2. DIA LAGI?

223 21 2
                                    

"Dia kalo udah suka sama orang lain, apalagi sampai menghak milikan itu. Berarti dia ga bakal ngelepasin tuh orang."

-Crowley

***
Kelentingan suara pedang saling beradu di segala penjuru kota. Diiringi dengan suara jeritan kesakitan dari pihak yang kalah tanding. Dikubu manusia ataupun vampir sendiri, sudah banyak menelan korban.

Menyisakan para kumpulan pemimpin dari dua pihak, tadi suasana sempat memanas karna kedua belah kubu sama-sama berbondong menyerang lawan masing-masing.

Diantara kubu mereka, yang paling kewalahan ada pada sosok gadis berambut setengah hitam dan yang lain putih. Bukan apa-apa, hanya saja dia seperti dikeroyok. Atau ... memang begitu?

Gadis itu menatap nyalang pada dua pemuda didepanya. Guren Ichinose dan bawahannya yang berambut putih.

Membuatnya mengingat kembali soal Ferid, si vampir sialan bahkan tidak membantu. Dengan sangat santai, Ferid Bathory sendiri memilih menonton pertarungan seolah melihat film action diatas tiang listrik. Bersama satu anak buahnya bernama Mikaela Hyakuya, yang melayangkan tatapan datar ke depan.

"Oh jadi kalian mainnya keroyokan ya?" ucapnya bengis, entah keroyokan atau tidak. Yang jelas dia akan terus melawan sampai keduanya tumbang.
Pria berambut putih menjawab, "Haha, sayangnya gaada cara lain nona ..."

Sedangkan Guren, ia mendelik, menyeringai kearah Eva yang memasang raut murka.

Tidak lama, Guren menyerang dengan pedang ditangan menyudutkan sampai kedepan sebuah gedung. Tapi tidak kalah, Evangelina kembali menangkis dan membuat Guren terpental karna tendangan beberapa meter.

Si rambut putih yang tadi diam saja, ternyata menembakkan peluru kearah Eva. Sedikit saja telat, jantung Eva akan bolong seketika. Untungnya dia melompat dengan gesit, sebelum sebuah harimau besar terbang di samping. Itu harimau ilusi yang diciptakan seorang lelaki suruhan Guren. Namun, berhasil ditebas dengan mudah oleh Eva.

Saat gadis itu turun ke bawah, ternyata dia lengah. Guren menyerang dari belakang tanpa disadari. Pria licik itu mengincar kepala Eva.

Namun ....

BRAK

Tanpa terduga, Guren terhempas ke samping kanan, karna tamparan Ferid tepat di wajahnya. Hingga ia berkali kali tertubruk reruntuhan, meninggalkan bekas retak.

Eva sendiri bengong kala berbalik dan menyadari Guren yang mengaduh kesakitan. Dia tidak menyangka, kekuatan Ferid ternyata memang jauh diatasnya. Sangat jauh, sampai menyaingi moyang keempat.

Terlihat, pria dengan rambut silver itu mendekat perlahan kearah Guren sambil berkata. Ah bukan, tepatnya berteriak pada Eva. "Kamu utang nyawa sama aku Eva, bayarannya ga perlu uang! Cuman kencan di mainsionku aja sore ini, ingat! Gaada penolakan!"

Eva seketika membeku dengan mulut nyaris ternganga. Pria itu benar-benar licik, awalnya malah Eva pengen berterima kasih. Tapi sepertinya itu sudah basi, dan dia sendiri menarik pikirannya itu.

***
Pukul 17.00

Evangelina POV

Perang udah selesai dari tadi, pasukan manusia dipaksa mundur oleh kami. Para vampir. Ini sih katanya berkat moyang ketujuh-Ferid Bathory. Dan iya sih, dia ini memang hebat- kuat. Tapi kalo ada penobatan 'orang' paling nyebelin didunia, pasti yang menang dia juga.

