36. KECEWA

4.1K 159 9
                                    

Happy Reading❤

"Claudi, kakak lo mana?" tanya Rara dengan nampan.

"Di depan deh kayaknya. Btw, itu apa'an?" Claudi bangkit dari sofa yang ada di ruang tamu.

"Ini spageti buat, Al," ucapnya dengan memperlihatkan deretan giginya.

Claudi mengerutkan keningnya. "Lah, bukannya tadi kak Al udah dimuntahin yah?"

"Gue bikin lagi, soalnya kan Al belum makan," ujarnya dan Claudi hanya beroh ria. "Yaudah kalo gitu gue ke depan dulu yah, mau ngasih ini ke Al," lanjut Rara.

"Oke, sukses yah!"

"Oke!" jawab Rara menaikkan jempolnya dan berjalan ke luar untuk menemui Al.

Setelah tiba di luar, iya melihat Al yang tengah duduk dikursi sambil menatap langit.
Rara menghela napas sebentar. "Al?"

Tak ada sahutan.

"Al, gue bawain lo spageti. Dimakan yah," ujarnya seraya menaruh piring dinampan ke meja.

"Lo pikir gue kucing, makan-makanan bekas." Akhirnya pria kulkas itu membuka suara juga.

"Ini baru gue bikin kok, cobain deh." Baru saja Rara ingin menyuapi Al, pria itu lagi-lagi menepisnya.

"Gue bisa sendiri."

"Oh, okey."

Senyum terukir dari bibir Rara, pasalnya pria itu akhirnya mau memakan masakan darinya. Walaupun, harus ada drama dulu.

"Uhuk uhuk..."

"Eh, ini minumnya. Pelan-pelan dong, Al makannya," ujar Rara seraya menyodorkan segelas air minum pada Al.

Al menerima dan meneguknya beberapa kali. "Nih."

Wanita itu meraih kembali gelas tersebut, lalu menaruhnya ke meja. "Gimana, enak nggak?"

Al menoleh dengan mulut yang masih mengunyah. "Biasa aja."

Gengsi terossss
batin Rara.

Rara mengangkat dagunya dan menatap langit yang indah itu. "Kapan Al, lo bisa inget gue?" gumamnya namun tak terlalu didengar oleh Al.

"Ha?"

"Enggak... maksud gue langitnya indah yah, kayak gue," kata Rara dengan nyengir-nyengir.

Pria itu hanya memutar bola matanya dan kembali menyantap makanannya.

"Rara?" Merasa dipanggil, iya pun menoleh.

"Iya, Ma. Ada apa?"

Mama?
Prettt...
batin Al dengan raut wajah malas.

"Kamu ikut Mama yah, kita mau ke Supermarket. Soalnya mobil Mama, masih dibengkel."

"Iya, Ra. Lo harus ikut, karna gue kan nggak bisa bawa mobil. Trus juga, takutnya nanti lo sama kak Al digebrek warga di rumah. Entar yang ada kalian dinikahin lagi. Hahaha," jelas Claudi diakhiri dengan tertawa.

Rara menatap Al sekilas, begitu pun dengan pria itu. "Yaudah deh, Rara ikut."

"Kalo gitu kita pergi dulu yah, Al."

"Iya, Ma. Hati-hati yah," ucapnya seraya menatap mobil Rara yang kian menjauh.

"Jantung gue, kenapa deg-deg an yah?"

¤¤¤

Selang beberapa waktu, mereka pun tiba di Supermarket. Claudi mulai memilih-milih keperluan yang iya butuhkan, begitu pun dengan Ratna. Sedangkan Rara, wanita itu hanya memilih untuk menunggu di dalam mobil.

ALRARA [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang