BAB 17 - Ikatan yang Terlepas

300 102 5
                                    

Saat Faenish mengetuk pintu kamar sahabatnya itu, tidak ada sahutan terdengar. Jadi, ia memutuskan untuk berteleportasi masuk. Sialnya, Faenish sama sekali tidak mengira kalau kakinya akan menjejak pecahan tabung kaca dan campuran ramuan yang berasap. Keadaan kamar Ryn benar-benar kacau, pecahan tabung ramuan berserakkan di mana-mana dan beberapa ramuan yang seharusnya tidak bertemu mulai memunculkan reaksi yang mengkhawatirkan.

Ryn tampak meringkuk tak bergerak di tempat tidurnya, Faenish nyaris mengira gadis itu sudah merenggang nyawa karena menghirup gas beracun. Namun, suara isakan tangis Ryn segera terdengar.

Sembari memberi waktu untuk Ryn menenangkan diri, Faenish memutuskan untuk mengobati lukanya dan membersihkan kamar itu dalam diam. Begitu selesai, Faenish tetap tidak bersuara dan menunggu. Ryn sudah sempat meliriknya, tetapi masih enggan bicara.

Setelah beberapa menit berlalu, barulah Ryn bersuara. "Kenapa yang kulakukan selalu salah? Aku hanya ingin bisa berguna. Aku ingin melakukan sesuatu yang luar biasa seperti kalian. Kau dan Drina bahkan tidak perlu berusaha keras karena diberkati dengan kemampuan menakjubkan. Aku ...."

"Kau juga luar biasa Ryn." Faenish berusaha meyakinkan. "Saat kau memutuskan untuk belajar menari, kau benar-benar melakukannya dengan baik sampai orang-orang mengakui kemampuanmu. Saat kau memutuskan untuk terlibat dalam pelayanan masyarakat dengan Tarra, kau amat bersemangat menolong banyak orang. Kau telah melakukan banyak hal dengan totalitas. Itu bukan hal kecil Ryn. Kau mencoba banyak hal dan berhasil di banyak hal, tidak semua orang bisa begitu. Kau lihat sendiri aku yang belajar menari dan hasilnya tidak begitu layak dipertunjukan."

Suasana kembali hening. Hanya terdengar suara tarikan ingus sesekali.

"Maaf karena tadi bersikap tak adil padamu," Ryn akhirnya berujar kembali. Kali ini ia bahkan mau melihat ke arah Faenish. "Aku tidak bermaksud kabur. Aku benar-benar hendak menuju ke rumah Drina, tetapi tiba-tiba aku mendapat kabar soal cucunya Pak Jef dan beberapa anak lain yang sekarat. Kupikir akan terlambat jika kita menunggu Drina selesai berceramah. Jadi, kuputuskan untuk meminta salah satu anggota timku untuk datang menjemput."

"Kau membuatku sangat panik, Ryn. Tolong jangan ulangi lagi."

"Maaf." Sekali lagi Ryn menunduk penuh penyesalan. "Apa kau mau menginap?"

Faenish mengangguk. Namun, ia tidak sempat mengatakan apapun karena disela suara berdengung dari alat pemberian Rexel. Meski tidak enak hati, Faenish terpaksa harus meninggalkan Ryn. Setidaknya gadis itu cukup aman di dalam kamarnya.

Di sisi lain, koordinat keberadaan Rexel menunjukan bahwa remaja itu berada di rumah Nenek Magda. Perasaan Faenish langsung tidak enak. Sarasalom dan Navel kemungkinan besar masih ada di rumah itu karena aksi Nyonya Ivone beberapa jam lalu. Faenish jelas semakin kalut. Bagaimana jika mereka ikut terseret dalam urusan Pengkor?

Namun, saat berteleportasi pulang, Faenish justru disuguhi pemandangan kontraditif.

Rexel sedang berada dalam kamar tamu tempat tubuh Kliv dirawat. Adiknya itu tampak baik-baik saja dan sedang mengikat Pak Kliv ke tempat tidur dengan lilitan seprai yang rumit.

"Anda sudah sadar?" Faenish tergagap melihat kondisi Pak Kliv. "Apa terjadi sesuatu dengan Ezer?"

Sesuatu pasti terjadi. Ikatan Mawakes Jiwa tidak akan terlepas begitu saja tanpa alasan. Namun, Faenish tidak mau berpikiran terlalu buruk.

"Aku tidak begitu yakin," jawab Kliv. "Sebelum kau pergi melihat Ezer, bisakah kau membantuku? Buatkan aku kurungan."

"Anda sudah kembali berada dalam pengaruh Katharina?" Faenish memastikan dugaannya.

TRUSTED (draft 1)Where stories live. Discover now