06. Menolak?

2.9K 212 0
                                    

Zean terbangun saat cahaya matahari memaksa masuk ke dalam netranya, membuka mata dan menemukan Nadiya yang memeluk lehernya erat ia menelusuk pandangannya mencari sesosok wanita dewasa yang juga ikut tidur satu ranjang dengannya.

Hanya tidur tidak melalukan apapun, dengan Nadiya yang menjadi pembatas antara Zean dan Nadira, membuat mereka bisa bernafas lega.

Zean bisa mencium bau harum dari dapur dan di pastikan itu adalah Nadira, ia pun lansung bangun dengan hati-hati agar tak membangunkan Nadiya yang sedang tidur.

Berjalan ke arah kamar mandi dan memulai ritual mandinya, sungguh Zean merasa senang karna bisa tidur satu ranjang dengan Nadira, ya walaupun ada Nadiya ditengah mereka, ia merasa menjadi suami sungguhan Nadira kalo seperti ini.

Zean keluar dengan baju yang sudah rapi, yang sudah di siapkan oleh Nadira yang di ambil dari mobil Zean, Zean memang selalu membawa baju ganti di dalam mobilnya berjaga-jaga kalau ia tak bisa pulang.

"Selamat pagi," sapa Zean yang sudah berada di dapur Nadira dan mengagetkan Nadira.

"Astaga! Huh Zean bisa tidak gak usah ngagetin," ucap Nadira sambil terus meneruskan acara memasaknya. Sedang Zean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, niatnya sih menyapa tapi kok malah kaget? Aneh!

"Hehe ... maaf, kamu lagi masak apa?" tanya Zean yang sudah duduk di meja makan sambil terus memerhatikan Nadira yang belumm mandi, dan berganti bajunya.

"Aku cuman masak nasi goreng sama telur, gak papa kan?" tanya Nadira sambil menghadap ke arah Zean.

"Gak papa kok, saya juga suka sama nasi goreng," jawab Zean. Nadira yang mendengar itu tersenyum hangat, setidaknya ia bisa membuat Zean merasa nyaman, Nadira pun lansung menyajikan nasi goreng itu di depan Zean.

"Kamu makan dulu aja, aku mau mandi terus bangunin Nadiya," ucap Nadira.

"Tidak! Saya akan menunggu kamu dan Nadiya," tolak Zean yang ingin makan bersama.

"Oh yaudah kalau gitu saya mandi dulu," pamit Nadira yang lansung berlalu ke kamarnya.

Selepas Nadira pergi senyum Zean tak pernah luntur, ia merasa memiliki keluarga kecil yang sangat ia sayangi.

Dan mengingat kejadian semalam, yang mana ia di gerebek warga karna ketauan telah berduaan dengan Nadiya, ia jadi geli sendiri karna dengan mudahnya pak RT, percaya bahwa mereka berdua adalah sesapasang suami istri.

Hanya bermodal mulut ibu-ibu rumpi itu, dan interaksi Nadiya yang sedang manja dengan Zean, itu semua berhasil mengelabui warga.

Saat sedang asik-asiknya malamun, tiba-tiba ia di kagetkan dengan suara ponselnya yang bergetar, menandakan ada panggilan masuk dan terterahlah nama adiknya Diva.

"Halo Div, ada apa?" sapa Zean yang mengangkat panggilan itu.

(...)

"Apa! Mama masuk rumah sakit!"

(...)

"Bagai mana bisa Diva!" sentak Zean.

"Share location sekarang! Kakak akan segera ke sana," ucap Zean yang lansung mematikan heanponenya. Zean beranjak dari dapur itu dan saat melewati tangga ia berpaspasan, dengan Nadira dan Nadiya. Nadira yang melihat raut wajah kawatair dari Zean sontak bertanya lansung.

"Ada apa Zean?" tanya Nadira sambil memandang wajah kawatir Zean.

"Mama masuk rumah sakit, saya harus kesana," ucap Zean sontak Nadira dan Nadiya terkejut.

"Bagaimana bisa?" tanya Nadira.

"Saya tidak tau, ini saya akan ke rumah sakit saya pamit dulu," ucap Zean sambil berlalu pergi.

