43. PENGAKUAN RANIA

3.3K 110 12
                                    

Happy Reading❤
Tamat baru revisi😆

"Ra."

"Rara."

Sedari tadi Al terus saja mamanggil gadis itu yang tengah duduk disofa tanpa menghiraukannnya. Jelas saja, nasi goreng buatan Al membuat Rara semakin marah padanya.

Tok tok tok

Seseorang datang dan mengetuk pintu rumah Rara yang terbuka, sontak mereka pun menoleh. Terlihat perempuan yang telah tersenyum dan berjalan kearah mereka.

"Kamu ada di sini ternyata. Aku mau ngomong sama kamu sebentar, boleh?" Perempuan itu adalah Rania, iya datang untuk menemui Al.

Cowok itu melirik kearah Rara yang sudah membuang muka ke samping, dengan ekspresi malas. Al bangkit dari sofa dan berjalan kearah Rania. "Bagus lo dateng. Mending sekarang lo jelasin ke Rara yang sebenarnya tentang kejadian waktu itu. Dan juga gue nggak pernah ngapa-ngapain lo, karna ini murni kesalahan lo. Lo udah jebak gue." ucap Al dengan tatapan tajamnya.

Rania terdiam dan menatap balik Rara. "Oke, aku bakal jelasin semuanya," kata Rania, perbincangan mereka mulai serius.

Rara hanya menyimak tanpa membuka suara, karna di sini iya tidak salah jadi dia hanya cukup diam dan mendengarkan.

Rania menarik napasnya dalam-dalam dan membuangnya. "Aku hamil."

Deg

Apa Rara tidak salah dengar. Tapi, rasanya sangat jelas dari pendengarannya. Sudah cukup, sekarang hatinya terasa tercabik-cabik mendengar pengakuan dari Rania.

Sedangkan Al, iya menatap tajam kearah Rania. Kedua tangannya mengepal kuat-kuat dengan rahang yang mulai mengeras.

Gadis yang tadinya menunduk dan mencoba menahan isaknya berlari keluar meninggalkan kedua sejoli itu. Iya menghapus air matanya kasar, sebab cairan bening itu tak henti-hentinya keluar.

"Rara!!"

Gadis itu tak menghiraukan panggilan Al, iya tetap berlari meninggalkan tempat itu.

"Huaa... lo jahat Al!"

"Lo cowok terbrengsek yang pernah gue temuin!"

"Gue pikir hubungan kita bakal kayak dulu lagi, tapi nyatanya lo hiks."

Rara terus berlari, berlari dan entah ingin kemana. Yang jelas, iya ingin menjauh dari Al. Iya merongoh saku celananya dan menelfon seseorang.

"Ha-halo, lo bisa jemput gue? Gue kirim alamatnya sekarang."

¤¤¤

"Gue harus kasih perhitungan buat dia!" ucapan itu keluar dari mulut Zoni, ketika Rara menceritakan semunya.

"Udah lah, Zon. Lo nggak perlu ngasih perhitungan buat Al, ini semua juga udah terjadi. Rania hamil, anak Al," lirihnya dengan menggelamkan wajahnya ketelapak tangannya.

Mereka telah ada di teras rumah Zoni. Laki-laki itu menggenggam tangan Rara, dan menatap sendu ke arahnya. "Lo jangan sedih lagi, di sini ada gue." Zoni mengusap air mata gadis itu dengan ibu jarinya.

Rara mengangguk dan mencoba menahan isaknya, hatinya sangat hancur sekarang.

"Yaudah, sekarang gue mau pulang. Mungkin mereka udah pergi, lo anterin gue yah." Laki-laki berjaket hitam itu hanya mengangguk patuh.

Mereka pun pulang dengan naik motor milik Zoni. Selang beberapa waktu, motor itu pun terhenti tepat di depan rumah Rara.

"Jangan sedih lagi, gue nggak mau liat lo nangis," ujar Zoni dengan menghapus cairan bening yang terjatuh dari kelopak mata Rara.

ALRARA [ END ] ✓Where stories live. Discover now