15. KETUA GENG

1.8K 140 0
                                    

Plakk!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Plakk!!

"Kalo lo berani nyakitin dia, gue bakalan buat wajah lo yang menor ini, rusak!" Tamparan Al membuat Rania bergetar hebat. Pasalnya, dia belum pernah melihat Al semarah dan sekasar ini padanya.
Air mata bening terjatuh dari pipi wanita itu.

Rara yang menyaksikan perlakuan pria itu, iya hanya bisa terdiam ketakutan. Kejadian itu mengingatkan Rara dengan siksaan papa tirinya sewaktu iya kecil. Sekarang iya merasa trauma. Baik, sepertinya itu sudah cukup membuat Rania merasa benci pada Al.

"Hiks hiks, kamu jahat tau nggak!" Wanita itu berlalu pergi meninggalkan mereka berdua yang masih terdiam tanpa sepatah kata pun.

¤¤¤

"Minum dulu Ra?" Wanita itu mengulurkan air mineral kearah Rara.

Iya pun meraih botol tersebut dan menguknya beberapa kali, mungkin iya sangat kehausan.

"Gue juga masih nggak percaya, kalo kak Al bakalan nampar Rania. Tapi, nggak papa juga sih, biar tuh anak tau rasa!" Perkataan Claudi membuat perempuan itu menggeleng.

"Huft! Gue jadi takut deh, sama Al," ucapnya, membuat Claudi terbelalak.

"Eh, lo nggak perlu takut sama kak Al. Gue yakin, dia pasti nggak bakalan kasar sama lo." Claudi mencoba meyakinkan Rara yang sedang bersandar didinding kelas X dengan keadaan berdiri.

"Au, ah. Gue pusing." Rara enyah meninggalkan Claudi. Iya hanya bisa melihat punggung Rara perlahan semakin menjauh.

Perempuan itu berjalan kearah Toilet, tiba-tiba ada yang menarik lengannya. Tapi, bukan Al. Kali ini iya ditarik masuk ke Toilet dengan kasar, sampai-sampai tangannya meninggalkan bekas akibat cengkraman kuku orang itu. Rania Adintita.

"Lo apa-apa'a sih?" tanya Rara kepada perempuan itu yang tampaknya sudah sangat emosi.

"GUE. PENGEN. LO. JAUHIN. AL!" ucapnya penuh penekanan.

Rara terbungkam dan hanya bisa menelan ludahnya. "Emang yang deketin Al, siapa sih?!" Ucapannya membuat perempuan itu emosinya bertambah.

Rania sedikit tertawa. "Gue udah." Iya menggantungkan ucapannya dan memperlihatkan jari manisnya yang terlingkar cincin.

"Al aja nggak nganggep lo itu tunangannya. Dan dia juga nggak pake cincin pertunangan kalian. Btw, pipi lo masih sakit?" Rara menaikkan sudut bibirnya.

Perempuan itu mengepal kedua tangannya kuat-kuat, hingga terluka akibat kuku panjangnya sendiri. Rahangnya ikut mengeras, sedangkan Rara menaikkan satu alisnya.

ALRARA [ END ] ✓Where stories live. Discover now