Bagian 15

15.2K 1.5K 81
                                    


"Darimana Lo?" Tanya Leon ketika Dafa baru saja duduk di sampingnya.

"Alah dia mah paling abis ngapel dari kelas sebelah." Alih-alih Dafa, yang jawab malah Rangga.

Dafa mengedipkan mata sambil mengangkat ibu jari dan telunjuknya pada Rangga. "That's right bro! Lo emang paling apal soal gue."

"Cih, pacar ke berapa yang Lo apelin?" Tanya Leon tak habis pikir. Sebenarnya Dafa tuh biasa aja, bisa dibilang muka nya standar lah, tapi ada manisnya dikit sih. Cuma kayaknya menang di humoris aja, makanya banyak cewek yang mau sana dia.

Dafa menggerakkan kedua tangannya untuk menghitung. "Satu, dua, tiga... Hm ke sebelas deh kayaknya."

"Buset! Itu pacar apa tim sepak bola." Sembur Rangga, di sebelah Rangga, Ken hanya geleng-geleng kepala.

"Jadi cowok tuh harus punya prinsip bro,  kalo bisa nambah kenapa enggak. " Dafa menampilkan muka pede-nya.

"Dapet karma baru tau rasa Lo!" Komentar Ken.

"Lagian ya, gue heran sama cewek-cewek yang mau sama Lo, mau aja gitu sama pawang buaya yang tampangnya aja masih cakepan gue." Leon bergidik ngeri.

"Hey! asal lu tau Yon, mungkin tampang gue emang gak se-cakep elu, tapi gue punya hati yang tulus yang bikin cewek klepek-klepek sama gua." Ujar Dafa mendramatis.

"Heh markonah! Kalo Lo tulus Lo gak bakal punya pacar sebanyak itu anjir." Sembur Leon.

Rangga tertawa. "Bener tuh, orang tulus mah pacar cuma satu, gak sampe bisa bikin tim kesebelasan kayak Lo."

"Alah! Bilang aja Lo pada sirik sama gue ye kan wlee.."

Leon mengangkat bahunya sekali, mukanya menampilkan ekspresi jijik. "Dih siapa juga yang sirik sama Lo, mimpi!"

"Udah Yon, jujur aja. Lo pengen punya pacar juga kan? Makanya move on Yon, move on! Masih banyak cewek lain di luaran sana, gak baik ngerebutin yang gak pasti, apalagi sama sahabat sendiri." Mata Dafa tertuju pada Ken.

Leon mendengus. "Sok tau kampret!"

"Ini lagi nih bocah satu, pedekate udah kayak nyicil motor, kapan Lo mau nembak si micin? Keburu diambil orang baru tau rasa Lo." Ujar Dafa pada Rangga, medadak jadi spesialis percintaan.

"Oh gua baru inget, lu kan selalu ditempeli sama sahabat Lo itu kan, si... Florida, floridina, apa siapa sih.."

"Flora.." ralat Rangga.

"Ah iya si fauna."

"Flora dafff..." Ralat rangga, lagi.

"Iye sama aja lah, masih sodaraan. Pokonya Lo harus jaga jarak sama si fauna itu kalo Lo emang serius sama si micin, kasian anak orang Lo gantung gitu." Lanjut Dafa.

"Tttapi flora itu sahabat gua dari kecil daf, masa iya gue tiba-tiba ngejauhin dia."

Telunjuk Dafa mendarar tepat di bibir Rangga. "Shutt... kayaknya Lo butuh banyak siraman rohani dari gue, kalo sekarang waktunya gak bakal cukup, masih ada satu murid yang belum gue ceramahin." Tatapan Daffa tertuju pada Ken.

"Apa?" Tanya Ken yang diberi tatapan aneh oleh dafa.

Sedangkan Rangga dengan segera menepis telunjuk Dafa dan mengelap-ngelap bibirnya. Leon hanya tertawa renyah.

Dafa sok manatap fokus Ken. "Lo yang paling rumit dari sekian banyak hubungan yang gue tau."

"Why?" Ken mengangkat sebelah alisnya.

"Bikaus lo terang-terangan suka sama cewek lain saat Lo udah punya tunangan. Jujur Lo hebat! Lo bener-bener hebat!" Dafa bertepuk tangan.

Wajah Dafa berubah menjadi sok ingin nangis. "Tapi Lo kayak lagi nyari mati Ken. Kenapa Lo mau tunangan sama si cewek lemah itu kalo Lo gak cinta sama dia?"

Just FiguranWhere stories live. Discover now