Sosok Gadis di Masa Lalu Pt.3

6 3 0
                                    

("Mas bener-bener udah lupa sama Imara?")

Sekali lagi, pertanyaan Salina itu mengganggu pikirannya. Terlebih  saat ia mendengar nama yang sama terucap dalam percakapan antara staf laki-lakinya, Cindy dan juga Jerry di sebuah ruangan di lokasi pemotretan katalog.

"Pak Kenan, kita nggak masuk?" Tanya Anna terheran-heran melihat Kenan berdiri tepat di depan pintu ruangan.

"Kamu boleh lihat-lihat area lain dulu kalau kamu mau. Saya masih mau di sini." Ucap Kenan tegas.

"Oke kalau gitu. Permisi." Anna segera melangkah pergi meninggalkan Kenan.

Seolah tak ingin ketinggalan sedetik pun momen dari apa yang sedang terjadi di hadapannya, Kenan memutuskan untuk tetap berdiri di tempat yang sama dan tetap menyaksikan perdebatan yang terjadi antara Cindy dan stafnya.

*       *       *      *       *      *      *

Imara masih tampak panik menghadapi pertanyaan lelaki di hadapannya. Bahkan ia sendiri sudah tak begitu mengingat lelaki itu.

Imara tampak memutar otak memikirkan alasan yang tepat untuk meyakinkan lelaki itu. waktu pun terus berjalan, hingga ia teringat akan tanda pengenal milik Cindy yang telah diberikan Ariel padanya.

Imara merogoh tas yang menggantung di bahunya lalu mengambil kartu identitas yang disimpan di dalam dompetnya. Dengan segera, ia pun menunjukkannya pada lelaki itu.

"Sekarang Mas yakin kan saya bukan orang yang Mas maksud?" Ucap Imara dengan senyum simpul di ujung bibirnya. Tampak jelas sebuah kelegaan kini terpancar di wajahnya.

"Oh, maaf." Lelaki itu tersipu. "Mbak mirip banget sama teman SMA saya dulu. Namanya Imara Winata." Lanjutnya mencoba menjelaskan.

"Nggak apa-apa kok Mas. Sejak saya bekerja di sini, beberapa orang sering salah mengenali saya mungkin dengan orang yang Mas maksud tadi." Timpal Imara masih dengan ekspresi yang sama.

"Sekali lagi, maafin saya ya Mbak." Lelaki itu sedikit membungkuk masih tersipu.

"Nggak apa-apa kok Mas." Timpal Imara santai.

*       *       *       *       *      *       *

Lelaki itu mulai menjauh dari tempat Jerry dan Imara berdiri. Meski masalahnya telah selesai, namun, masih ada kejanggalan yang dirasakan Jerry pada gadis yang sejak tadi berdiri di sampingnya itu. Kehadiran lelaki tadi, sejatinya semakin mengusik rasa penasaran Jerry pada gadis yang dikenalnya sebagai Cindy itu.

"Syukurlah, saya sempet deg-degan tadi." Ucap Imara masih dengan perasaan lega.

"Tapi, Mbak Cindy emang terlihat mirip sekali dengan imara." Gumam Jerry pelan yang mampu kembali membuat Imara terdiam.

"Oh ya? Semirip apa saya dengan Mbak Imara, Pak?" Tanya Imara dengan nada sedikit bergetar.

"Entahlah, saya cuma pernah lihat cewek itu di handphone Kenan. Saya belum pernah ketemu langsing sama dia." Jawab Jerry sambil sesekali menarik napas panjang meyakinkan diri mengatakan hal itu pada Imara.

*       *       *       *       *       *        *

"Saya cuma pernah lihat cewek itu di handphone Kenan."

A journey Way Back HomeWhere stories live. Discover now