BAB 23 - Hilang dan Pura-Pura Hilang

288 101 4
                                    

Ajakan agar Faenish bergabung dengan Satuan Manguni tidak berhenti dengan sepucuk surat. Beberapa utusan sempat mampir ke rumah dan bicara dengan kedua orang tua Faenish. Untung saja Sarasalom dan Navel menghormati keputusan Faenish dan tidak memaksakan apapun. Jadi, Faenish tidak begitu merasa terbebani saat menolak tawaran tersebut.

Menyelamatkan orang-orang memang terdengar baik, tetapi aktifitas fisik yang menuntut banyak energi memang bukan bagian Faenish. Ia bisa sesekali memaksakan tubuhnya, tetapi untuk dijadikan profesi tetap, Faenish jelas tidak akan mampu. Lagi pula, Faenish sudah menemukan profesi yang sesuai dengan hobinya dan ia sudah menandatangani kontrak kerja bersama Dazt.

"Hai. Aku datang lagi." Heidy menghampiri Faenish dan berlari di sampingnya.

Faenish tersenyum sebagai sambutan. Selama beberapa hari terakhir, Heidy memang selalu datang untuk membahas hal yang sama. Ia diberi mandat untuk melancarkan bujuk rayu agar Faenish mau bergabung dengan Satuan Manguni. Namun, Dazt sudah melarang gadis itu untuk melakukan manipulasi, pemaksaan, atau sejenisnya. Alhasil, Heidy hanya datang secara rutin tanpa benar-benar membujuk. Mereka sudah sama-sama tahu apa jawaban Faenish.

"Maaf, aku tidak bisa bergabung secara resmi, tetapi jika kalian butuh bantuan, aku pasti membantu sebisaku." Jawaban retorik Faenish adalah ujung percakapan mereka. Heidy pun pamit dan Faenish melanjutkan lari paginya.

Dari kejahuan, Faenish melihat sosok Ryn sedang menatapnya dengan cemberut. Suasana hati Ryn jelas sedang tidak bagus. Jadi, Faenish memutuskan untuk segera menghampiri sahabatnya itu.

"Kulihat Heidy menemuimu lagi." Ryn menggerutu. "Aku tidak begitu suka kau bergaul dengan anak itu."

"Heidy adalah salah satu anggota Satuan Manguni. Bukankah kau ingin aku bergaul dengan mereka?" Faenish mencoba bercanda. Namun, malah ditanggapi keliru.

"Kau sudah berubah pikiran? Sekarang kau bergabung?" Ryn menuntut bersemangat. Faenish terkadang berpikir sahabatnya ini adalah salah satu utusan Satuan Manguni untuk membujuknya.

Faenish menggeleng sebagai jawaban lalu segera mengalihkan pembicaraan. "Apa yang membawamu kemari pagi ini?"

"Aku ingin membicarakan tentang Drina. Kita sama-sama tahu kalau dia mengikuti saranmu dan pergi mengembangkan ramuan baru dengan Pak Razor. Masalahnya, mereka jadi begitu sibuk hingga Drina sukar sekali ditemui. Bahkan setelah semua daya upayaku untuk mencari tahu ramuan apa yang mereka kerjakan, tidak juga ada yang membuahkan informasi apapun. Aku jadi berpikir, bagaimana kalau mereka tidak pernah membuat ramuan dan malah sibuk berpacaran. Drina bisa saja mulai menyukai lelaki tua saking depresinya."

"Aku justru nyaris depresi karena punya ikatan darah dengan manusia seperti dirimu," Drina berujar dingin.

Ryn sontak terlonjak ngeri hingga tubuhnya terjerembab. Faenish hanya bisa tersenyum simpul. Ia sudah melihat kedatangan Drina, tetapi tidak sempat memberitahu karena Ryn terus mengoceh tanpa jeda.

"Bagaimana kau bisa ada di sini?" tuntut Ryn seraya bangkit berdiri.

Drina menunjuk letak ujung portal yang menghubungkan halaman Faenish dengan kediaman rumah Drina. "Aku pakai jalur biasa."

"Apa tujuanmu ke sini?" Ryn mengganti pertanyaannya.

"Aku datang mencari Evert, tetapi malah mendengarmu menjelek-jelekan namaku."

"Kenapa kau mencari Evert?"

"Aku butuh pasangan untuk berselingkuh."

"APA?" Ryn meraung refleks.

"Faenish saja tidak repot, kenapa kau yang bertingkah seperti pacar Evert? Cari saja pria idaman baru dan berhenti mengurusi percintaan orang lain."

TRUSTED (draft 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang