9. KECURIGAAN

79 12 0
                                    

“Cemburu memupuk kecurigaan dalam benak, menghasilkan gelisah tak menentu. Biar ku beritahu, khawatir akan dia yang di rebut, adalah jawaban semuanya.”

-Ferid’s Love

**
Dahi Crowley mengkerut, tidak biasanya Ferid berkunjung ke markas. Ada apa?

Yang lebih mengherankan adalah muka pria ini yang terlihat kesal. Hampir saja dua anak buah Crowley terpenggal, tercincang dengan sadis karna ulah ia yang murka.

Emosinya tak tertahankan saat ini, dan semua gara-gara bunga misterius- yang disangka hadiah dari Urd.

Padahal Urd saja masih sibuk dengan banyak hal yang terjadi belakangan.

“Tumben kesini, ada apa?” Crowley memilih bertanya hati-hati. Jangan sampai dia menjadi sasaran Ferid berikutnya.

Ferid memutar bola mata malas, kemudian memandang wajah adiknya dengan sorot hampa.

Sedetik berikutnya, ia berucap dengan nada dingin. “Eva semalam  dapat bucket bunga. Katanya dari Urd- sekedar perayaan kecil-kecilan buat dia yang udah bertahun-tahun gabung ke militer, tapi itu terlalu mencurigakan. Bisa aja si Urd punya niat lain ke Eva.”

Kakaknya- Ferid duduk dengan kaki menyilang di sofa berwarna putih dekat jendela besar. Sementara Crowley sendiri paham apa yang dimaksud. “Oh, jadi apa yang mesti aku lakukan?”

Menghela nafas panjang, mengepalkan tangan, dengan emosi yang sudah naik dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun.

Vampir yang identik dengan warna putihnya ini berkata. “Selidiki siapa yang ngirim bunga, mau Urd atau bukan. Cari tau alasannya kenapa, ada hubungan apa sama Eva.”

“Kalau sudah, nanti kita diskusi lagi- buat rencana balasan!”

Glek.

Seketika Crowley tersenyum kaku kemudian berjalan menjauh dan segera mengabarkan pada anak buahnya.

Sepeninggal Crowley, psikopat kita yang berkulit putih itu terus menggumamkan sesuatu. Sepertinya ia tengah berpikir- segala kemungkinan yang terjadi.

“Selama Eva di jepang, dia terus-terusan sama aku. Dan kalo pun jauh, mata-mata selalu mengawasi. Tapi bukan ga mungkin, kalo Urd sendiri  diam-diam ambil tindakan.”

“Kemungkinan kedua- selain Urd, ada orang lain yang suka sama Eva? Vampir? Atau ...” Dia menjeda kalimatnya, lantas tertawa kecil.

Semua pihak harus dicurigai, karna saingan bisa datang dari mana saja. “Ah, mungkin para ternak? Manusia?”

Ferid berdiri, ekspresi itu sangat tenang seolah tidak menyimpan amarah. “Rupanya mereka semua mau bermain-main?”

“Hm, menarik...” Ferid kembali merasakan gejolak panas dalam tubuhnya. Ia kesal. Tak suka miliknya diusik mahluk lain.

FERID'S LOVE (END)Where stories live. Discover now