"

Jam weker di atas nakas pun berbunyi. Menarik Nara kembali ke dunia nyata. Ia membuka mata lalu duduk seraya mengatur nafas.

"Huftt, kapan siksaan ini akan berakhir?" Monolog Nara seraya mengusap peluh pada pelipisnya.

Kemudian ia memutuskan tuk bangkit dari tempat tidur .. menuju kamar mandi.

MANY MINDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang