Break up Couple

13 4 0
                                    

“Gue putus sama Imara Jer.. Kira-kira sebulan yang lalu.” Jelas lelaki dengan kacamata silindris yang membingkai sepasang mata sipitya itu, pada seorang lelaki bertubuh tegap di hadapannya.

“Serius lu Nan?” Tanya lelaki bertubuh tegap itu sedikit terbelalak. Ia sama sekali tak menyangka, mengingat selama Kenan berkencan dengan gadis itu, mereka sama sekali tak pernah bertengkar hebat. “Kok bisa?” Lanjutnya.

“Ya, gitu deh Jer. Gue rasa mending sekarang gue fokus sama pekerjaan gue dulu. Gue ngerasa belum bisa bahagiain dia karena kesibukan gue.” Jelas lelaki bernama Kenan itu pada lelaki bernama Jerry yang duduk tepat di hadapannya.

“Tapi, lu masih cinta kan sama Imara?” Tanya Jerry masih tampak ragu.

Kenan terdiam. Alih-alih menjawab, ia justru memilih kembali berfokus dengan makan siangnya. Bagaimana ia bisa menjawab pertanyaan yang ia sendiri merasa tidak yakin dengan jawabannya. Jelas, itu akan membuatnya terlihat bodoh di hadapan sahabat terdekatnya itu.

•      *       *       *       *       *       *

Kenan duduk di balik meja kerjanya. Sesekali ia memutar kursi yang didudukinya, menatap indahnya hamparan kota Jakarta dari balik jendela ruangannya. Kenan memutar kembali kursi yang didudukinya, menatap nanar meja kerjannya yang tampak sedikit berantakan dengan beberapa tumpukan dokumen. Sesekali, ia tampak mendengus pelan mengeluhkan segala hal yang terjadi dalam hidupnya.

(“Tapi, lu masih cinta kan sama Imara?”)

Demi Tuhan sejatinya kalimat itu berhasil membuat luka di hatinya kembali terasa nyeri. Jerry seakan telah menabur garam di atas luka hati Kenan yang tampak masih sangat basah. Kenan kembali mendengus, lalu mengambil ponsel yang ditaruhnya di dalam saku celanya. Ia membuka menu galeri lalu membiarkan foto lamanya bersama Imara mengisi layar ponselnya.

Kenan menarik napas panjang mencoba menetralisir segala perasaan yang tengah menggelayutinya. Ia sangat yakin, jauh dalam lubuk hatinya masih ada rasa cinta untuk Imara. Namun lagi-lagi, dengan segala kesibukan yang ia miliki, sebagai seorang general manajer perusahaan fesyen yang sudah sangat terkenal di asia, Kenan merasa lebih baik membiarkan Imara bahagia dengan lelaki lain dari pada terus membuat gadis itu menunggunya.

Dewangga Kenan Nararya. Tahun ini, usianya genap tiga puluh empat tahun. Ia merupakan putra sulung dari dua bersaudara. Sang adik, Restya Salina Naranti, baru saja menikah dan kini menjabat sebagai manajer pemasaran di Easy Fashion, perusahaan fesyen yang sudah lama dirintis oleh keluarganya.

Sejak kecil, Kenan –sapaan akrabnya- tergolong siswa yang sangat pintar. Ia bahkan memiliki sangat banyak bakat. Seperti, Melukis dan menguasai beberapa bahasa asing. Sang ayah, Gunawan Efendi, merupakan seorang pebisnis andal yang telah lama menggeluti bidang fesyen. Sementara sang ibu, merupakan mantan aktris terkenal yang memutuskan pensiun dari dunia entertain setelah menikah.

Kenan kecil, pernah jatuh cinta pada seorang gadis bernama Cindy. Bisa dibilang, Cindy merupakan cinta pertama bagi Kenan. Mereka bahkan sempat berkencan, sebelum Cindy memutuskan untuk menetap di Prancis bersama kedua orang tua dan kakak laki-lakinya dua puluh tahun silam. Sejak saat itu, Kenan sama sekali tak pernah mendengar kabar apa pun dari Cindy. Bahkan, Cindy sepertinya tak memiliki akun media sosial.

Seakan dipaksa menyerah, Kenan pun memilih untuk melupakan Cindy dan kembali menjalin hubungan dengan beberapa gadis. Namun tetap saja, tak satu pun dari mereka mampu menggantikan posisi Cindy di hatinya.

Semuanya berubah, saat takdir mempertemukannya dengan seorang gadis polos dengan tingkah konyol yang kerap kali membuatnya kebingungan. Gadis bernama Imara yang ditemuinya di pesta reuni SMA itu, perlahan mampu mengisi hatinya. Memutuskan untuk meninggalkan gadis itu terasa sangat menyesakkan baginya.

A journey Way Back HomeWhere stories live. Discover now