5. AKAME KEIKO

111 12 0
                                    

"Biarpun saya ga berguna, tapi saya masih mau hidup."

-Akame Keiko

***

Seorang gadis remaja berumur sekitar 16 tahunan, berjalan gontai disebuah gang sempit yang kumuh. Gadis itu memegangi kepalanya seolah-olah dia akan pingsan sebentar lagi.

Tubuhnya terasa remuk redam, pipi nya lebam, dan di pinggir bibirnya luka.

Kenapa? Karna dibully oleh bangsa nya sendiri, teman-teman nya melampiaskan kekesalan dengan Vampire pada dirinya.

Sejak awal dia merasa hidupnya sama sekali tidak berguna. Dari dulu Ayahnya terlalu keras mendidik. Hingga pada saat dibawa kesini, di kota Vampire. Terpisah dari keluarga. Dia juga tidak tau entah sang Ayah masih hidup atau tidak.

Dan tiba-tiba ...

BRUKK

Dia-Akame Keiko tergeletak ditanah tanpa ada siapapun yang melihat. Mungkin dia akan mati?

***

Disepanjang perjalanan Mikaela, seorang Vampire penjaga kota terus-terusan mendengus kesal. Hingga tidak sadar dia menendang sebuah batu kerikil. Naas, batu itu mengenai tubuh seorang gadis.
"Aduh ..." Ternyata Akame sudah sadar, tapi tenaganya tidak sanggup untuk berdiri. "T-tolongin a-aku ..., Aku ga kuat berdiri."

Mika memfokuskan matanya pada sosok yang tengah meringis kesakitan diujung jalan. Dia bergegas menghampiri.
"Kamu manusia kan?" Saat Mika hendak mengangkat tubuh mungil itu, sang empunya justru kaget. "Kamu kenapa kok disini?"

Bukannya menjawab, dia malah balik bertanya. "A-anda va-vampire?"
Akame tergagap, "S-saya mohon j-jangan bunuh saya. Biarpun saya ga berguna, ta-tapi saya masih mau hidup."

Mika terkekeh, ketampanannya bertambah 60 persen. "Kamu apaan sih? Aku mau nolongin kamu. Bukan mau bunuh."

Akame tertegun melihat Mika yang begitu menawan ditambah dengan senyum tulusnya. "Ma-makasih Tuan."
"Ga perlu manggil Tuan-tuan segala. Panggil aja Mika."

Saat hendak berbalik menuju keluar gang, sebuah suara seperti membeku kan tubuhnya. Dia kenal suara itu, suara yang baru-baru ini langsung di benci.

Siapa lagi kalau bukan Evangelina. Dan ya, Mika membenci Eva. Karna bagi lelaki itu, semua Vampire sama. Terlebih mereka yang dekat dengan Ferid Bathory. Sama-sama licik.

"Wow, aku jadi iri loh liatnya" Eva terkekeh menyeramkan, "Em ..., Tapi itu kan manusia Mika? Kenapa kamu nolongin dia? Atau jangan-jangan ..." "Kamu suka sama dia ya?"

Perlahan, Mika berbalik. Matanya menatap tajam sosok yang tengah tersenyum itu. "Mau gue suka atau ga, itu bukan urusan lo. Evangelina."

"Dasar ga sopan, bicara sama moyang kesembilan kok pakai lo-gue sih?"

"Ck, suka-suka gue lah ..." Lagi-lagi Mika mau berjalan meninggalkan tempat itu.

"Heh aku belom selesai ngomong!!" Eva melirik kearah Mika, lalu pandangannya turun ke Akame. "Oke, kalo kamu cuekin kayak gitu. Gapapa. Tapi aku tertarik, sama itu manusia."

Kini moyang ke sembilan nge-gas, "Serahin dia!" Lalu tanpa aba-aba, Eva langsung mengejar Mika dengan gesit.

Refleks, Mika menendang Eva sekuat tenaga. Gadis itu terdorong beberapa langkah. "Asal lo tau ya, dia ini bukan barang!! Jangan maen rebut aja lah!!"
Murka, Vampire itu sangat murka. Dia tidak bisa membiarkan Akame jatuh ketangan Eva. Tidak akan!

"Bentar ya, kamu disini aja. Jangan kemana-mana." Ucap Mika  lembut sembari menurunkan Akame perlahan.
Setelahnya vampire bermuka blasteran itu menatap nyalang atasannya sendiri.

Terlalu muak dengan namanya vampire yang arogan dan sombong ga ketolongan. Padahal dia sendiri juga vampire tuh ...
"Lo, abis ditangan gue!" Peringat nya.
Eva sendiri terkekeh memandang Mika remeh. Dalam waktu satu menit kurang, ia bisa membuat Mika jadi perkedel kalo dia mau.

"Coba aja dasar bocil!!" Tantang moyang kesembilan ini.

Kalut, Mika refleks menyerang Eva gesit dengan pedang ditangannya. Gadis itu hanya salto kebelakang berkali-kali, lalu menghindari serangan seolah bermain-main. "Cepet sih, tapi kurang pengalaman. Kalo diasah mungkin bisa lebih baik, ya ngga Mika-kun?"

BRAK

Tendangan telak, mengenai wajah Mika. Evangelina melakukan sebuah tendangan berputar kearahnya.

Pria itu menabrak tembok terdekat. Mukanya langsung bersimbah darah, Akame yang melihat itu sontak bergidik ngeri.

Mika bangkit, "Argh, gausah banyak bacot!!" Saat Mika hendak menyerang lagi, berkecepatan penuh Eva melompat lalu mendarat tepat dibelakang Mika.

Tanpa sempat berbalik, gadis ini memenggal kepala Mika hingga terpisah dari tubuh. Tenang saja, ini cuman sementara.

"Makanya kalo masih kecil itu gausah sok-sokan nyolot! Gini kan akibatnya, putus putus dah tuh pala!"

Beralih dari Mika, Evangelina berjalan pelan kearah Akame yang tidak berdaya didepan gang.

"Hayoloh, malaikat pelindung nya udah k.o tuh ... Sekarang kamu enaknya aku apa in ya?"

***

Tertanda,

Author Evanaa88.

FERID'S LOVE (END)Where stories live. Discover now