Bagian 11

16.7K 1.4K 79
                                    

Ara mengerjapkan matanya berkali-kali. Lalu menyentuh dadanya yang masih meninggalkan sedikit rasa sesak. Dia menoleh ke samping, menemukan seorang cowok yang tengah bersedekap. "Gue dimana?"

"Gak usah lebay. Jelas-jelas ini UKS, lu kira ini hutan belantara?!"

"Kan biar dramatis."

"Dramatis dramatis tay ucing!" Cibir cowok itu.

Ara menggeleng sambil mencebik. "Leon.. Leon... Pasti kamu belum pernah nonton sinetron ya? Kalo di sinetron tuh setiap orang sakit yang baru bangun pasti langsung bilang 'ini dimana?', kayak gitu." Ara menjelaskan.

"Pantes hidup Lo penuh drama, ternyata Lo kebanyakan nonton sinetron sih."

"Sok tau." Timpal Ara. "Lagian Lo ngapain ada disini?"

"Lo harus berterimakasih sama gue karna gue yang bawa Lo kesini." Ucap Leon dengan bangganya.

"APA?!?!" Sembur Ara. "Lo? Gendong gue gitu?" Tanya Ara sambil menunjuk Leon lalu dirinya.

Leon mengangguk santai. "Kenapa emang? Gak usah panik juga kali, Ekspresi lo kayak abis digendong genderuwo tau ga."

Ara melihat badannya jijik, tangannya bergerak menyapukan seluruh anggota tubuhnya. "Jadi lo beneran gendong gue? Omaygat, kayaknya abis ini gue harus mandi kembang tujuh rupa deh."

Leon merasa kesal, Ara begitu menyebalkan. "Lo... Lo kira gue dedemit! Harusnya Lo berterima kasih sama gue. Kalau gue gak bawa Lo kesini, mungkin Lo udah keburu is dead disana."

Ara melayangkan tatapan menyelidik pada Leon. "Mustahil banget Lo yang nolongin gue, cih."

"Gak ada yang mustahil di dunia ini, air comberan aja bisa jadi air bersih lagi."

"Gue gak percaya, masa iya seorang Leon yang suka jahatin Ara tiba-tiba nolongin Ara, pasti Sasa kan yang nolongin gue."

"Asal Lo tau, si Sasa udah pulang dari tadi."

"Pulang? Kok pulang sih?" Tanya Ara heran. Padahal kalau dipikir-pikir, suka suka orang lah mau pulang kek, mau nongki kek, mau ngejamet kek. Kan bukan haknya.

"Ya mana gue tau anjir, emang gue emaknya!" Sembur Leon. "Katanya ada tamu dari jauh, jadi dia pulang duluan." Akhirnya Leon ngejelasin yang sebenarnya.

"Oh ada tamu." Ujar Ara ber-oh ria. "Kira-kira tamu dari mana, ya?"

Tak tahan, Leon menggerutu kesal pada Ara. "Nanya aja Lo kayak wartawan, mana gue tau coba, gue kan bukan pembokatnya!"

"Tapi masa iya sih Lo yang nolongin gue?" Cicit Ara kembali ke topik yang tadi.

"Ah... Bodo amat! Naik darah gue ngomong sama Lo. Awas Lo kalo gue liat Lo sekarat kayak tadi, jangan harap gue bantuin Lo lagi." Ucap Leon lalu keluar dari UKS.

"Dih, sekalian aja kita gak pernah ketemu lagi." Dengus Ara, lalu memikirkan apa yang akan dia lakukan di UKS ini. Yups, mungkin tidur adalah pilihan terbaik.

***

Ini sudah jam pulang sekolah, namun Ken memutuskan untuk tidak langsung pulang. Dia harus mengobati Gisel terlebih dahulu, karena tadi cewek itu tidak mau diobati. Ya, Tadi dia dan Gisel tidak langsung ke UKS karena Gisel menolaknya. Kata Gisel ini hanya luka gores biasa. Tapi Ken menyangkalnya, bagaimana pun Gisel tetap sedang terluka.

Setelah dipaksa berkali-kali, akhirnya Gisel menuruti Ken untuk pergi ke UKS. Ken menuntun Gisel, takut-takut cewek itu down. Padahal yang luka cuma tangannya, itu pun cuma luka kecil karena tangannya mengenai lantai. Saat sampai di UKS, Ken langsung Ken membantu Gisel duduk.

Just FiguranWhere stories live. Discover now