17. DIMANA DIA?!

52 14 0
                                    

Tiga chapter lagi ending, tapi banyak chapter yang satu pun gaada vote nya?

Tolong hargai lah sedikit dengan vote. Lagian ga bayar juga kan?

***

Ferid datang ke markas para vampir beberapa jam kemudian sembari diiringi kehebohan besar.

Bagaimana tidak? Ia kesana membawa banyak noda darah. Entah pedang, pakaian, dan sepatu. Semua penuh warna merah.

Tiap yang melihat pasti berpikiran. 'Ini bukan cuman vampir, tapi monster.’ Belum lagi mata yang terlalu tenang-cenderung menyapu sekeliling kosong. Para prajurit bergidik ngeri, cinta memang berbahaya.

Sebab hanya karena hal itu seorang Ferid Bathory bisa ganas tak terkendali.

“Eva .. Evangelina saya, di mana dia?” Sepanjang jalan belum menemukan apa yang dicari, ia memutuskan ke singgasana. Tempat Urd berada.

Lagi-lagi Urd tidak menjawab, hanya ada tatapan serius melayang untuk Ferid. Menyiratkan makna tersembunyi tentang segala hal berbau sang gadis.

Ada kebimbangan dalam diri pemimpin vampir itu sekarang. Hal fatal yang bisa dipastikan menyakiti perasaan anak buahnya- Ferid.

“JAWAB SEKARANG! DIMANA EVA SAYA? K-KENAPA DIA TIDAK TERLIHAT DISINI? KALAU TIDAK-”

“Bacalah surat ini dulu. Tenang, aku tak pernah mau memisahkan kalian. Cuman, akhir cerita kalian ada ditangan masing-masing.” Ucap Urd menyerahkan sebuah surat.

Ferid membacanya, ia terkejut tak menyangka.

Untuk: Kamu cowok paling menyebalkan didunia.

Dari: Si pecundang juga pembawa masalah-Evangelina.

Hei Ferid Bathory, vampir pemaksa, arogan, licik dan bodoh. Aku baru menulis ini hari ini tepat setelah Urd membawaku kembali ke markas.

Pertama aku ingin minta maaf karena seorang Eva ternyata pengecut. Tidak mampu berkata secara langsung. Merasa tidak berguna karena hanya menjadi beban. Bayangkan saja, vampir kesembilan diculik dan tidak bisa melakukan apa-apa? Itu aib bagiku.

Yang kedua, masih sama. Permohonan maaf. Kayaknya impian indah kamu gaakan terwujud, sebab aku ingin menenangkan diri sejenak. Bahkan nekat pindah ke suatu negara. . Tak perlu cari tahu dimana keberadaan ku.

Sedikit saran, lupakan apa yang terjadi pada aku, kamu dan kita. Anggap saja tidak pernah terjadi, karena diri ini  juga tidak akan mengungkit.

Mungkin suratnya agak membingungkan karena ini sama sekali tidak sepertiku biasanya, namun Evangelina hanya mau membangun awal baru. Sudah cukup pusing dengan berbagai masalah yang terjadi di Jepang.

Bukan tidak tahu terimakasih, hanya saja terlalu malu menampakkan diri. Bye, Ferid. Semoga kamu baik-baik saja.

Sialan! Geram Ferid dalam hati.

Memangnya siapa Evangelina itu? Seenak jidat ingin kabur darinya? Bukankah sudah diperingatkan berkali-kali?

Gadisnya ternyata lancang.

Karena biar seperti apapun, tidak ada sedetik yang dilewati Ferid tanpa kehadiran kekasihnya. Sekarang muka datar Eva menjadi candu diatas segalanya.

“Jadi Anda membiarkannya pergi, Tuan Urd?” Lagi-lagi Ferid terbawa emosi.

“Tidak, Eva pergi dari kamarnya. Tanpa disadari siapapun. Ia meninggalkan secarik catatan bahwa akan pindah tugas sementara kesuatu tempat dan juga satu surat tadi.” Untung Urd menanggapi dengan tenang. “Aku juga tak bisa berbuat banyak, Eva sudah pergi. Tapi kemungkinan suatu saat akan melaporkan keberadaannya. Yang jelas, aku percaya padanya sebagai bawahan setia.”

“Terserah Anda saja, tapi saya tidak akan menyerah sekarang. Walau diujung dunia pun, tetap saya kejar sampai dapat. Kalau perlu dirantai supaya tidak kabur.” Pria itu mengatakannya dengan seringai seram. “Saya permisi.”

“Dasar gila.” Kata Urd jengah begitu punggung Ferid tak terlihat lagi.

***
Mencoba menerka sekaligus menyelidiki tempat persembunyian Eva, Ferid kembali melangkah ke bekas apartemen gadis itu. Namun hasilnya nihil, tak ada apapun.

Tak menyerah, vampir dengan perawakan jangkung ini memutuskan bertanya pada asisten Evangelina sekaligus sahabat dekatnya. Akame.

Pintu apartemen terbuka, hal mudah bagi Ferid untuk menerka passwordnya.

Orang yang berada didalam ruangan sontak terkejut dan menoleh. Akame seperti ketakutan.

“Dimana Eva? Kau pasti tahu kan?”  Senyuman serta tatapan sinis muncul dari wajah.

Akame diam seribu bahasa. Lidahnya kelu tak mau menjawab.

“Hei, aku bertanya sama kamu loh. Kalau tidak menjawab dalam tiga detik, maka tahu sendiri konsekuensinya.”

Gemetar hebat dirasakan gadis berambut sebahu. “A-aku tidak bisa memberitahu Anda. K-karna aku terikat janji dengan Eva, dia bilang jangan beritahu siapapun termasuk Anda.”

Aneh, ini sangat lah membagongkan. Firasat Ferid tidak nyaman sekarang.
Akame seperti menyembunyikan sesuatu. “Ahaha, dari ekspresi saja aku sudah merasa aneh. Apa ada yang kamu sembunyikan, Akame?”

Gadis itu diam bingung harus berkata apa atau kah tidak membantah tuduhan?
“Sebaiknya kamu bicara dan mengaku. Sebelum jadi bahan pelampiasan semua amarah."

***

Tertanda,

Author Evanaa88.

FERID'S LOVE (END)Where stories live. Discover now