Page 03: I Never Want to Hear That

292 59 1
                                    

[C]LOSERSeries of #Loser

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[C]LOSER
Series of #Loser

*****

Dia ditarik ke kantin, diajak Aruna dan Sharon. Sedangkan Mba Airin bilang dia ada keperluan mendadak, anaknya sakit dan harus dilarikan kerumah sakit karna semakin drop. Teman setimnya berdo'a untuk kesembuhan anak perempuan Mba Airin. Sekarang dia ada disini duduk melihat tempat asing yang baru saja dia kunjungi, lebih tepat disebut restaurant dibanding kantin kantor. Letaknya strategis dan terbilang sangat bersih.

Dia duduk, disebelahnya ada Sharon yang terus mengajaknya bicara random. Jelita sendiri membalas seadanya, masih canggung dan belum terbiasa dengan kantor barunya. Gadis itu tersenyum maklum.

"Jadi lo baru dateng kemarin lusa?" Jelita mengangguk. "Iya, sempet jalan juga sih sekali."

"Jalan kemana?"

"Ke Museum Sejarah Jakarta, sayangnya tutup." Sharon tersenyum, mengelus pucuk kepala Jelita. "Nanti kita kesana, gue juga udah lama enggak kesana."

"Bener?"

"Iya, btw lo kenapa dipindahin kesini?"

Jelita terdiam, "Oh itu... aku kesini gara-gara keseringan kena pecat tapi gajadi. Pak Agung baik banget, sekarang udah kesempatan terakhir. Jadi gabisa leha-leha takut kena blacklist masalahnya." Suasana begitu ramai, Sharon mengangguk paham.

"Lo sih gak bener kerjanya, disini yang giat oke? biar enggak kena depak. Disini itu ada kaya surat kerja sih kalau misalkan kerja lo bagus bakal netap disini atau mau balik ke cabang perusahaan."

Jelita baru tau itu, tapi tidak aneh karna VK Corporation menggerakkan semua anak cabang yang dipastikan jika lulus diperusahaan pusat maka untuk ke cabangnya pula akan mudah nantinya. Setidaknya lulus jalur orang dalam tidak masalah juga, tapi persiapan saja suatu hari nanti kena sidang dimeja hijau ala-ala bos Veen.

Perusahaan yang ditempati Jelita ini memiliki keunikan, tidak dibayar menggunakan uang cash tetapi kartu khusus dari kantor biasanya akan diisi oleh gaji. Jelita mendapatkan kartu itu sejak bekerja di Veezn Co, Ltd. KVCard namanya, diatur dibawah naungan unit VK inc. Seperti uang jajan, setiap bulannya akan diisi sepuluh juta rupiah bisa digunakan diseluruh unit perusahaan sedangkan sisa gaji akan masuk kedalam rekening personal. Saat pertama pemakaian akan terisi nominal 50 juta rupiah. Ini sebanding dengan seluruh unit tersebar, yang pasti saat gaji cair kompak pengisian masuk kedalam kartu kredit khusus. Kartu ini tidak bisa dicairkan, kecuali kepepet butuh uang, mengundurkan diri, habis kontrak kerja dan dipecat. Kartu itu akan secara otomatis kosong, dicairkan dalam bentuk cash atau cek, uang itu bisa disebut tabungan semasa kerja. Jadi tidak ada bahasanya menghutang pada kantor.

Aruna datang dengan semangat, menyerahkan nampan yang mereka pesan. "Ta, ngomong-ngomong di Bandung ada cogan gak sih?"

Jelia yang mengambil mangkuk sambal didepannya sesaat menghentikan aksinya, "Ada." Dia memasukan tiga sendok sambal kedalam bakso, tanpa saus dan kecap karna menurutnya tidak enak dan tidak pas di lidahnya.

[C]LOSERWhere stories live. Discover now