Dari tadi cowok ini nyamperin aku sampai rela lari-lari. Cuman buat nanyain, "Jadikan kita kencan? Tadi kamu udah aku selametin loh ..." sama sekali unfaedah kan? Ya iyalah. Bacotnya aja di banyakin

Aku balik badan dengan muka merah yang menahan amarah, tapi lagi-lagi yang ku tatap nyengir memperlihatkan gigi Pepsodant yang rapi. Kalo perempuan kebanyakan mungkin udah klepek-klepek sama ini orang. Tinggi diatas rata-rata, hidung mancung dengan mata yang merah seperti permata, dan satu hal lagi katanya dia ini jenius?

Nah para perempuan itu beda sama aku, aku sama sekali ga terbuai sama yang beginian!

"Maaf ya Tuan Ferid Bathory yang terhormat, bisa ga Anda gausah ngikutin saya kayak gini?" ucapku menekankan kata 'yang terhormat', lama-lama aku bisa gila kalo kayak gini. "Anda memang sudah nyelametin saya tadi, Makasih banyak loh ya, tapi kalo soal ajakan Anda saya menolak. Jelas, hm?" Aku memaksakan diri untuk tersenyum, aku yakin mukaku saat ini dibanding ramah kesannya jadi menyeringai seram.

Dia terkekeh, entah apa yang lucu. "Ahaha, aku ngerti sih kamu ngehormatin aku. Tapi gausah terlalu formal kayak gitu honey." ini vampir kelewat pede.

'Gue itu bukan ngehargai elo bego!! Gue itu udah eneg sama lo!!' batinku.

Ferid menyambung kalimatnya lagi, "Dan apa itu tadi? Kamu nolak ajakan aku? Ahaha ..., sayangnya itu ga berguna honey. Kan udah aku bilang dari tadi, aku ga menerima penolakan. Dari pada makin lama disini mending kita langsung berangkat ya?" tanya Ferid yang lebih mirip dengan pernyataan penuh paksaan, gimana engga?

Dia aja narik tangan aku sampai ke parkiran markas vampir.

Dan setelah itu, dia langsung menuju mobil klasik warna putih beberapa meter ditempatku berdiri. Aku yakin itu pasti mobilnya.

Eva POV end

***
Seorang pria menghampiri Eva yang sedang berdiri didepan parkiran beberapa mobil di markas vampir. Pria dengan tubuh tinggi, kekar, mata merah dan rambut dengan warna senada itu kelihatannya prihatin.

Prihatin?

Eva berbalik, mendapati pria bernama Crowley Eusford itu menepukkan tangan ke bahunya. Eva mengernyit bingung, "Kamu siapa ya?"

Crowley sedikit tersenyum manis, tapi masih manisan Ferid lagi. "Aku Crowley, moyang ketiga belas. Kamu Evangelina kan?"

Eva mengangguk saja, tidak berniat untuk membalas pertanyaan orang ini.
"Kamu mungkin bingung, tapi aku cuman mau bilang. Aku kasihan aja liat kamu bisa berurusan sama dia" tangan Crowley terlihat menunjuk Ferid dari jauh, Eva tidak menyangka bahwa moyang ketiga belas bisa seberani ini membicarakan seorang Ferid Bathory yang terkenal sadis.

Sedikit terkejut, tapi berusaha disembunyikan.

"Maksudnya?" sepertinya dia tertarik untuk mengorek lebih dalam lagi.

"Y-ya, gimana bilangnya yah? Em.. dia itu kalo udah suka sama orang lain, apalagi sampai menghak milikan itu. Berarti dia ga bakal ngelepasin tuh orang." ucap Crowley dengan nada sedikit takut.

Seketika, firasat Eva mendadak buruk. Ini akan jadi rumit, namun entah kenapa disisi lain juga menantang.

Tapi ada hal yang tidak disadari sama sekali. Beberapa meter dari sana, Ferid terkekeh gila. Mukanya terlihat menahan amarah tapi tawanya seolah mengatakan, 'menarik, ayo mulai permainannya'.

Hanya dirinya yang tahu apa itu. Mungkin.

***


Tertanda,

Evanaa88.

FERID'S LOVE (END)Where stories live. Discover now