Bagian 10

18K 1.9K 140
                                    

"Ara.... Gawat gawat raa!!!!" Teriak Sasa saat baru saja tiba di kelas.

"Gawat apa, Sasa? Masih pagi lho ini." Decak Ara.

Sasa terlihat panik sembari mencari buku dan alat tulis dari dalam tas. "Aku belum ngerjain pr MTK ra!! Mati aku matiii... Bisa-bisa di black list ini mah sama pak Subroto."

Ara mengerutkan kening. "Lah, emangnya ada pr ya? Kok aku gak tau sih." Ujar Ara mulai panik. Dia membuka lembar kerja siswa atau LKS nya, berniat mengecek apakah perkataan Sasa benar atau enggak.

"Jangan bilang kamu lupa juga? Astaga Araa... Ternyata kita emang sehati sejiwa ya, pr aja sampe lupa barengan gini." Ujar Sasa dramatis. Sementara Ara mengecek LKS nya.

Ah, ternyata bener ada PR. "Yang ini kah? Ah dikit segini mah, sebelum pak Subroto dateng juga pasti udah kelar." Kata Ara meremehkan. Sok banget si Ara, padahal payah soal mtk.

Sasa berdecih. "Jangan seneng dulu kawan, soalnya emang kelihatan dikit, tapi aku jamin jawabannya pasti lebih dari lima lembar."

Ara menganga. "Hah! Serius?? Yaudah yaudah, sekarang kita nyari contekan aja sebelum pak Subroto masuk." Ujar Ara terlihat kelimpungan.

Sasa tersenyum miris. "Sudah terlambat bund, pak Subroto udah duduk manis di kursinya."

Ara menoleh ke depan kelas. Benar saja, pak Subroto sudah duduk disana.

"Selama pagi anak-anak."

"Pagi, pak!!!" Jawab siswa serentak.

"Bagaimana kabar kalian??"

Hening, gak ada yang jawab.

"Hei! Pada kemana ini? Kok tidak ada yang jawab."

"Bapak nanya sama kita?" Tanya Wildan buka suara.

"Ya iya lah saya nanya sama kalian, masa sama Dugong." Jawab pak Subroto sedikit kesal.

"Lah tumben pak, biasanya kan bapak cuma nanya sama Ara. Makanya kita gak jawab." Kali ini si Acil yang buka suara.

"Memang salah, saya nanya sama kalian semua??" Ujar pak Subroto agak meninggi.

"Ya gak salah sih pak, cuma kita tuh heran aja gitu." Kata Acil.

Bagus! Bales terus cil. Jangan kasih kendor. Kalau begini kan pak Subroto jadi lupa soal pr. Ara dan Sasa bersorak ria dalam hati.

"Ah, sudah sudah. Kalian mau mengalihkan pikiran saya kan supaya gak inget ada pr hari ini."

Hancur sudah harapan Sasa dan Ara.

"Sekarang, saya minta kumpulkan pr kalian di meja saya. Dan yang tidak mengerjakan, maju ke depan!"

Dengan berat hati, Ara dan Sasa berdiri dari duduknya dan berjalan ke depan kelas.

"Sa malu banget... Cuma kita berdua yang gak ngerjain pr." Cicit Ara pada Sasa.

"Sumpah, rasanya pengen ngilang dari sini sekarang juga." Ucap Sasa.

Pak Subroto memperlihatkan muka garangnya, membuat Ara bergidik ngeri."Ara! Kamu tidak mengerjakan tugas dari saya?" Ara mengangguk. Dia sudah siap untuk menerima Omelan dari pak Subroto.

Pak Subroto menghela napas. Ara kira dia menghela napas untuk bersiap memarahi Ara, namun nyatanya tidak.

"Saya mengerti, pasti kamu tidak mengerjakan tugas saya karna kemarin kamu sedang tidak sehat, kan?"

Sepersekian detik Ara melongo, begitu pun Sasa. Namun dalam hati Sasa merasa aman, kalau ara gak dimarahin, berarti dia juga enggak dong. Yesss!!!

Ara ingin mengelak, ingin menjelaskan bahwa perkataan pak Subroto salah, tapi pak Subroto keburu memotong.

Just FiguranWhere stories live. Discover now