6. VAMPIR LICIK

111 11 7
                                    

"Yang aku tau, mau Ferid atau Eva sama. Mereka gila!!"

-Mikaela Hyakuya

***

Beralih dari Mika, Evangelina berjalan pelan kearah Akame yang tidak berdaya didepan gang. "Hayoloh, malaikat pelindung nya udah k.o tuh ... Sekarang kamu enaknya aku apa in ya?" Simirk sangat jelas diwajah cantik Eva.

Entahlah apa yang direncanakannya.

Satu langkah Eva kearah Akame semakin membuat dadanya berdegup kencang, apa vampire ini mau mengisap darahnya lantas menghabisinya begitu saja?

Namun tidak diduga, Eva malah menggigit bibirnya sendiri dan menempelkan nya ke mulut Akame. Ada yang tau dia mau apa?

Ya sama seperti yang dilakukan moyang keempat Krul Tapes pada Mikaela. Gadis cantik itu mau diubah menjadi vampire.

***
Akame telah sepenuhnya berubah jadi vampire, dia sudah membunuh orang yang selama ini terus membully nya dengan cara menghisap semua darahnya.

Namun begitu dia kembali ke gang sempit untuk menemui Eva, Mika si vampire keras kepala itu masih saja tidak terima kalau Akame jadi vampire.

"Heh lo pikir lo siapa ha? Pake ngerubah-rubah manusia gitu aja!!" Bentak nya nyaring, rupanya masih belum jera ya?

"Aku siapa? Masa kamu gatau sih?" Eva terkekeh menganggap kalimat Mika hanya candaan semata, "Aku moyang kesembilan!! Aku punya hak penuh buat ngubah manusia jadi vampire!!"

Mika seketika kicep, benar juga hanya bangsawan kelas atas yang bisa mengubah manusia jadi vampire. Selain dari itu, bakal di bunuh seketika.

"Tapi kan-" Belum sempat ia bicara, Akame menyela.

Gadis itu menatap tajam Mika, "Eh kamu apa-apaan sih Mika! Nona Eva itu baik, dia nyelametin aku tau! Kalo gaada dia aku tadi pasti udah mati, dan aku juga ... Gabisa balas dendam sama orang yang nge bully aku!!"

"Kamu ga ngerti Akame! Kamu itu nanti bakalan jadi pelayan dia!! Kamu cuman dimanfaatin sama dia!!" Lelaki itu menggenggam tangan Akame pelan.

Tidak terduga, Akame malah melepasnya "Ga!! Itu ga mungkin! Jelas-jelas tadi Nona Eva mau jadiin aku temen nya!! Bukan manfaatin aku!! Kalo dia manfaatin aku juga, dia gabakal ngerubah aku jadi vampire!"

"Nah iya, benar apa yang dibilang Akame, Mika. Aku itu ga kayak Ferid yang suka manfaatin anak manusia buat diisap darahnya. Kan aku juga udah ngerubah Akame jadi vampire, ga mungkin aku ngisep darah vampire!"

Mendengar hal itu, Mika tidak bisa berbuat banyak. Dia langsung berkata pada Akame agar hati-hati dan menjaga dirinya. Kalau ada apa-apa, katanya dia bisa cerita sama lelaki itu. Yang jelas, mau itu Ferid atau Eva, semuanya sama-sama licik bagi Mika.

"Aku percaya sama kamu Akame, tapi aku gabisa bilang kalo mereka itu baik. Yang aku tau, mau Ferid atau Eva sama aja. Mereka gila!!" Nada geram jelas sekali terdengar dari suara lantang Mikaela. Setelahnya, lelaki itu memilih beranjak pergi begitu saja.

Kembali lagi ke Akame, gadis itu tersenyum manis pada Eva. Merasa bahwa vampire satu itu, seperti pahlawan dalam hidupnya.

"Nah Akame, mulai detik ini juga. Karna di dunia ini gaada yang namanya gratisan, jadi ... Kamu mesti ikut aku kemana pun kalo aku perintahkan. Kamu juga mesti atur setiap jadwal ku. Intinya kamu mulai detik ini jadi bawahan setia ku, asisten ku!"

"Segala perintah aku, itu mutlak!"
Mendengar semua perkataan Eva yang seakan menjeratnya, Akame malah semakin senang. Walau begitu, Eva sudah membebaskannya dari masa kelam.

Setidaknya begitulah pikirannya. Disaat orang lain mungkin merasa menyesal, karna terperangkap dalam kandang macan. Tapi tidak untuk Akame. Gadis itu tetap bersyukur.

Namun, dibalik itu semua mereka tidak menyadari bahwa sosok berambut silver, bermata merah seperti darah dengan gaya khasnya memotret beberapa aksi Eva yang tengah menyelamatkan Akame tadi.

