Bagian 25

6.2K 425 46
                                    

***

"Lo yakin gak mau sebar video ini?"

Ara mengangguk, "Gue yakin."

"Tapi kalo menurut gue, lebih baik kita sebar video ini buat buktiin kalo bukan lo yang salah."

"Iya, tapi bukan sekarang, gue juga enggak sebaik itu buat ngelolosin lili yang udah fitnah gue."

Saka mengerti. "Oke, apapun keputusan lo, gue akan dukung."

"Thanks, ka."

"Hm, sama-sama." jawab saka. "Lebih baik kita balik ke kelas sekarang." Ara mengangguk. Mereka berjalan berdampingan. Akan tetapi...

"Aw!" Sesaat, Ara merasakan nyeri di dadanya. Entah kenapa, akhir-akhir ini penyakitnya memang sering kambuh. Dirinya sebisa mungkin menyembunyikan rasa sakitnya pada Saka. Namun sepertinya dia tidak mampu.

"Kenapa, Ra?" tanya saka penuh khawatir.

"Sakit, ka... Sakit banget."

Tanpa pikir panjang Saka segera menggendong Ara ke UKS. Kekhawatiran saka bertambah saat ara terlihat semakin menahan rasa sakitnya.

***

"Ara mana? Bukannya tadi dia sama kamu?" tanya sasa saat melihat kedatangan Saka ke kelas seorang diri tanpa ara.

"Ara ada di uks." jawab saka.

"Ara kenapa?" Jeda Sasa. "Apa--- penyakitnya kambuh lagi?"

Saka mengangguk. "Bukan cuma penyakitnya yang kambuh, pipinya juga lumayan lebam gara-gara ditampar tadi. Hatinya pasti sakit juga sih karena udah difitnah orang-orang tolol." Sindir Saka.

Ken yang mendengarnya hanya diam tak bergeming. Sedangkan Leon membuang muka kasar seakan tidak mau menunjukkan wajah kesalnya.

Sasa mengangguk menyetujui. "Mereka memang tolol."

***

"Aku minta maaf."

Lili berdecih. "Cuma maaf? Kamu kira cuma dengan kata maaf bisa meringankan hukuman aku?"

"Terus aku harus gimana Li? Aku juga gak punya kuasa apa-apa buat nolong kamu."

"Seenggaknya waktu itu kamu temenin aku untuk jelasin yang sebenernya, tapi kamu malah--"

"Dan bilang ke semua orang kalo aku ikut andil dalam kejadian kemarin? Asal kamu tau ya aku gak sebodoh itu."

"Tapi emang itu faktanya!"

"Tapi sedari awal ini ide kamu, kenapa kamu seakan-akan nyalahin aku?" Ujar cewek itu seakan tak terima.

"Ckkk kamu lupa? Aku ngelakuin ini demi kamu, karna kamu adalah sahabat aku, dan bahkan kamu sepenuhnya ngedukung aku buat ngelakuin kejahatan ini."

"Stop! Stop Li. Jangan pernah lagi kamu ngomong hal itu bahkan kasih tau ke orang lain kalo aku ikut andil dalam kejahatan kamu, kalau enggak--"

"Kalau enggak apa?" Tanya lili, memotong ucapan Gisel.

"Kalau enggak, aku bakal kasih tau ke seluruh dunia kalo kamu itu adalah anak pelacur!"

Deg.

Sesaat lili merasa tercekat. "Sel, kamu... Kamu tau dari mana?" Entah dari kapan mata lili terlihat berair. Lili menggeleng. "Sejak kapan kamu tau?"

"Gak penting aku tau dari mana dan sejak kapan, yang jelas aku udah tau letak kelemahan kamu." Jawab Gisel.

"Sel, kamu sendiri yang bilang kalau kita ini sahabat, kenapa kamu kayak gini!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Just FiguranWhere stories live. Discover now