Hari Baru Pemberian Tuhan Pt. 1

3 2 0
                                    

Mobil sport warna hitam dengan sosok lelaki tampan berkacamata di balik kemudinya, melaju kencang melewati setiap ruas jalan menuju bangunan megah bertulikan Easy Fashion. Seperti biasa, dua orang petugas keamanan berpakaian rapi lengkap dengan stelan blazer warna hitam, bergegas menyambut lelaki berkacamata itu sesaat setelah ia keluar dari dalam mobilnya.

Dengan penuh percaya diri, lelaki itu berjalan masuk ke dalam bangunan megah tempatnya bekerja. Sama seperti karyawan lainnya, ia pun harus mengantre untuk menaiki lift yang akan membawanya menuju ruang kerjanya.

“Pagi Pak.”

Sapaan itu terdengar dari setiap karyawan yang ditemuinya pagi itu. Dengan segera, lelaki itu pun masuk ke dalam ruangannya. Ruangan itu tmpak sangat rapi dan wangi. Bahkan tak satu pun debu terlihat di sana.

Lelaki itu menaruh tas yang dibawanya di atas meja lalu duduk di sebuah kursi warna hitam yang ad di depan meja kerjanya. Sesekali ia tampak menghela napas sambil mengecek beberapa pesan singkat yang baru saja diterimanya.

‘Pak Kenan bisa cek email sekarang? Saya sudah kirim beberapa CV dari calon karyawan untuk divisi fashion desainer untuk pakaian wanita dan anak-anak.’ Tulis kepala personalia dalam pesan singkatnya di grup karyawan.

Kenan mematikan display ponselnya lalu menaruhnya di atas meja. Sepasang matanya kini berfokus pada deretan CV yang baru saja dikirimkan kepala personalia padanya. Ia membuka satu per satu data setiap kandidat dan juga sampel desain yang dikirimkan para kandidat.

“Nan, lu udah kerja lagi? Ini gue nggak salah liat kan? Ini beneran lu kan Nan bukan hantu?” Tanya Jerry heran.

Kenan sontak menghentian aktivitasnya lalu menjatuhkan tatapannya pada Jerry yang kini berdiri tepat di depan meja kerjanya. Sama seperti Jerry, Kenan pun tampak kebingungan melihat tingkah laku aneh Jerry pagi itu.

“Iya lah ini gue.” Gumam Kenan diikuti rasa kesal. “Kenapa sih? Gue keliatan ganteng banget ya hari ini?”Lanjutnya.

Jerry terdiam. Pertanyaan Kenan tadi jelas memperlihatkan kalau lelaki itu sudah berada dalam kondisi yang baik-baik saja pagi ini. Hanya saja, perubahan sikap Kenan membuatnya merasa sangat kasihan pada sahabat terdekatnya itu.

“Nggak usah berusaha terlalu keras Nan. Semua orang berhak buat ngerasa sedih.” Ucap Jerry dengan senyum yang tampak dipaksakan, mencoba memberikan penghiburan pada Kenan yang ia kira masih berada dalam masa berkabung pasca kematian Imara kemarin.

“Gue nggak sedih Jer. Lagian apa alasan gue buat sedih sekarang?”Timpal Kenan masih dengan nada yang sama.

“Oke deh kalau lu udah ngerasa lebih baik sekarang. Gue ke sini cuma mau mastiin kalau apa yang dibilang adik lu bener. Dan lu udah kembali kerja kayak biasanya. Permisi!” Tandas Jerry lalu pamit meninggalkan ruangan.

Kenan tertegun mendengar ucapan Jerry. Ia berusaha memutar otak mengingat kembali segala peristiwa yang terjadi padanya sebelum pagi itu.

“Udah deh. Mungkin dia khawatir karena semalem gue mabuk.” Gumam Kenan lalu kembali memfokukan diri pada deretan CV yang harus dilihatnya.

      *       *       *       *       *       *

“Mulai sekarang lu adalah Cindy Yuralina Saeed. Usia tiga puluh tiga tahun, Tinggal di Prancis sejak tahun 2001 dan baru aja lulus S2 fashion designer. Ole?” Jelas Ariel pada Imara dan Tasya yang tengah bersiap pergi ke kantor.

“Oke.” Jawab Imara dan Tasya bersamaan. “Tapi, apa Kenan nggak akan curiga? Ma-maksud gue.”

“Semua kenangan Kenan tentang diri lu udah terhapus semalam.” Ariel menginterupsi ucapan Imara.

A journey Way Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang