24. Cerita Zean

2.8K 125 4
                                    

[MY SWEET HUSBAND]

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

[MY SWEET HUSBAND]

Zaen Pov

Malam ini adalah malam pertamaku bersama Adelia Soraya, kesalahanku pada malam itu membuat aku harus menikahinya, pernikahan ini bukan hanya menyakiti Nadira Efendi istri pertamaku tapi juga menyakitiku.

Aku mondar mandir di dalam kamar, gelisah hati menunggu Nadira yang tak kunjung masuk ke dalam kamar, setelah acara pernikahanku tadi aku tak melihat Nadira dan itu membuat hatiku tak tenang.

Ceklek!

Suara pintu kamar terbuka, dengan wajah bahagia aku menyambutnya berharap yang masuk adalah Nadira, namun senyumku lansung luntur kala yang masuk bukanlah Nadira melainkan Raya dengan senyum menjijikannya.

"Ah ... sayang, kamu menungguku sudah tak sabar ya," ucapnya seraya berjalan ke arahku dan lansung memelukku, namun aku cepat-cepat melepaskannya jangankan memeluknya melihat wajahnya saja membuat aku muak.

"Berani sekali kamu datang ke kamar ini!" sentakku padanya, namun bukannya takut dia malah tertawa garing.

"Kamar kita sayang." Sungguh aku muak dengannya, sebutan sayangnya membuat aku ingin muntah saja, kalau Nadira yang mengucapkannya mungkin aku akan senang.

"Cih! Percaya diri sekali kamu, sekarang pergi dari kamar saya dan berhenti memanggil saya sayang!"

Raya menatapku dengan sorot yang tak bisa ku artikan, tangan kanannya mengelus perut ratanya, aku semakin bingung dengan keadaan ini bisa saja aku menyeretnya keluar, namun Nadira pasti akan marah bila melihat aku berlaku kasar padanya.

"Zean, bisa tidak kamu bicara sama aku dengan lembut, aku lagi ngandung anaknya kamu loh," ucapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca, namun aku tak peduli.

"In Your Dream! Dan jangan harap saya mengakui anak itu, kalau bukan karena Nadira saya tidak akan menikahimu dan ingat setelah anak itu lahir saya akan melakukan tes DNA kalau anak itu terbukti bukan anak saya, jangan harap kamu akan mendapatkan sepersen pun harta saya! MENGERTI!" ucapku padanya, setelah itu aku keluar dengan emosi yang membucah.

Brak!

Aku menutup pintu kamar yang dahulu ditempatiku dan Nadira dengan kasar, mengusap wajahku dengan kasar saat ini aku diambang frustrasi di diami oleh Nadira dan samua keluargaku, apalagi Nabila yang berstatus adik iparku dia terus menampakkan wajah dinginnya bila bertemu dengaku, dan semua ini hanya gara-gara RAYA.

"Bibi, kamu melihat Nadira?" tanyaku pada bi Wahyu, pembantu yang sudah bekerja di sini selama 24 tahun, tak sengaja tadi aku melihat dia berjalan dan aku menyakannya.

My Sweet Husband [Selesai]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora