Janji Seratus Hari

9 2 0
                                    

“Menjadi manusia seutuhnya?” Imara mendengus dengan tawa kecil mengiringi. Ia merasa apa yang baru saja diucapkan Ariel hanyalah sebuah lelucon. “Candaan lu nggak lucu Riel, sumpah.” Lanjutnya.

“Gue serius.” Timpal Ariel dengan tatapan tajamnya. “Lu tau kan, gue nggak pernah becanda soal ini?” Lanjutnya.

“Terus gimana caranya?” Kali ini Imara tampak waspada.

Ariel kembali melangkah mendekati Imara yang kini tampak sedikit ketakutan. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Imara sebelum membisikan sesuatu pada gadis itu.

“Denger gue baik-baik!” Serunya berbisik. “Lu dapat kesempatan hidup selama seratus hari. Selama itu, gue akan dampingin lu jalanin tugas yang lu bawa untuk bisa nyelesein masalah percintaan lu sama Kenan yang masih ngegantung. Paham?” Jelas Ariel pelan.

Imara mengangguk pelan. ‘Terus, misi apa yang harus gue bawa?” Tanya Imara masih dengan ekspresi yang sama.

“Lu akan hidup kembali dengan tubuh lu sebagai Imara. Tapi, gue akan kasih identitas baru buat lu.” Ariel mencoba menjelaskan.

“Identitas baru?” Imara kembali bertanya mencoba memastikan. “Maksud lu, Gue tetap menjadi diri gue dengan nama dan cerita hidup yang berbeda?” Tanya Imara sanksi. “Wow~ Keren.” Lanjutnya.

“Bingo!” Jawab Ariel dengan senyum semringah. “Tapi tentu saja dengan satu syarat.”.Lanjutnya.

“Ey~ Apa lagi?” Tanya Imara sedikit merajuk.

“Malam ini, gue akan menghapus semua kenangan Kenan tentang lu. Dan lu, jangan coba-coba bocorin identitas asli lu sebagai Imara pada siapa pun.” Jawab Ariel mantap.

“A-apa?” Imara tertegun. Tenggorokannya terasa begitu tercekat mendengar kalimat itu meluncur dari bibir Ariel. “Terus gimana caranya gue selesein masalah gue kalau Kenan aja sama sekali nggak inget sama gue?” Lanjutnya.

“Imara Winata, tugas lu kembali cuma buat cari tahu apa yang udah terjadi antara lu sama Kenan. Alasan dibalik kandasnya hubungan kalian dan banyak hal lain yang harus lu tau sebelum hari kematian lu. Sampe di sini paham kan?” Ariel kembali mencoba menjelaskan.

Imara terdiam. Tampak rasa ragu perlahan menghampirinya. Tugas itu tentu saja bukan hal mudah baginya. Bahkan sekarang untuk menimpal ucapan Ariel saja ia sungguh tak bernyali.

“Tenanglah, semua bakal baik-baik aja.” Ariel berusaha menenangkan, sesaat setelah melihat perubahan wajah Imara. “Meski setelah ini lu hadir sebagai orang asing bagi Kenan, masa lalu di antara kalian takkan pernah berubah. Kenan hanya perlu menyusun kembali puzzle miliknya yang telah terlanjur berantakan.” Lanjutnya.

“Kalau gue gagal, apa yang akan terjadi?” Tanya Imara dengan nada suara bergetar.

Of course, kembali ke alam baka.” Jawab Ariel mantap.

       *        *        *       *      *       *

Kenan duduk seorang diri di sebuah bar yang terletak di salah satu hotel mewah di Jakarta yang biasa dikunjunginya. Ia masih terlihat kacau malam itu. Wajahnya tampak sembab dan kedua matanya tampak membengkak. Hatinya masih terasa begitu sakit. Terlebih setiap kali semua kenangannnya bersama Imara kembali bermain liar dalam ingatannya.

Di atas meja tampak beberapa botol minuman yang tampak sudah kosong, dan setengah botol minuman lain yang masih sesekali dituangkannya ke dalam gelas berisi es batu yang sejak tadi berada dalam genggamannya.

Ia tampak sama sekali tak peduli dengan apa yang akan terjadi setelahnya. Bahkan ia tak peduli jika akhirnya ia harus mati karena terlalu banyak minum.

A journey Way Back HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang