23. Pembelaan Zean

2.9K 145 4
                                    

[MY SWEET HUSBAND]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[MY SWEET HUSBAND]

Nadira mengerjap pelan kala sinar sang surya memaksa masuk ke dalam netranya, dan ia juga merasakan basah dikedua pipinya, dua orang beda kelamin itu terkekeh geli karena berhasil membuat tidur Nadira terganggu.

"Bunda ayok bangun," ucap Nadiya yang terus mencium pipi kiri Nadira hingga Nadira membuka mata dan kaget melihat wajah Zean yang tepat berada di atasnya tak lupa senyum manisnya.

"Yeyy bunda bangun!" pekik Nadiya dan Zean bebarengan, Nadira bangun dari rebahannya dan mengucek matanya, memastikan bahwa yang berada di depannya ini benar-benar Zean.

"Sayang kamu mandi gih, Papa 'kan mau ngajak jalan-jalan," ucap Zean sambil mengelus rambut Nadiya, Nadiya mengangguk ia pun lansung turun dari ranjang dan berlari ke arah kamar mandi.

Nadira membuang muka dan hendak turun namun sebelum itu Zean lansung menidurkan Nadira kembali dan menidihnya membuat Nadira kaget diabuatnya.

"Ish ... Awas Zean aku mau bangun! Berat ih!" Nadira terus memberontak dalam kukungan Zean, hatinya masih sakit kala mengingat kejadian yang diharapkannya adalah mimpi namun naas itu bukan mimpi melainkan nyata.

"Maaf." Suara lirih dari Zean membuat Nadira berhenti memberontak, ia mendongak melihat wajah Zean yang memelihatkan. Sedih, kecewa, dah lelah, lelah dengan hidup ini yang seakan mememainkannya.

Tangan Nadira terulur memegang pipi Zean dan mengamati wajah Zean yang di bawah matanya terdapat kantung mata, sudah dipastikan Zean tak tidur semalaman.

"Kamu gak tidur?" Pertanyaan dari Nadira sontak membuat Zean semakin merasa bersalah dan tanpa sadar menintikan air mata.

"Lho kok malah nangi, kenapa hem?" Lagi Nadira bertanya pada Zean sambil mengelus pipi pria itu, merasa tak ada jawaban Nadira membawa kepala Zaen dalam pelukannya dan tepat pada saat itu tangis Zean tak bisa dibendung.

"A-aku minta m-maaf." Tiga kata yang mampu membuat pergerakan Nadira yang mengelus kepala Zean terhenti, tanpa sadar Nadira juga menitikkan air mata ia bisa rasakan sakit hati pada keduanya, Nadira tau Zean juga sakit dalam pernikahan kedua ini sama dengannya.

"Stop gak usah nangis," ucap Nadira sambil terus menyslisir rambut belakang Zean, Zean menatap wajah Nadira yang tersenyum manis tangan kokohnya menghapus air mata Nadira yang tersisa.

"Please, jangan buang air mata kamu lagi demi aku," ucap Zean sambil mengelus pipi mulus Nadira.

Walau dengan air mata yang masih mengalir Nadira tetap mengangguk, dan juga membalas memegang pipi Zean yang masih tersisa sedikit air matanya.

"Aku kangen kamu." Nadira diam tak tau harus jawab apa, ia tau maksud dari kata Zean tadi, hatinya masih sakit atas apa yang terjadi. Tapi sekarang Zean malah mengajaknya berhubungan ia bisa saja menolak namun ia takut malah menyakiti hati Zean, karena itu memang tugas seorang istri melayani suami kapanpun itu dan dimanapun itu, yang penting itu tak melenceng dari syari'at islam.

"Kenapa? Kamu gak mau lagi ya, berhubungan sama aku?" tanya Zean lirih, seharusnya ia sadar Nadira pasti tak mau berhubungan denganya setelah kejadian ini.

Zean meringsut mundur perlahan dari tubuh Nadira, takut bila nafsunya semakin menjadi bila terus berdekatan dengan istrinya itu, entah kenapa bila melihat Nadira Zean selalu ingin berhubungan.

"Yaudah kamu siap-siap gih, aku mau ngajak kamu sama Nadiya ke suatu tempat," ujar Zean sambil terus meringsut mundur dari atas tubuh Nadira, namun cekalan tangan tangan di lenganya membuat ia berhenti bergerak dan kembali menoleh ke Nadira, tarikan dari Nadira membuat Zean kembali pada posisi semula dan melihat ke dalam mata Nadira.

Zean melototkan matanya kala benda kenyal milik Nadira hinggap di bibirnya, dengan senyum manisnya Zean membelas itu, satu tangannya menelusup tengkuk Nadira hingga kepala Nadira berada di lengan Zean, tangan Nadira meremas rambut belakang Zean menikmati setiap sentuhan dari Zean.

"Papa sama Bunda ngapain?"

•••••
Pagi ini keluarga kecil Zean sarapan bersama, keluarga itu sangat hangat seakan tanpa beban, setelah kejadian di mana mereka yang sempat ketahuan sedang berciuman oleh Nadiya membuat mereka sama-sama canggung. Sampai kedatangan seorang wanita dan anak kecil membuat suasana berubah.

"Ih sayang kok kamu gak tungguin aku sih," ucap Raya manja sambil berhelanyut manja pada lengan Zean.

"Bisa lepasin gak, saya lagi makan ini," ujar Zean dingin, dan itu berhasil membuat Raya cemberut kesal, matanya melirik ke arah Nadira yang sedang membantu memotong ayam dipiring Nadiya.

"Emm ... Nad, boleh minta ambilin aku nasi dong, sekalin sama anakku," suruh Raya santai, tatapan Nadira bertanya ke arah Raya yang sedang tersenyum manis.

Brak!

Semua terkejut mendengar Zean yang menaruh sendok mengebrak meja dengan kasar, Nadiya dan Kinara sampai gemetaran mendengar itu. Tanpa kata Zean bangkit berjalan ke arah Nadiya dan Nadira dan lansung menggendong Nadiya dan mengengam tangan Nadira, membawanya mereka berjalan ke luar.

"Jangan pernah memyuruh istrinya saya apapun itu, karena dia adalah Nyonya Albaretha Alxander di sini, jadi ingat kedudukanmu!" desis Zean di samping tubuh Raya yang menegang.

Zean pergi dari sana membawa Nadira dan Nadiya, meninggalkan Raya yang sedang menahan kesal karena sikap Zean tadi, Kinara yang tak mengerti akan situasi hanya mengerjap pelan saja, anak Raya itu sungguh polos.

[ B E R S A M B U N G]

Aha aku comback guys😙😙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aha aku comback guys😙😙

Jangan lupa Vote 🗳️

Follow My Ig 👇
qn_vhi17

Salam Manis💋
Zenad❤

Evi_Rs

My Sweet Husband [Selesai]Where stories live. Discover now