Page 30: Who's Your Most Precious?

200 30 8
                                    

[C]LOSERSeries of #Loser

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[C]LOSER
Series of #Loser

- - × - -

Haloo beberapa minggu setelah up chapter terakhir kali yaa. Aku sebenernya mau ganti banner, soalnya masih ada nama pena lamaku huhuhu cuma males. Seperti biasa jangan lupa dukung aku pakai vote dan komen kalian.

Happy Reading!

*****


Veen menghembuskan kepulan asap rokok dari kerongkongannya, setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya di Surabaya kini ia dapat bersantai beberapa hari sebelum lusa nanti Veen kembali ke ibu kota. Tidak banyak yang ia kerjakan, cabang sudah mulai stabil dan sekretarisnya saat ini sedang mengurus sisanya di sana.

Sejak tadi Veen menatap jendela hotel mengenakan bathrobe. Suasana terasa dingin karena di luar sedang hujan gerimis, tidak terlalu kencang tapi cukup untuk membuat kaca luar balkon menjadi buram dan berembun.

Di atas meja tersedia coklat panas pengganti kopi namun baru tersentuh satu teguk, di sampingnya habis satu-dua puntung rokok tertinggal di asbak padahal matahari belum naik secara sempurna, terbilang masih pagi.

Earpiece terpasang sempurna di telinga kanan Veen, beberapa menit yang lalu Veen mendapat panggilan via telepon dan itu sangat penting. Tidak heran sorot matanya berbeda dari yang biasanya.

"Listen, she is my girl and can't runaway from me anymore. Ini udah kesepakatan kita- stop, gua gamau denger alesan apapun. Lo tau kan tingkah dia enam bulan terakhir? Sekalipun gue udah ketemu dia tetep ajaa gue ga bisa gegabah," tuntutnya dengan perasaan jengkel. Veen merasa rencananya baru setengah jalan, belum ada tanda-tanda akan berhasil.

Kepulan asap rokok semakin menebal, semakin cepat pula batang rokok yang terselip diantara jemari Veen habis terbakar. Wajah Veen mengerut tidak tenang, otaknya dipaksa bekerja dengan segala uruaan kantor dan urusan pribadinya.

"I'm not- Fine, whatever you want. Tapi gue harus ada di sana sebelum lo ngelakuin yang aneh-aneh lagi, jangan sampai lecet," pasrah Veen seketika mendapat sorak bahagia dari seberang.

Ini urusan yang harus secepatnya ia selesaikan, dia tidak mau berlama-lama maka dari itu rencana menggagalkan pernikahan bisnis juga harus secepatnya ia laksanakan. Veen berniat akan menelepon Jelita setelah semua persiapannya selesai, dia hanya membutuhkan waktu dan kondisi.

Veen menyibak rambut basah miliknya, sudah berganti warna sebab ia tidak nyaman dengan warna terang seperti pirang. Lelaki itu lebih menyukai warna maroon. Suara di seberang mengubah air wajah Veen, terlihat lebih lunak dan tidak berfikir sekeras tadi. Tampaknya ada berita bagus yang di dengar Veen.

[C]LOSERWhere stories live. Discover now