Page 01: Give Me One Chance, Boss!

1.2K 81 2
                                    

[C]LOSERSeries of #Loser

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

[C]LOSER
Series of #Loser

*****

"Maaf Jelita, tapi mulai hari ini anda saya pecat."

Jelita melongo ditempat, takdir tidak memihaknya lagi, sudah yang ke-12 kali ia mencoba bekerja diberbagai perusahaan tapi na'as ujung-ujungnya dipecat lagi dipecat lagi.

"Loh kenapa saya di pecat pak? Saya merasa tidak melakukan kesalahan apapun selama saya bekerja disini, jangan gitu dong pak saya bisa nuntut bapak loh ini." Jelita tidak terima dia main dipecat begitu saja, apalagi ini satu-satunya pencapaian terbesar dia bekerja terlama selama ia hidup, walaupun cuma 3 bulan sih.

Pria berkisaran 40 tahun itu menggeleng sabar dengan sifat karyawan tidak tau dirinya ini, Jelita melipat tangannya di dada. Menatap bosnya tajam.

"Kamu lupa dengan kesalahan kamu, Jelita?" tanyanya lembut tak lupa dengan senyuman manis penuh maut.

"Loh saya memangnya punya salah apa?"

Tidak tau diri.

Siapa? Jelita.

"Pertama, kamu sering terlambat masuk kantor. Kedua, kamu memiliki potensi yang besar, Jelita. Terlihat karena kamu bisa masuk VK Corp walaupun kamu bekerja di anak perusahaan, tapi sayang kamu terlalu lalai mengerjakan seluruh berkas. Ketiga, attitude mu dipertaruhkan disini."

Jelita menghela napas, ia pasrah. Kali ini mungkin dia akan masuk daftar hitam dari seluruh perusahaan yang ada, VK Corp bukan perusahaan main-main. Perusahaan besar seperti VK Corp adalah keuntungan sekaligus ancaman.

Dia pun tau, maka dari itu saat pertama mendengar ia diterima, membuncah begitu saja rasa bahagianya. Bahkan mami sudah membuat acara syukuran demi anak bungsu paling tengilnya ini. Lebay sebenarnya tapi apa boleh buat, demi Mami.

VK Corp adalah harapan terakhirnya, maka dari itu Jelita tidak akan membiarkan dia dilengserkan begitu saja. Cara satu-satunya, mengemis. Masa bodo dengan akhirnya nanti, dia tau bosnya tidak akan tega jika mendengar dia curhat sambil memelas.

"Pak, tolong beri saya satu kesempatan lagi."

Lelaki itu menggeleng pelan, dia sudah memberikan kesempatan tapi lihat, terulang lagi. Tidak pernah jera akan kesalahan, memangkan kesempatan yang dia kasih masih belum cukup. Dia selalu berpfikir apakah terlalu baik membiarkan orang seperti Jelita masih berkeliaran diperusahaan tapi gadis itu berpotensi, sayang sekali.

"Saya sudah memberi kamu kesempatan, Jelita. Saya tidak bisa."

Tubuh Jelita lemas seketika. Dia mengusap wajahnya pelan, melirik kearah bosnya lagi. Menyiapkan kalimat yang akan ia lontarkan.

"Pak, saya mohon...," melas Jelita, ia menyatukan kedua tangannya. Menatap bosnya meminta welas asih, "beri saya satu kesempatan lagi dan saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Saya mohon pak, cuma saya yang menjadi penopang hidup keluarga saya. Kalau saya dipecat, bagaimana hidup ibu saya nanti, saya bukan dari keluarga yang berada pak, saya mohon. Beri saya satu kesempatan lagi, cuma perusahaan ini harapan saya satu-satunya."

[C]LOSERUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum