7. MEREKA PSIKOPAT!

90 10 0
                                    

"We are suitable, and everyone know that."

-Ferid Bathory

***

Ferid's POV

Ah ...

Bau yang selalu jadi candu nomor dua selain bau tubuh Eva yang beraroma strawbery itu terus menggelitik hidung ku. Kalian bertanya apa bau yang ku maksud? Simple, jawabannya darah!

Hey, santai aja ...

Aku ini sebenarnya vampire yang cukup ramah kok, kalo aku sedang tidak mood membunuh. Ya tidak akan ku habisi.
Tapi kembali lagi dengan pemandangan indah di depan ku ini, puluhan mayat manusia bergelatakkan. Rata-rata dari mereka laki-laki.

Oh iya, mereka ini prajurit yang nekad memata-matai vampire dimalam hari, saat lengah maka disitulah aku beraksi.

Tadinya mau ku muntilasi tangan, kaki, kepala dan tubuh lainnya. Cuman, entah kenapa, aku berubah pikiran. Jadilah mereka semua ku gantung kesisi tembok gang pakai paku. Keadannya cukup mengenaskan, dengan beberapa lebam dan luka diperut. Lebih tepat, disebut lubang menganga disana.

Karna usus, lambung, ginjal dan kawannya sudah ku keluarkan semua dari tempatnya. Tentu saja mereka juga mati dengan kehabisan banyak darah. Para prajurit gagah tadi, sudah menjadi ternak tanpa darah.

Saat aku sudah cukup puas sama karya ku satu ini. Langsung saja aku beranjak pergi menggunakan mobil sport warna merah-milik Crowley yang terpaksa dia pinjam kan.

Aku juga membawa banyak sekali oleh-oleh untuk seseorang ....

***
Derap langkah kaki ku  memecah keheningan di koridor apartemen mewah. Hanya orang-orang kelas atas yang mampu memiliki salah satu dari kamar ini. Dan orang yang ingin aku kunjungi, punya lebih dari sepuluh kamar disini.

Dasar, holkay.

Saat tiba didepan pintu kamarnya aku langsung memencet password apartemen yang sudah ku selediki sebelum nya. Semua tentang orang ini, sudah dalam genggaman ku.

Setelahnya pintu ku buka dan nampak dari kejauhan seseorang tengah duduk di sofa, suara anime dilaptopnya memgalun jelas di telinga ku. Ternyata dia memang wibu.

Ferid's POV  end

Ditengah suasana menyenangkan dimalam hari, saat Eva masih setia dengan anime dan sebotol darah di meja ruang tamu. Suara cowo paling memuakan sedunia, begitu mengganggu ditelinga cewe dengan tinggi pas-pasan ini.

"Mau apa kesini?" Dia berbalik, matanya tetap malas dan datar seperti biasa. Sosok yang Eva pandang, tersenyum seolah ia adalah mahluk paling suci bersih dari dosa di alam semesta. Ferid seenak jidat nyelonong masuk ke apartemen.

"Biasa, mau ngapelin kamu. Sekalian aku bawa hadiah spesial."

Eva mengerinyit dalam, namun sedetik kemudian hidung nya mencium aroma yang tidak lagi asing. "Ah, itu pasti organ manusia kalo engga, darah nya?" Sungguh, yang paling berbahaya bukanlah kecepatan vampire dan fisiknya yang kuat.

Namun, hal lain. Yaitu indera penciuman, pendengaran, dan perasa melebihi batas wajar. Ini semua dimiliki oleh vampire, terutama mereka yang di kelas atas semacam Evangelina.

"Wow, gadis ku emang hebat ya? Eh tapi itu sudah pasti kan, soalnya kamu vampire bangsawan kelas atas" Puji Ferid dengan raut berbinar. Ia tidak salah memilih pasangan.

"Haha, liat siapa yang memuji aku. Bukannya kamu juga bisa, Ferid Bathory?" Gelak tawa memecah suasana.

Jeda beberapa saat, "Kamu juga pasti mikir kalo kamu engga salah pilih orang kan? Wah, sepertinya ada udang dibalik batu nih. Mending kamu jujur deh, maksud kamu deketin aku itu apa?"

"Gaada maksud apa-apa tuh" Tepat setelah nya, sebuah cekek an keras terasa sangat merampas oksigen yang masuk ke paru-paru Ferid.

Senyum khas pembunuh terukir di wajah cantik bak malaikat itu, ironis sekali. "Oh ya? Sebaiknya kamu ngaku. Kalo enggak ntar kamu kesiksa lagi ..." Tentu saja selama beberapa hari Eva sudah curiga setengah mati.

Siapa juga yang mau percaya pada vampire se-licik Ferid Bathory?

"B-berani juga ya, mo-moyang kesembilan nantangin aku yang peringkat tujuh?" Apa itu penting sekarang hah? Yang ada Eva bakal makin marah! Mikir lah mikir!!

"Heh, biar pun kemungkinan nya hampir nol. Tapi masih ada kesempatan lagi, selama masih ada celah. Aku gaakan nyerah gitu aja!" Cengkraman nya makin kuat, "Jawab atau mati!!"

"Oke deh, aku jawab kok. Tapi lepasin dulu, susah bicaranya kalo kayak gini ..." Mukanya memberengut lucu, sialan disaat seperti ini masih aja ganteng.

Sedetik kemudian, Eva langsung melepas begitu saja cengkraman nya sambil menatap nyalang cowo vampire ini.
"Jadi gini, maksud aku deketin kamu sebenarnya cuma mau kamu jadi rekan aku." Nah kan, jadi selama ini Eva salah-

"Rekan hidup, sampai aku mati"

Lanjutnya, membuat bangsawan vampire berkulit pucat didepannya nyaris mematung. "Dan gara-gara itu juga, sampai detik ini aku merjuangin kamu. Gaada yang boleh deketin kamu selain aku, kalo pun ada orang itu bakal mati!"

"Gitu?" Muka memerah melengkapi wajahnya. "Em, k-kalo saat ini aku suka sama kamu cuma secuil gimana? Masih naksir ga?" Jujur saja, masih ada keraguan disana, dihati Evangelina.

Ferid terkekeh, "Masih, walaupun rasa cinta kamu cuman dikit. Bagi aku itu udah cukup, yang banyak nya biar aku yang penuhin. Biar aku yang cinta secinta-cinta nya sama kamu."

"Loh kenapa? Bukannya kalo kayak gitu kesannya kan rasa suka kamu bertepuk sebelah tangan?" Tatapan bingung gadis ini, dibalas dengan senyum simpul dan aroma napas beraroma mint yang begitu tercium di hidungnya, karna jarak mereka sangat dekat.

"Gapapa, pelan-pelan aja, kita juga banyak kesamaan. Jadi aku yakin, suatu saat nanti kamu bakal jadi bucin aku."

Dan ...

Cup! Kecupan manis juga lembut itu begitu memabukkan. Membuat siapapun, termasuk Eva sendiri melayang.

"Kamu pasti tau apa yang aku maksud, hadiah yang aku beri tadi bakal jadi kesukaan kamu" Ucapan ini bernada sedikit seram. Namun Eva malah tertawa, pasangan aneh.

"Oh, organ manusia tadi? Kayaknya masih seger ya" Kan, apa yang di bilang sama Ferid tadi terbukti. Eva itu sebenarnya suka mengoleksi rambut mayat, kemudian di bikin wig. Selain itu, ia juga suka sama ginjal, lambung, usus dan lainnya.

Yang termasuk organ dalam manusia.

Jeda, "Em, kayaknya bener. Kita emang banyak kesamaan, kamu psikopat, aku juga sama gila nya."

Mendengar itu, Ferid langsung mengusap pucuk kepala gadisnya. "That's right, honey ..."

"We are suitable, and every one know that" Lelaki ini berbisik rendah. Namun masih bisa terdengar.

Akame yang ternyata baru saja di dekat pintu. Tepat beberapa meter dari mereka, merinding.

Tentu saja Akame tahu siapa Ferid dan segala kegilaannya.

***

Tertanda,

Evanaa88

FERID'S LOVE (END)Where stories live. Discover now