8. BUNGA

81 10 1
                                    

"Apa itu? Kok kamu dapat bunga mawar? Dari siapa?" Beragam pertanyaan bertubi-tubi datang dari vampir bangsawan kita, Ferid Bathory.

Hatinya tidak bakal tenang kalau belum ada jawaban soal bunga yang diletakkan gadis itu di dalam wadah kaca khusus tanaman.

Perasaan hari ini bukan ulang tahun Eva, Ferid juga tak pernah memberi bunga.

Lalu dari siapa mawar putih disana?

"Eh, jawab aku Evangelina!" Dia melotot dengan mata mengisyaratkan terbakar cemburu. Lalu mencengkeram lengan gadisnya.

Sejenak, Eva berdecak dari tadi telinganya mendengung mendengar pertanyaan Ferid yang terkesan menyudutkan. "Dari Urd! Puas kamu?"

Gemetaran, Ferid si vampire songoong plus sadis itu gemetar. Tubuh mendadak kaku. "J-jelasin kenapa dia sampe ngasih kamu ginian?!"

"Biasalah." Cewek didepan Ferid menjawab gantung, sangat santai. Coba kalau bukan doi, sudah dijadikan perkedel nih. Batin Ferid.

Ia- Eva, kembali berkata, "Buat mengenang hari pertama aku gabung sama pasukan aja sih. Mirip kayak ultah, tapi ini soal kerjaan."

Soal pekerjaan. Yah, hanya formalitas.

Beribu kali Ferid mengulang pemikiran positif itu. Namun, tetap saja hatinya membara. Indra kepekaan nya tidak pernah salah, Ferid yakin ada udang dibalik batu. Lagian kalau hanya hubungan antar atasan dan bawahan, tanpa ada yang baper. Semua orang sudah pasti Urd beri bunga.

Lah ini? Cuman Eva yang diberi!

'Urd Gaeles, kamu sepertinya mau jadi sainganku, hah? Oke!’

***
Di tempat lain ...

"Akame, kamu mesti hati-hati ya sama Ferid. Jangan terlalu deket sama dia. Firasatku ga enak." Mika sudah seperti Ibu kandung Akame. Sangat-sangat perhatian.

Sontak, sang gadis mengangguk. Benar kata Mika, terlalu dekat dengan Ferid bisa berakibat fatal. Auranya saja sudah menakutkan. Apalagi kalau ia tersenyum, senyum licik.

"Tapi kalo Nona Eva beda, dia orangnya baik banget!" Dimata Akame, orang paling bisa dipercaya adalah Evangelina. Pahlawan nya.

Lelaki yang merangkap jadi sahabat Akame- Mikaela Hyakuya, menggeleng tidak setuju. "Engga, dia ga baik, buktinya kamu sekarang sering disuruh-suruh kan?"

Jeda, "Jangan kira aku gatau, Akame. Walau  punya tempat tinggal yang layak pun, tetep aja kamu kurang istirahat. Mata mu punya kantung."

Ucapan Mikaela menusuk sampai ketulang-tulang, reaksi gelagapan Akame adalah bukti bahwa cowok ABG berambut pirang ini benar. "Ehm, emang sih aku tidur malem banget. C-cuman, Nona Eva ga seburuk yang kamu pikir kok!"

"Dia ngasih aku apartemen, baju, sama ngebiarin aku balesin dendam sama kang bully di kota vampire dulu. Terus terang, aku bersyukur sih karna udah dikasih kesempatan buat ketemu Nona Eva."

Akame melirik Mika sekilas, tersenyum tipis yang bisa menghangatkan hati siapapun yang melihat. "Jadi jangan pernah lagi ngejelekkin Nona ya, Mika?"

Mika terdiam, kemudian mengangguk pelan. Tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, apapun yang dikatakan Akame seolah mutlak untuk dijalankan baginya.

"Eh iya, Tuan Urd ngasih bunga loh ke Nona Eva. Buat mengenang hari pertama Nona masuk militer." Akame kembali menatap Mika polos, kalau saja dia yang diberi bunga. "Tuan Urd emang baik banget ya?"

Ekspresi Mika mendadak berubah- ia berkedip sekali lalu alis bertautan.

"Hah? Tapi aku denger katanya ga jadi. Karna saat ini Tuan Urd masih sibuk ngurusin pemberontakan manusia."
Nah loh, jadi siapa pengirim bunga misterius itu?

***

Tertanda,

Author Evanaa88.

FERID'S LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang