"Gue kira lo baik, Ta. Ternyata lo murahan, perusak hubungan orang!"
Jelita hanya ingin hidup tenang semenjak kepindahannya ke Jakarta. Bukan tanpa alasan, cita-cita hidup bergelimang harta dan tahta membuatnya selalu berambisi walaupun pekerjaannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[C]LOSER Series of #Loser
- - × - -
Kokudah 10 vote aja sih, ngambek ni😡 nggakbercanda, sesuaijanjikukalau ada 10 vote aku update.
Siapa yang masih on? ayukbaca. Anw itu Veenedisiudahkeluar dari mobil ya, sokkegantenganemang pake topi segalawuu.
Happy reading love!<3
*****
"Bapak ngapain pake masker sama topi gitu sih?" tanya Jelita mengikuti langkah Veen, keheranan melihat bosnya memakai masker putih dan topi hitam ditengah mall seperti sekarang. Mereka sudah turun dari mobil dan ternyata Veen membawanya kedalam sebuah mall. Malu-maluin, pakaian dia masih dengan kaos pendek dan celana training tidak lupa dengan sandal yang ia pakai. Apalagi Mall kelihatatan lumayan ramai walaupun sekedar sarapan atau membeli perlengkapan rumah tangga. Mall kebanyakan belum buka sepenuhnya, masih ada beberapa yang tutup atau bahkan beres-beres.
"Ya kamu liat sendiri, saya pake masker aja udah pada ngeliatin. Mau saya buka? Yang ada saya jadi sarapan pagi mereka."
Perkataan Veen tidak salah, Jelita melirik sekitar dan benar saja walaupun sudah ditutupi ada yang sempet-sempetnya ngeliatin bos nyebelinnya ini walaupun cuma sekali lirik terus bisik-bisik sama temennya. Kadar ketampanannya malah bertambah saat ia memakai masker, "Bapak sok kegantengan sih. Gausah deh pak, kalau kata orang, orang ganteng kalau pake masker topi gitu malah makin berdamage."
Veen mendecih pelan, "Saya emang ganteng dan tadi kamu mengakui saya tampan secara tidak langsung."
"Eh enggak ya pak!" elak Jelita, salah menggunakan kalimat yang pas untuk melarang bosnya memakai masker.
"Saya pake masker biar gak ketularan gila."
Jelita merasa ingin menjatuhkan rahangnya, setiap detik bosnya semakin menyebalkan. Veen terlihat santai malah terus menghujani olokan padanya, sama seperti Jeka yang jahil tak tertolong. Bedanya Veen memilih menyebalkan dimulut sedangkan Jeka dalam tindakan. Sial, Jelita malah terjebak diantara mereka berdua. Dia bisa gila sungguhan.
"Loh saya enggak bilang kamu gila," jawab santai Veen mengulum senyum geli dibalik maskernya. Jelita kali ini benar-benar menjatuhkan rahangnya, jiwa sikopatnya sedang meronta ingin menikam bosnya sekarang juga. Salah dia memulai penbicaraan duluan tadi.