Bagian 7

19.9K 2K 67
                                    

***

"Lo.... Lagi sakit?" Tanya Dafa sambil mengecek kening Ara, takut-takut cewek itu lagi demam. Atau yang lebih parahnya, lagi kesambet ini anak.

Pasalnya, dari tadi Dafa lihat Ara hanya diam saja dengan raut mukanya yang tampak tak berminat. Biasa nya kan, Ara selalu heboh saat dekat dengan Ken. Lah ini malah kayak batu, hanya diam tak bereaksi apa-apa.

Ara segera menepis tangan Dafa. "Apaan sih! Siapa yang sakit coba." Sembur Ara.

"Ah pasti lo lagi sariawan kan, makanya dari tadi diem aja." Dafa mengira-ngira, mencoba positif thinking.

Ara menggeleng. Sedetik kemudian dia membuka mulutnya, membuat semua orang melongo. "Gue lagi gak sariawan, nih buktinya mulut gue baik-baik aja." Jawab Ara dengan mulutnya yang terbuka.

Dafa kicep beberapa saat, mencoba meredam keterkejutannya. "Demam enggak, sariawan juga enggak, ah atau Lo lagi sakit gigi, yakan yakan?"

Lagi-lagi Ara menggeleng. "Gigi gue gak ada yang bolong daf, jadi jarang sakit gigi, lo mau liat gigi gue?" Tawar Ara, kelewat polos. Saat Ara akan membuka mulutnya, Dafa langsung menghentikan nya. "Gak usah gak usah, gue percaya kok sama neng Ara." Ujar Dafa sambil cengengesan.

Rangga geleng-geleng kepala melihat interaksi Dafa dan Ara. "Oh iya Ra, Lo mau pesen apa? Biar sekalian mau pesen nih buat Sasa."

"Terserah, yang penting bisa di makan." Jawab Ara.

"Ckkk, dasar cewek. Bisanya terserah terserah aja." Sindir Leon.

"Sindir teros sampe mampos." Dafa mengompori.

Ara mendengus, menatap Leon tajam. Ia sengaja tak membalas karena ia yakin bahwa bicara dengan cowok itu hanya akan menguras tenaga.

"Beneran nih pesen apa aja Ra?" Kali ini Sasa yang bertanya.

"Iya Sa, apapun yang kamu pesen pasti aku makan kok."

Ken berdecih mendengar itu. "Gue gak yakin sama ucapan Lo,  apa Lo ga inget lo itu tukang pilih-pilih makanan, mana ada Lo makan makanan yang bukan kemauan lo." Sarkas Ken.

"Bener tuh kata Ken, mending Lo pilih sendiri deh makanan yang Lo mau, entar yang ada malah kebuang dan mubadzir tuh makanan kayak yang dulu-dulu." Leon menambahkan, terlihat sinis.

Ara nampak tak terima. "Kata siapa gue suka buang-buang makanan? Asal kalian tau ya, jangankan ngebuang makanan, belinya aja gue harus mati-matian."

"Omong kosong." Sinis Ken.

Ara berdecih melihat Ken yang terus meremehkan nya. "Masih gak percaya? Oke, kalau gitu gue akan buktiin ke kalian semua kalo gue bisa makan semua makanan yang Sasa pesen." Ara begitu percaya diri.

Dafa bertepuk tangan sekali, lalu menjentikkan jarinya. "Cakep nih bakal ada tontonan gratis. Gua kan bisa sekalian live buat nambah-nambah polower."

"Dasar, mengambil kesempatan dalam kesempitan." Komentar Rangga.

"Yee biarin lah, kesempatan itu gak dateng dua kali bro."

"Gua gak suka orang yang cuma ngomong doang, gua butuh pembuktian." Ujar Ken sambil tersenyum miring pada Ara.

"Kita liat aja nanti." Tantang Ara, menunjukkan senyum sinis pada Ken.

"HELO GAES WELKOMBEK TU MAY YUTUP CENEL!" Suara nyaring Dafa terdengar saat lima piring  makanan datang dan telah tertata rapi di meja mereka. Demi apapun juga, empat orang yang bersama Dafa ingin menghilang saat ini juga. Malu-maluin aja, mana suara dia keras banget.

Tak terkecuali Ara. Dia tidak berniat pergi dari sini, apalagi menghilang. Ia malah tampak bersemangat setelah melihat makanan mahal tersaji di depannya. Kapan lagi kan bisa makan makanan mahal sebanyak ini, dan yang paling penting sih, ini gratis.

Just FiguranWhere stories live. Discover now