"Tunggu Zean, kami ikut," ucap Nadira yang menyusul Zean ke depan rumahnya.

"Tidak usah Nadira, kasian Nabila nanti kalau sendiri," tolak Zean.

"Enggak papa, lagi pula nanti Nabila pulang sore kok," jawab Nadira mencoba meyakinkan Zean.

"Ya udah masuk," suruh Zean sambil membukakan pintu untuk Nadira dan juga Nadiya, mereka berdua pun masuk diikuti oleh Zean yang lansung duduk di kursi kemudi.

Mobil Zean pun melesat jauh, dengan kecepatan rata-rata karena ia ingat kalau dia sekarang membawa Nadira dan Nadiya.

••••••
Sesampainya di rumah sakit, mereka bertiga lansung masuk dan mencari ruang IGD tempat mamanya di periksa.

"Diva, kenapa ini bisa terjadi?" tanya Zean yang sudah sampai di tempatnya.

"Aku gak tau kak, tiba-tiba Mama ngeluh sakit di dadanya, aku dan Mas Dava lansung bawa Mama ke rumah sakit," jelas Diva. Zean merasa gagal jadi anak, kemarin Mamanya di culik sekarang Mamanya sakit, sungguh kita tidak tau jalan tuhan itu akan seperti apa?

"Udah sabar Zean," ucap Nadira sambil mengelus pundak Zean yang sudah duduk.

"Papa gak boleh nangis, nanti Nadiya juga ikut sakit," ujar Nadiya hang lansung menghapus air mata Zean.

Zean terharu terhadap sikap yang di berikan oleh Nadiya.

Ceklek

Pintu terbuka dan nampak lah orang yang berjas putih, yang tak lain adalah seorang dokter.

"Keluarga pesien," ucap Dokter itu.

"Saya dok," ucao Diva dan Zean.

"Pasien bernama Mira ini, mengalami sakit jantung," ucap Dokter itu.

Deg!

Kini Mira telah di pindahkan ke ruang rawat, yang pastinya ruang VVIP karna tak mungkin Zean mengambil ruang rawat umum.

Mira ditemani oleh Zean dan Nadira, sedang Nadiya, Diva dan Dava sedang ke kantin karna Mira ingin bicara penting pada keduanya.

"Nad, ibu mau minta sesuatu sama kamu," pinta Mira.

"Apa bu? Kalo Nadira bisa pasti Nadira kabulin," jawab Nadira.

"Saya pengen kamu sama Zean menikah," ucap Mira sambil menyatukan tangan Zean dan Nadira.

Mendengar itu Zean dan Nadira terperejat kaget, menikah? Dengan Zean? Mana bisa, Nadira sadar diri kalau ia tidak pantas dengan Zean.

"Hah?" beo Nadira dengan alis yang disatukan.

"Nadira, saat pertama kali saya ketemu sama kamu, saya lansung merasa nyaman dengan kamu, saya pengen kamu menjadi menantu saya, ibu mohon menikahlah dengan Zean," Jelas Mira. Sungguh Nadira di landa kebingungan saat ini, ia ingin sekali memenuhi permintaan Mira, namun ia tidak bisa. Sedang Zean hanya diam saja.

"Saya tidak bisa, Bu," tolak Nadira sambil melepas tautan tangan itu, Mira dan Zean lansung menatap Nadira. Apa yang kurang dari Zean?

"Tapi kenapa Nadira?" tanya Mira dengan nada sedih.

"Maaf saya benar-benar tidak bisa, saya mempunyai Nadiya kalo saya menikah, saya mau Nadiya juga menerima suami saya. Saya mau kehadiran Nadiya itu juga dianggap bukan saya saja yang dianggap dan saya juga enggak bisa menikah tanpa dasar cinta," jelas Nadira yang lansung berlalu pergi keluar.

"Zean, kejar Nadira," suruh Mira yang lansung dibalas anggukan oleh Zean.

——————
Wah giaman ni gusy Nadira gak mau jadi istri Zean.

Keluarin komentar kalian guys😄🥴

Follow My IG👇
qn_vhi17

My Sweet Husband [Selesai]Where stories live. Discover now