Part 29

31.2K 5.3K 1.9K
                                    

SUDAH sekitar satu minggu ini Jaehyun tidak menemui Taeyong, ia sibuk bekerja hingga tengah malam karena perusahaan cabang yang ada di Daegu akan di buka pekan depan. Tidak ada waktu untuk sekedar keluar dari ruang kerja, bahkan Jaehyun beberapa kali melewati makan siang.

Pintu ruangan Jaehyun di ketuk, dua detik kemudian Doyoung masuk seraya membawa map hitam di tangan. "Permisi Bos, ini jadwal untuk minggu depan."

Jaehyun mengangguk, ia membenarkan letak kaca mata baca yang bertengger di hidung, matanya fokus menatap layar komputer dengan jemari yang menari di atas keyboard. "Kau sudah mengurus kiriman untuk hari ini?"

Doyoung menghela napas panjang. "Tentu, aku sudah mengurus hal tersebut."

Begini, sejak satu minggu yang lalu hingga hari ini, Jaehyun menyuruhnya mengirim buket bunga di setiap harinya untuk Taeyong. Walaupun hanya berukuran sedang, karena lelaki bermarga Jung itu sedang tidak bisa menemui Taeyong, jadi Jaehyun mencari cara lain.

Oh, bukankah sudah Jaehyun katakan bahwa kata menyerah tidak ada di dalam kamusnya? Setidaknya, selama Jaehyun masih bisa bernapas, ia akan memperjuangkan Taeyong tanpa ragu. Jaehyun mencintai lelaki cantik itu dan ia ingin Taeyong melihat usaha kerasnya.

"Terima kasih." ujar Jaehyun tanpa menoleh, ia menopang dagu dan membaca berkas yang baru saja ia selesaikan, takut bila ada kalimat yang tidak sesuai.

Doyoung mengulum bibir. "Tapi," ia mengalihkan pandangan ke arah lain. "Bukankah ini sudah keterlaluan? Kau mengirim bunga setiap hari dan menunggunya untuk membalas perasaanmu, tapi nyatanya hingga saat ini, kau tidak mendapatkan kabar apapun. Bos tidak ingin menyerah?"

"Tidak."

"Kenapa?"

Jaehyun melepaskan kacamata dan menatap lurus pada wajah Doyoung. "Aku mencintainya." ia mendengus, "aku mengakuinya kali ini, aku mencintai Taeyong, kau puas?"

Sebelah alis Doyoung terangkat, ia menyilangkan kedua tangan di dada. "Tapi kurasa ia tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu Bos. Mungkin ini karma? Karena selama ini kau selalu mengabaikan perasaan orang lain?"

Mengabaikan perasaan orang lain? Baiklah, Jaehyun akui bila itu adalah sebuah kebenaran. Tapi bukankah hal tersebut tidak bisa di paksakan? Jaehyun tidak pernah mencintai orang-orang yang ia temui di masa lalu, lagi pula Jaehyun masih memiliki akal yang sehat, mana mungkin ia mau menjalin hubungan dengan seorang jalang?

"Taeyong akan membalas perasaanku." Jaehyun bersikukuh tentang hal tersebut, oleh karena itu ia tidak mau menyerah.

Doyoung memutarkan bola mata bosan. "Apa Taeyong bahkan akan membalas perasaanmu bila mengetahui semua kebusukanmu? Maaf, aku tidak mau mengungkitnya namun kau sama sekali bukan orang yang bisa bertanggung jawabㅡ"

"Apa maksudmu?" kali ini nada suara Jaehyun sedikit berubah, ia tidak bisa terus sabar bila Doyoung terus menerus menekannya seperti sekarang.

"Yah, kau pernah menghamili orang lain tanpaㅡ"

"Kim Doyoung!" potong Jaehyun cepat, ia sudah memfokuskan diri sepenuhnya pada Doyoung yang berdiri di hadapannya, "kau pikir aku sebodoh itu untuk bertanggung jawab pada sesuatu yang tidak jelas? Hamil? Pekerjaannya adalah prostitusi! Apa kau mau aku menikah atau menjadi Ayah dari anak yang tidak jelas asal-usulnya? Kau pikir wanita itu hanya tidur denganku?"

Tidak ada yang bisa Doyoung katakan, saat ini Jaehyun terlihat sangat marah. Mungkin karena selama ini Doyoung selalu mengatakan omong kosong, memancing emosi Jaehyun.

Menghela napas gusar, Jaehyun berdiri dan melonggarkan dasi yang melingkar di kerah kemeja. "Aku memang berengsek, tapi aku tidak sebodoh itu. Bertanggung jawab untuk seorang anggota prostitusi yang hanya mempedulikan harta miliku? Aku tidak ingin menghancurkan masa depanku sendiri, aku tidak mau mengambil keputusan bodoh yang pernah di ambil oleh Ayahku. Jadi bisakah kau keluar dari ruanganku sekarang?!"

Casanova《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang