Page 05: How Annoying My Presdir!

215 53 2
                                    

[C]LOSERSeries of #Loser

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[C]LOSER
Series of #Loser

*****

Veen terduduk diatas terpal memandangi dua orang dewasa berkelakuan bocah saling kejar merebutkan sekop pasir, dia merasa sudah menjadi pengasuh saja disini. Sejak kapan gadis dingin dan kaku seperti Jelita bisa sehiperaktif seperti ini saat bersama Jeka tapi yang penting saat ini dia bisa melihat tawa bebas mereka berdua.

Soal hubungan, Veen tau semuanya termasuk Jelita yang mengetahui rahasia Jeka selama ini. Lelaki tengil seperti Jeka itu sebenarnya dari dulu selalu ditekan untuk dewasa, selalu mengalah kala dia tidak bersalah. Makanya Veen ada disisinya, walaupun bocah tengil itu selalu menganggunya kapanpun dan dimanapun. Kali ini dia terbebas dan korban barunya adalah Jelita yang sejak tadi diusili sampai wajahnya memerah. Sifat couple DouJ dihadapannya tidak ada bedanya. Sama-sama seperti bocah senang bermain.

Langit semakin turun, mereka tidak ada niatan untuk beranjak dari sana ketika bertemu kurang lebih dua jam yang lalu. Veen duduk santai menggunakan tangan kiri sebagai penopang menjaga tas selempang berwarna maroon milik Jelita disampingnya, tidak ada niatan untuk bergabung atau melerai mereka berdua.

Hiburan gratis melepas penat setelah kerja lembur bagai kuda. Sejenak Veen melirik jam tangan merek Cartier asal Prancis yang sudah menunjukan pukul 3 sore. Tidak berselang lama Jelita datang dengan deru napas memburu, menduduki dirinya diterpal bersampingan dengan Veen namun dihalangi tas selempang maroonnya.

"Awas aja lo, nanti gue bales. Hah, capek."

Tangan kirinya mengibas-ngibaskan wajah, sedangkan tangan kanannya mengobrak-abrik tas selempang lalu mengeluarkan satu botol Aqua yang tersisa setengah. Dalam hitungan detik dia meminumnya setengah karna tiba-tiba direbut Jeka yang menyeruduk duduk disampingnya.

"Ah bego, minum gue!" jerit tidak terima Jelita berusaha menggapai botol namun dihalangi hingga air botolnya habis tidak bersisa.

"Gua yang beli," tukas Jeka nyengir merasa tidak bersalah, menutup kembali botol Aqua lalu dilempar kepangkuan Jelita. Gadis itu menggeram, memukul kencang kepala Jeka menggunakan botol Aqua kosong lalu menjambak rambutnya kencang dan tidak ada ampun untuk itu. Jeka meringis kesakitan, mencoba melepaskan tangan Jelita yang melekat seperti lem dirambutnya. Sedangkan Veen hanya tertawa renyah melihat tingkah mereka berdua.

"Aduh aduh, lepasin ndut! Anjir Pin bantuin ngapa!"

Setelah puas melihat Jeka tersiksa itung-itung balas dendamnya sudah dituntaskan oleh gadis disampingnya juga merasa kasihan akhirnya dia menggapai pergelangan tangan Jelita. Merengkuh tubuh Jelita, dengan enteng menggeser kearahnya hingga berhimpitan padanya, memberi ruang pada Jeka agar terlepas.

"Udah kasian," tutur Veen disela tawanya.

Masih dengan suasana kesal dan bersungut-sungut dengan berat hati ia melepas jambakan dirambut Jeka, ada beberapa helai rambut yang rontok karenanya. Bukannya meringis kasihan dia malah tersenyum puas setelah balas dendamnya tuntas. Menoleh kesamping melihat kearah berlawanan, sontak tidak sengaja keningnya menyentuh bibir Veen yang rahangnya sedikit terangkat.

[C]LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang