07. Bersedia Menikah

3.1K 213 1
                                    

Zean mengejar Nadira yang baru keluar dari kamar ibunya, ia memegang tangan Nadira dan menariknya, alhasil Nadira berbalik dan berhadapan lansung dengan Zean.

"Nad," panggil Zean lembut.

"Maaf kalau saya menolakmu, saya tidak punya maksud apapun, saya hanya—" Belum selesai Nadira bicara tapi sudah di potong oleh Zean.

"Saya ingin menikah dengan kamu," ucap Zean mantap. Nadira menatap tak percaya ke Zean, ia tau bahwa ibunya sakit dan menginginkan ia menikah dengan Zean, dan Zean menyetujui itu.

Nadira Pov.

Aku tak tau harus menerima apa tidak, sejujurnya aku juga merasa nyaman berada di dekat Zean, tapi aku juga tidak ingin menikah tanpa dasar cinta.

Dan aku juga belum bicara terhadap dua orang penting di dalam hidupku, yaitu Nabila dan dan Nadiya. Aku harus meminta persetujuan mereka, mereka menerima Zean apa tidak.

"Saya gak mau Zean." Ya aku menolaknya untuk kedua kalinya, aku memantapkan hatiku untuk tidak menerima pernikahan itu. Dan aku juga masih sadar diri aku tak sepadan dengan Zean.

"Kenapa?" tanyanya seraya mengenggam tangaku. Aku melepas tanganku dengan kasar dan memanglingkan wajahku, aku tak sanggup bila melihat wajah Zean.

"Tapi kenapa Nad?" tanya ia sekali lagi. Aku berani menatap Zean sekarang air mataku jatuh, aku tak sanggup.

"Bukankah kamu udah tau, alesannya," ucapku yang mulai terisak. Dan dia kembali mengenggam tanganku.

"Ya, saya tau alesannya, saya mencintaimu Nadira. saya mau kamu menjadi istri saya Nad ... apa lagi yang kamu minta ... Nadiya, saya juga menganggap Nadiaya sebagai anak saya, kamu tau itu," katanya, aku lansung menatapnya sambil tertawa sinis, dia bicara cinta yang tak semestinya datang dalam waktu sekejab ini.

"Hahahh kamu lucu Zean, kamu bicara cinta sekarang itu tidak masuk akal, kita baru kenal masa kamu lansung cinta sama aku itu gak mungkin Zean, berhenti membual aku tau kamu kawatir sama ibu kamu, dan kamu ingin bahagia tapi gak gini caranya Zean," ucapku panjang lebar, agar dia juga mengerti kalau pernikahan bukanlah permainan.

"Nad, saya mencintai kamu bukan karna Mama, tapi karena saya melihat kamu, sifatmu dan saat pertama kali saya melihatmu saya udah jatuh cinta," ucapnya, aku mendongak melihat matanya yang menunjukan ketulusan, tapi aku masih ragu, apakah aku harus menerimanya? Atau tidak? Entahlah aku masih bingung dengan keputusanku.

Nadira pov off

Zean masih mengenggam tangan Nadira, menyalurkan perasaannya yang sekarang berharap agar Nadira percaya bahwa ia telah mencintai Nadira dengan tulus. Ia ingin menikah dengan Nadira dan itu bukan karna Mira, tapi karna cinta yang sudah tumbuh di hatinya.

Secepat itukah? Entahlah Zean tak tau, tapi bukan cinta datang bisa kapan saja? Dan apakah Zean salah mencintai Nadira secepat ini?

"Aku gak bisa jawab sekarang, karna aku harus tanya Nadiya dan Nabila," ucap Nadira. Senyum Zean merekah mendengar itu, itu tandanya secara tidak lansung Nadira menerima lamaran Zean.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Diva yang baru datang dari kantin.

"Kita gak ngapain-ngapain kok," ucap Zean, yang mendapat senyum menggelikan dari Diva.

"Hayo ... kakak habis godain kak Nadira kan," goda Diva.

"Sok tau," ucap Zean sambil menyentil dahi Diva.

"Nadiya, kok beli jajan banyak banget sih," tegur Nadira yang melihat Nadiya di gendongannya Dava, sedang tangan satunya memegang kresek yang di pastikan itu belanjaannya Nadiya.

"Tadi Nadiya udah gak mau, tapi tante Diva yang nyuruh," ucap Nadiya dengan menundukkan wajahnya merasa bersalah.

"Udah kak, gak papa sekali-kali 'kan, lagian 'kan aku pengen anaknya aku itu mirip sama Nadiya biar lucu," ujar Diva sambil mengelus perut ratanya.

Sedang semua yang ada di sana tertawa mendengar ucapan Diva tadi, memang Nadiya lucu yang membuat siapa saja melihat anak itu lansung jatuh cinta.

•••••
Nadira kini telah berada di rumahnya, duduk bersama Nabila yang sedang bermain dengan Nadiya, ia ingin bilang soal lamaran Zean tapi ia takut.

"Em ... Bil gimana sekolah kamu?" tanya Nadira.

"Baik kok kak," jawab Nabila.

"Bil, kakak mau ngomong samau kamu," kata Nadira.

"Ngomong aja kak, Nabila dengerin kok."

"Bil, kakak di lamar sama Zean," ucap Nadira. Dan seketika fokosnya Nabila teralihkan ke pada Nadira.

"Emm kakak tau ini terlalu cepat tapi ini permintaan mamahnya Zean. Dia sakit jantung dan dia pengen kakak jadi istri kak Zean." Nabila yang mengerti lansung menggangguk.

"Jujur kakak gak mau nerima ini, karna kakak gak mau cuman kakak yang di anggap, sedangkan kamu dan Nadiya tidak kakak takutin itu, terus apa jawaban kamu?" sambung Nadira.

"Kak, Nabila itu terserah kakak, bahagia kakak bahagia Nabila juga, jujur aku setuju kalo kaka nikah ama kak Zean karna aku liat dia bukan hanya sayang sama kakak, tapi juga sama Nadiya. Tapi aku juga gak mau kakak nikah karna paksaan aku mau kakak nikah dengan cinta kakak, dan tampa paksaan dari siapapun," jawab Nabila panjang lebar, ia akui kalau ia juga senang dengan Zean karna kedatangannya di keluarganya Nadiya bisa merasakan seorang ayah, bagaiman Nabila bisa tau? Itu karna tetangga yang bercerita kepadanya.

"Kamu setuju kalo kakak sama Zean?" tanya Nadira memastikan takut telinganya salah dengar.

"Iya kak, aku setuju tapi itu keputusan kakak," ucap Nabila dengan senyum merekahnya.

"Nadiya mau gak punya papa kayak om Zean?" tanya Nabila ke pada Nadiya.

"Iya Nadiya mau, soalnya Nadiya udah sayang sama papa Zean," ucap Nadiya yang membuat senyum terbit di bibir Nabila dan Nadira. Dan Nadira putuskan untuk menerima lamaran Zean.

Nadira tak tau ini keputusan yang tepat atau tidak, yang pasti ia akan berusaha untuk menerima Zean, melihat Nadiya yang senang dengan keberadaannya, dan juga Zean menyayangi Nadiya layaknya anak berbeda dengan Viko yang menyuruhnya untuk membuang Nadiya.

Nadira pun lansung mengambil  heanponenya dan lansung menelfon Zean untuk mengaabari keputusannya, tak perlu menanti lama karna Zean lansung mengangkat telfon dari Nadira.

"Halo Zean, saya mau mengabari kalau saya mau menikah dengan kamu."

—————-
Dah lah gak tau mau bilang apa😪

Follow My IG👇
qn_vhi17

My Sweet Husband [Selesai]Where stories live. Discover now