BAB 6 - Warisan yang Pulang

411 116 2
                                    


Informasi dari Rael membuat Faenish harus berurusan dengan berbagai pemikiran buruk yang bermunculan di kepalanya. Apalagi siang tadi ada berita menggemparkan tentang aksi bunuh diri Ketua Kaum Pelindung dengan menggunakan racun.

Alhasil, Faenish kesulitan untuk tidur. Jam sudah menunjukan waktu tengah malam saat Faenish akhirnya turun dari tempat tidur untuk mencari bahan bacaan. Saat berjalan di koridor, ia mendengar suara batuk yang cukup berat. Mengikuti asal suara, Faenish mendapati sosok Ezer yang sedang duduk di taman samping bersama seekor kucing hitam.

Suara batuk Ezer kembali terdengar dan langkah Faenish selanjutnya tidak lagi mengarah ke perpustakaan. Ia memilih berjalan ke dapur untuk menyiapkan minuman hangat. Jika perkataan Rael benar, Faenish tidak mungkin membiarkan kondisi Ezer memburuk hanya karena udara dingin.

Saat Faenish kembali dengan secangkir teh, Ezer tidak lagi bersama si kucing. Sosok Zoenoel justru tampak sedang berbincang dengan Ezer. Faenish tidak bisa mendengar apa yang sedang dibahas, tetapi ia jelas-jelas melihat Zoenoel memberikan sebotol ramuan seperti besi cair yang bersinar kebiruan.

Zoenoel sudah dibebaskan dari tuduhan keterlibatannya dengan pembantaian hewan beberapa waktu lalu. Pak Rico bahkan mendapat teguran karena sembarangan menangkap orang tanpa bukti. Seperti halnya Faenish yang dahulu dicurigai dengan berlebihan oleh Rico, tampaknya Zoenoel mengalami hal yang serupa. Pak Rico kabarnya sampai nekat menyelinap masuk dan membongkar makam hewan peliharaan keluarga Woranz hanya untuk mencari bukti. Alhasil, beliau justru balas dituntut.

Nama baik Zoenoel memang sudah pulih, tetapi saat melihat Ezer meneguk ramuan tak dikenal, Faenish tetap merasa khawatir. Apalagi saat pendar-pendar cahaya biru muncul di balik kulit Ezer.

Faenish tidak yakin apakah dia sempat menjerit panik atau melakukan hal lain. Satu hal yang pasti, Zoenoel kini melirik ke arahnya dan berkata, "Kemarilah!"

"Maaf mengganggu kalian, aku hanya bermaksud mengantarkan teh." Faenish ragu-ragu menyerahkan secangkir teh kepada Ezer. Ia tidak tahu apakah Ezer bisa meminum teh setelah mengkonsumsi sejenis ramuan. Namun, ia tidak mau menyinggung terlalu jauh. Jadi, Faenish pun memilih untuk bertanya kepada Zoenoel, "Apa kau ingin minum sesuatu?"

"Buatkan ramuan Penambah Energi untuk Clarine," ujar Zoenoel.

"Ramuan?" Faenish sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan Zoenoel.

"Bahan-bahannya akan kukirimkan besok pagi."

Sebelum Faenish sempat memikirkan respons yang sesuai, Ezer telanjur mengusirnya dengan nada yang terdengar tidak terlalu ramah. "Kembalilah ke kamarmu!"

Faenish dengan senang hati meninggalkan kedua pemuda itu. Atmosfir di sekitar mereka terasa tidak nyaman. Namun, pikiran Faenish sama sekali tidak bisa dialihkan dari mereka. Meski ia sudah memangku buku tebal dan berusaha kembali tidur, pikiran Faenish masih saja sibuk dengan berbagai hal tentang Zoenoel dan Ezer.

Kepala Faenish semakin pusing saat ia bangun keesokan paginya dan mendapati beberapa tumpuk bahan ramuan sudah ada di dalam kamar. Zoenoel ternyata serius.

Masalahnya, Faenish belum bisa menerka apa tujuan di balik permintaan Zoenoel yang tidak biasa. Rael juga sudah memperingatkan soal pemuda itu. Jadi, Faenish agak khawatir kalau Zoenoel sedang merencanakan sesuatu.

Hanya saja, setelah diamati beberapa hari, kondisi Ezer tampak baik-baik saja pasca mengkonsumsi ramuan pemberian Zoenoel. Faenish masih belum tahu apa tepatnya ramuan yang diminum Ezer. Bahkan Drina sekalipun tidak mengenali ciri-ciri ramuan tersebut. Dugaan terbesar mereka, itu adalah ramuan khusus yang dibicarakan Rael. Ezer kemungkinan besar baru melakukan transfusi darah dan meminum ramuan untuk meredakan efek sampingnya. Dengan kata lain, Zoenoel tidak sedang bermaksud buruk seperti yang ditakutkan Faenish.

TRUSTED (draft 1)Where stories live. Discover now