Dia keluar dari persembunyiannya saat tidak ada lagi orang di gang sempit.

"Mine ... You must be mine!" Gumamnya pelan lalu meninggalkan tempat itu.

***
Langkah kaki menggema disepanjang lorong istana, tepat beberapa meter dari singgasana pria itu berhenti dan mengembangkan senyum penuh arti.

"Saya Ferid Bathory menghadap Yang Mulia, Urd" Nadanya boleh sopan, tapi senyumnya melambangkan kelicikan yang kentara.

Tanpa mau basa-basi, Urd yang dingin itu pun bicara "Mau apa kau kesini?"
Ferid mengangkat wajahnya, "Mau saya? Ahaha, saya cuman mau ngelaporin sesuatu pada Yang Mulia. Ini tentang Evangelina."

"Oh, sekarang kau jadi tukang ngadu ya, Ferid Bathory?" Sebuah suara lain datang dari sisi singgasana. Sosok cebol itu selalu saja menghina Ferid. Siapa lagi kalo bukan Less car.

"Ahaha, saya anggap itu pujian. Tuan Less car. Tapi kalau diliat, sepertinya anda masih sama kayak dulu? Mungil sekali ..."
Sedikit tertawa karna ucapannya sendiri, Ferid kembali menyambung kalimat. "Kawaii untuk orang seumuran Anda."

Muka Less car merah padam, dari seribu tahun lalu berdebat dengan Ferid adalah hal yang tidak bisa dibanggakan oleh nya. Pria licik dan cantik ini selalu menang.

"Baik, cukup debat tidak pentingnya Ferid!" Seruan tegas terdengar dari Urd, "Lebih baik kau cepat cerita kan ada apa dengan Evangelina? Seingatku dia tidak pernah ada masalah sebelumnya."

Seperti yang sudah diduga, Urd akan tertarik soal ini. Maklum, Eva termasuk prajurit setia Urd.

"Jadi begini, tadi saya melihat hal yang menarik sekaligus mengejutkan dari Eva. Dia dengan seenaknya mengubah seorang ternak menjadi Vampire. Dan yang saya tau, kaum kita tidak begitu suka kalau jumlah kita bertambah, ini hanya akan mengurangi stok darah bagi Vampire sendiri" Ia menjelaskan panjang lebar.

Pria yang duduk di kursi itu, menangkap maksud Ferid. Urd menghela nafas, "Jadi maksud mu, kau ingin aku menghukum Eva? Karna dia lancang?"

"Bisa iya, juga bisa tidak."

Mendengar itu, Less Car kembali komentar "Jangan bertele-tele!"

"Hm, maksud saya Yang Mulia Urd bisa menghukum nya dengan cara menjadikan saya sebagai pengawas semua tindakan Eva. Lagi pula saya yakin bangsawan setia seperti Evangelina tidak mungkin menghianati Yang Mulia, bukan?"

Urd mengangguk, tapi dia kembali bertanya "Tapi apa kau punya bukti?"

"Tentu saja, My Lord." Menyahut pasti, Ferid mengangkat ponselnya lalu menampilkan gambar Eva yang tengah menolong Akame.

Less Car mencebik, "Dasar licik! Pria kayak kau mau jadi pengawas perilaku Eva? Cih, tidak bisa di percaya. Bahkan jepang saja sampai jatuh ke tangan musuh di bawah pimpinan kau!"
Jeda, "Walaupun Eva mengubah manusia jadi vampire pun. Aku lebih percaya dengan nya dibanding kan kau, Ferid!"

"Ahaha, lucu sekali Tuan Less Car. Tapi anda lupa ya, kalau yang memanggil kalian-bala bantuan kesini itu saya? Berarti saya lah yang seharusnya di puji, bukan dihina seperti ini."

Saat Less car mau menjawab, Urd malah menyela. "Cukup sudah, Ferid! Less car!"
Suasana jadi senyap, sebenarnya Less car sangat marah dengan Urd. Namun apa daya, dia tidak akan berani untuk sekedar membantah.

Sedangkan Ferid, pria itu memasang tampang tidak berdosa dengan senyuman menyebalkan. Merasa menang atas segalanya.

"Ehm, jadi Ferid. Dengan segala pertimbangan, ku pikir saran mu cukup bagus. Kita bisa memantau sifat Eva setelahnya, untuk saat ini juga sebaiknya si Akame itu di biarkan saja selama tidak menggangu."

Ferid membalas nya dengan anggukan, kemudian memilih mengundurkan diri. Dia terlalu malas untuk kembali berdebat dengan Less Car.

Mending ngurusin masa depan ku sama Eva, batinnya.

***

Tertanda,

Author Evanaa88.

FERID'S LOVE (END)Where stories live. Discover now